Mohon tunggu...
KEKUNOAN.COM
KEKUNOAN.COM Mohon Tunggu... -

Majalah Kesejarahan Kekunoan yang Kekinian

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Peran Penting Malang dalam Percaturan Sejarah Jawa Masa Hindu-Buddha

2 Juli 2017   19:33 Diperbarui: 2 Juli 2017   19:37 1904
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Arca Nandi di areal candi Singosari

 

Jika benar demikian, maka untuk kedua kalinya Malang terpilih menjadi ibu kota kerajaan besar di nusantara.

Pilihan terhadap daerah utara Brantas sebagai ibu kota negara ini didasari beberapa pertimbangan:

  1. Telah adanya sistim sosial budaya yang teratur di daerah ini sejak abad VIII dengan keberadaan kerajaan Kanjuruhan sebelumnya, sehingga lebih mempermudah pengembangan kerajaan karena tidak harus memulai dari awal lagi.
  2. Lokasi Malang yang diiris-iris oleh sungai sangat cocok dijadikan kedatwan/ kedatuan karena Mpu Sindok membutuhkan lokasi yang aman sebab basis pemerintahan baru saja dipindahkan dari Jawa tengah ke Jawa timur
  3. Sejak masa pemerintahan Balitung, Kanjuruhan bukan lagi sebagai kerajaan melainkan turun status menjadi kerajaan vasal, atau kerajaan bawahan Mataram. Ini mengindikasikan bahwa Mataram telah memiliki basis kekuatan di daerah Malang sedari satu abad sebelumnya. Kemungkinan pada saat itu Mataram telah menaklukan kerajaan yang lebih kecil yaitu Kanjuruhan dan dengan demikian mengakhiri status kerajaan tersebut menjadi kerajaan bawahan saja.

Pada abad XIII Malang kembali tampil dalam kancah sejarah Jawa, yakni dengan menjadi ibukota kerajaan Tumapel. Antara masa pemerintahan Ken Angrok hingga awal pemerintahan Wisnuwardhana ibu kota Tumapel berada di Kutha Raja.

Kakawin Negarakretagama menuliskan sebagai berikut:

"Suatu daerah yang subur makmur di sebelah timur gunung Kawi// disitulah putra Girindra menjadi pemimpin// menggirangkan budiman, menaklukan para penjahat, mendirikan negara, semua rakyat patuh kepadanya//Ibukota negara bernama Kutha Raja, Ranggah rajasa nama gelarnya" (Pigeaud, 1960b: 45)

Berdasarkan informasi itu, Kutharaja berlokasi di sebelah timur gunung Kawi bukan di timur gunung Arjuna. Bila mencermati penuturan "pararaton', daerah di timur gunung Kawi itu mengarah pada bentang wilayah dari kota Malang ke selatan, bukan sebaliknya dari kota Malang ke utara. Daerah Malang utara lebih tepat bila dinyatakan berada di timur gunung Arjuna. Pendapat ini untuk menjelaskan bahwa pusat kerajaan Tumapel belum tentu di Singosari, sebelah utara Malang sebagaimana diakui secara luas kini.

Lalu dimanakah lokasi Kutharaja dahulu berada?

Penempatannya di kota Malang memiliki beberapa alasan. Pertama, kota Malang berada tepat di timur gunung Kawi, sedangkan Singosari berada di di timur gunung Arjuna. Kedua, peta rupa bumi terbitan tahun 1811 menyebut kota lama dengan nama "koetoredjo", unsur nama 'redjo' bisa memiliki dua kemungkinan: (a) berarti ramai, (b) perubahan dari 'radja' menjadi 'redjo'. Jika kemungkinan kedua benar, berarti kadatwan Tumapel yang berada dalam Kakawin Negarakretagama disebut 'Kutharaja' bisa dilokasikan di dusun Kuthobedah Kelurahan Kota Lama. Ketiga, di wilayah kota Lama bertemulah sungai Brantas di sebelah barat dan kali Bango di timur. Sebelum bertemu Brantas, kali Bango yang mengalir dari utara ke selatan bertemu dengan kali Amprong yang mengalir dari timur ke barat. Topografi Kutobedah yang membukit, ditambah dengan 3 aliran sungai menjadikannya cocok untuk pertahanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun