HARUS MELAWAN
Pemerintah tidak boleh “tenggelam” dalam praktek kodok; karena USD telah semakin menghancurkan IDR; dan pemerintah juga tidak boleh bertindak kaku dimana “hanya boleh” melakukan kebijakan yang “ber-mempertimbangkan” luar negeri dan elit; sebab olehnya justru pemerintah menunjukkan bukti kepanikan internal karena tidak ketemu jalan untuk mengendalikan USD.
Pemerintah yang kuat bukan tunduk pada kemungkinan-kemungkinan, tetapi berdaya dan bertenaga untuk mengatasi kemungkinan-kemungkinan. Pemerintah itu aktif, menyelesaikan persoalan; bukannya pasif; mengalah pada kedudukan.
MELAWAN DEGRADASI UNTUK KESEJAHTERAAN
Logika sederhana seharusnya dijadikan titik tolak tindakan pemerintah mengatasi persoalan USD yang menghancurkan perekonomian Indonesia; yaitu : saat Premium IDR 6.500, maka USD ada di bawah 10.000. Jadi jika Premium dikembalikan lagi ke IDR 6.500, maka USD akan turun pula ke bawah 10.000.
Sebab apa beda beras tahun 1913 yang berharga 5 sen per liter dan beras 2015 ini yang berharga 10.000 per liter? sama saja nasi, sama saja kenyang.
Apa beda uang 1996 IDR 2000/USD dan uang 2015 IDR 14500/USD? sama saja kertas, sama saja lapuk.
yang bikin beda adalah barang tetap sama sedangkan uang beda harga. Salah siapa benar siapa?
Pemerintah terjebak pada pikiran, bahwa menaikkan harga BBM maka ekonomi negara akan stabil sebab ada penyelamatan subsidi; padahal justru yang terjadi adalah sebaliknya.
Menaikkan harga BBM akan menaikkan biaya transportasi; naiknya transportasi menaikkan harga barang; menaiknya harga barang menurunkan nilai matauang; melemahnya matauang menurunkan daya beli rakyat; menurunnya konsumsi rakyat melemahkan ekonomi negara.
Jika pemerintah berani;; maka menurunkan harga BBM akan menurunkan biaya transportasi; menurunnya transportasi akan menurunkan harga barang, menurunnya harga barang akan menaikkan nilai matauang, menguatnya nilai matauang akan menaikkan daya beli rakyat; menaiknya konsumsi rakyat akan menguatkan ekonomi negara.