PRIORITAS
Menyambung tulisan tanggal 8 Agustus 2014, “Sekolah Ilmu Indonesia – Sekolah Moral Indonesia”, bukanlah berlebihan jika pendidikan Indonesia harus memulai sesegera-segeranya merepublikasi pendidikan secara drastis.
Jika pendidikan moral terterapkan dalam pendidikan, maka jangankan korupsi di masadepan, tawuran dimasa sekolah seperti sekarang pasti tidak akan terjadi.
Tidak bisa berlama, pemerintahan sekarang harus menetapkan kurikulum baru yang mengutamakan mendidik generasi untuk bermoral yang sama kuat dan sama kualitas dengan mendidik generasi untuk menjadi pandai.
Berprinsip pada psikologis alami yaitu manusia bermoral pasti pandai, sebaliknya manusia pintar belum tentu bermoral, maka konsep perbaikan kurikulum pendidikan pemerintahan baru harus berbasis moral diatas pintar.
Sekedar mengulang tulisan terdahulu, murid yang bermoral akan terus menghormati gurunya walaupun kepintarannya sudah melebihi guru, sebaliknya, murid yang tidak bermoral menghina gurunya yang bodoh karena ia sudah pintar.
Perjuangan hidup rakyat Indonesia yang mau memelihara dan menjalankan ajaran luhur nenekmoyang maupun prinsip-prinsip Pancasila sebagai standardisasi moral lebih tersebabkan oleh kesadaran pribadi. Sementara para petinggi pendidikan tidak memiliki perhatian pada moral apa yang akan disediakan bagi generasi selanjutnya.
Berterimakasih kepada pendidikan Indonesia atas semua kesusahan dan kesulitan dalam upaya yang telah dilakukan selama ini, namun daridalamnya terikat kekurangan utama sehingga kesemrawutan bangsa terjadi sampai sekarang pula. Akibat ketelodoran sebagian pemimpin yang terkulminasi dalam kementerian pendidikan, yang tidak berhasil mendidik mayoritas murid Indonesia menjadi manusia yang pancasilais, dan tidak mampu menanamkan pelajaran dan memelihara warisan para leluhur, sehingga bangsa ini terlihat lebih banyaknya orang pintar tanpa moral.
Pelaksana pendidikan Indonesia mayoritas memilih lebih baik pintar yang didahulukan sedangkan moral bukanlah hitungan. Akibatnya, drama mengerikan bergantian terjadi setiap hari di kehidupan berbangsa dan bertanah air di Indonesia.
PANCASILA
Padahal para pendiri Republik Indonesia telah mewariskan konsep sejati untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari untuk melangsungkan Indonesia ke masadepan dengan sejahtera melalui Pancasila.
Menghadapi semua peristiwa yang menyedihkan terjadi di Indonesia, hampir semua perbincangan menyimpulkan dengan prihatin harus dicarikan jalan untuk menghentikan tawuran, menghentikan kemesuman, menghentikan korupsi, dan berbagai kejahatan lainnya, namun kembali pula, segala kesimpulan selalu hanya sampai pada “tanggungjawab orangtua”. Begitu kuat pemikiran yang tersampaikan bahwa moral adalah tanggungjawab orangtua, sedangkan pendidikan hanya bikin anak pintar.
Tidak ada manusia Indonesia yang tidak tahu bagaimana idealnya orangtua di Indonesia mendidik anak, tetapi semua orang seperti lupa bahwa waktu terlama anak dalam sehari-harinya, adalah melakukan kegiatan pendidikan dan keterkaitannya.
Kurikulum yang tidak tertuju pada pembangunan moral anak tidak akan menghasilkan manusia Indonesia yang bermental bagus dan bermoral baik. Kurikulum Indonesia yang berbasis kepandaian ilmu, hanya akan membuat manusia Indonesia masadepan yang lebih menjadi-jadi sebagai manusia yang hanya berfokus pada diri sendiri, kepandaian diri sendiri, dan pemenuhan keperluan diri sendiri.
Manusia Indonesia yang diwisudakan oleh pendidikan Indonesia nantinya akan lebih hebat dalam melakukan segala upaya, menghalalkan segala cara, yang memburuk dan terus semakin memburuk dengan bertambahnya tahun.
Sementara hanya sedikit orang Indonesia yang berjuang untuk membuat lurus negeri ini, mayoritas manusia berpendidikan di Indonessia akan semaksimalnya pula mengkreasi jurus-jurus tipu yang selalu baru untuk terus membengkokkan perjalanan negeri ini.
Tanda terutama kegagalan sebuah sistem pendidikan adalah perlakuaan kejahatan kemanusiaan yaitu pemerkosaan, pembunuhan, perampokan, narkoba, dan korupsi berjalan tanpa berdosa, kemudian keputusan hukum yang terjadi tidak berdiri diatas kepatutan, keadilan, dan kebenaran.
Sebodoh-bodohnya manusia yang bermoral, tidak akan melakukan satu dari lima kejahatan kemanusiaan ini. Tetapi sebaliknya, berapa jumlah orang pintar yang jatuh dalam kejahatan itu?
Bagaimana dengan kejahatan umum lainnya?
Apakah selama kita hidup di Indonesia ini, kita tidak pernah melihat orang yang samasekali tidak beruntung mendapatkan pendidikan sekolah, namun ia berlaku moral dalam semua tindakannya, dan betapa ia lalu menjadi manusia yang beruntung sebab kehidupannya berjalan didalam ketakwaan? Memang terlalu sedikit, namun mereka adalah inspirasi moralitas.
Pada saat yang sama, terlalu banyak manusia Indonesia mempertontonkan berbagai kejahatan sebagai sesuatu kebiasaan yang membanggakan, dan itu jadi teladan karena ditiru terus manusia Indonesia yang lain.
Lalu Indonesia sekarang yang sudah seburuk ini, hampir di segala sisi kehidupan berjalan dengan ketidakjujuran, segala tindakan dan hasil selalu tertuju pada kepentingan sendiri, masakah pemerintah yang sekarang lalu tidak sensitif pada persoalan masadepan yang akan lebih buruk?
Pendidikan Indonesia jika tidak dikembalikan kepada pendidikan berasas Pancasila, maka Indonesia di masadepan hanya akan tinggal tercatat diatas kertas sejarah.
Menegaskan kembali dan sangat pasti, bahwa pendidikan Indonesia sekarang ini bisa menyelamatkan Indonesia di masadepan, walaupun hanya dengan satu, dan satu-satunya cara.
Indonesia harus meninggalkan arogansi, kebanggaan, kehebatan, dan keagungan diri pribadi, kelompok, golongan, maupun suku; lalu kembali kepada republikasi pendidikan Indonesia, yaitu menyatu sebagai bhinneka tunggal ika, kemudian masuk kedalam tubuh, jiwa, dan roh Pancasila.
Pancasila adalah standardisasi moral tertinggi di dunia. Jika Pancasila diterapkan di seluruh dunia, maka dunia ini akan menjadi sebuah dunia yang ideal, dimana semua manusia akan hidup dalam kebahagiaan dan kesejahteraan bersama.
Lepas dari semua perjalanan sehingga Pancasila bisa dibentuk sebagai ideologi negara yang berjalan berkembaran dengan UUD 1945 sebagai dasar negara Indonesia oleh para pendiri republik Indonesia ini, tetaplah hidup yang ideal menjadi satu-satunya tujuan sebagai manusia yang beradab dan bermoral. Dan Pancasila mengantar manusia kepada kesejahteraan hidup yang bermoral, beradab, dan berkeadilan.
Betapa disesalkan, pendidikan Indonesia mengabaikan dasar hidup yang ideal ini yang justru diproklamasikan oleh Indonesia sendiri.
MORAL
Pendidikan Indonesia berbasis moral ini, dilakukan serentak diseluruh PAUD dan TK di seluruh Indonesia tanpa kecuali, dan setiap tahun semua anak PAUD dan TK itu berkembang dengan pendidikan moral yang mendominasi pikirannya.
Setiap tahun pendidikan berbasis moral yang sama dikombinasikan kepada pendidikan kakak-kakak kelasnya yang berkurikulum lama, saya sangat sangat dan sangat yakin dan percaya, tahun kedelapan sejak kurikulum dimulai, semua anak pendidikan Indonesia dari PAUD sampai perguruan tinggi akan menjadi penasihat kebaikan bagi orang-orang dewasa di Indonesia.
Terlalu naïf, jika kita bilang orang dewasa tidak bisa diperbaiki kelakuannya apalagi hanya oleh anakdidik Indonesia.
Selanjutnya, keberlangsungan Indonesia menuju masadepan ada dalam jalan kesejahteraan yang cemerlang.
Tulisan ini saya sampaikan lebih khusus kepada pemerintahan terpilih, apakah Presiden Joko Widodo mau peka pada kelangsungan hidup yang baik bagi cucu-cicit Indonesia di masadepan?
Tidak ada cara lain untuk membentuk manusia Indonesia yang ideal di masadepan, kecuali republikasi pendidikan, menyeluruh serentak di Indonesia, dimulai di tingkat terdasar pendidikan anak, PAUD dan TK, kurikulum pendidikan berbasis moral yaitu pengembangan karakter anak Indonesia yang berpancasila.
Selain ini, tidak ada jalan lain.
(BERSAMBUNG)
Salam Indonesia Sejahtera
Tuhan memberkati Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H