Mohon tunggu...
Indoensia Pos
Indoensia Pos Mohon Tunggu... Editor - Pegiat Media Sosial
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis yang ingin menjadi manfaat untuk orang lain

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Update Seminar Ngobrol Bareng Legislator: "Menjadi Netizen Bijak di Media Sosial"

28 Februari 2024   21:48 Diperbarui: 28 Februari 2024   22:02 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jakarta - Seminar Ngobrol Bareng Legislator sukses diselenggarakan pada hari Rabu, 28 Februari 2024 melalui platform zoom meeting. Seminar online ini merupakan program kegiatan yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI). Tema yang diusung adalah "Menjadi Netizen Bijak di Media Sosial", bertujuan untuk mendorong masyarakat agar mengoptimalkan pemanfaatan internet sebagai media informasi, sarana bisnis dan memanfaatkan peluang dari industri digital. Pada pelaksanaanya, kegiatan seminar diawali dengan pembukaan, pemaparan materi, sesi tanya jawab, dan diakhiri penutup serta sesi dokumentasi.

Acara ini dihadiri tiga narasumber yang luar biasa berkompeten di bidangnya. Ini berdasarkan dari latar belakang masing-masing narasumber yang bertujuan untuk membahas tema yang terkait.

Sebagai pengantar, Drs. Utut Adianto yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi I DPR RI memberikan pemahaman mengenai beberapa hal mengenai sudut pandang dalam melihat seberapa bijak masyarakat. Ini dapat dilihat melalui pandangan pemerintah maupun agama. Di masyarakat banyak terjadi perbedaan-perbedaan hingga ke unit inti keluarga. Namun, dalam hal ini menjadi penting bahwa antara pemerintah dan pemuka agama berperan penting memberikan sosialisasi bahwa bijaknya seseorang dapat dilihat dari bagaimana cara mereka menghargai perbedaan mulai dari warna, suku, ras dan agama. Karena perbedaan tersebut yang justru menjadikan Indonesia sebagai negara yang terdiri dari banyak wilayah dan perbedaan yang disatukan oleh Pancasila dan UUD 1945.

Ia menyampaikan bahwa bijaknya seseorang dalam bermedia sosial dapat ditandai dengan bagaimana mereka mengolah informasi secara bertanggungjawab. Artinya masyarakat dapat mengelola berita dan informasi secara baik dan produktif. Kemudian, masyarakat dapat menghindari informasi yang sumbernya tidak jelas. Ini diperlukan mengingat bahwa hoax akhir-akhir ini meningkat sepuluh kali lipat. Ia juga mendorong masyarakat agar dapat mengetahui modus-modus penipuan lainnya yaitu informasi palsu, phising, doxing maupun bullying. 

Selanjutnya, Pegiat Literasi Digital, R Wijaya Kusumawardhana, S.T, MMIB sebagai narasumber kedua ia memberikan sosialisasi terkait percepa ia menambahkan terkait sosialisasi dari pemerintah terkait percepatan literasi digital. Ini mencakup 4 pillar yaitu kecakapan digital, keamanan digital, etika digital dan budaya digital. Tidak hanya itu, tambahan lain juga diberikan terkait tips bijak dalam bermedia sosial yaitu harus santun, selektif, tidak menyebarkan data privasi orang, sadar akan pemilu maupun waspada terhadap provokasi.

Materi penutup disampaikan Anton Zulkarnain Sianipar, M.Pd sebagai seorang akademisi dan ketua LPPM STMIK Jayakarta menyatakan bahwa dalam bermedia sosial, kita harus sadar bahwa dunia maya berpotensi memberikan pengaruh negatif. Ia menambahkan terkait kejahatan di dunia maya apabila kita tidak bijak. Antara lain melakukan perbuatan yang berpotensi pada tindakan criminal dan serta ada nilai-nilai yang terkandung untuk menyebarkan kejahatan. Hal ini harus dimulai dari diri sendiri melalui bagaimana kita mengolah dan memilah data yang ada sehingga tidak menjadi hal negatif.

Simpulan dari ketiga narasumber pada kegiatan Seminar Ngobrol Bareng Legislator ini untuk menjadi netizen yang paham beretika dan bijak di media sosial, kita harus belajar memahami dan menghormati pendapat orang lain. Kita juga sudah semestinya memahami bagaimana menghargai pendapat orang lain di dunia digital. Masyarakat bisa bebas namun tidak melupakan esensi dari kebebasan bahwa kebebasan sendiri bukan berarti kita hanya lepas dari kurungan atau rantai tetapi kebebasan yaitu dengan menghormati dan menghargai secara bebas pendapat orang lain. Seluruh narasumber sepakat bahwa bijak di media sosial harus dimulai dari diri sendiri dalam menghormati dan menghargai pendapat-pendapat orang lain.

.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun