Selamat Siang Kawan!
Membuka Tulisan saya, saya sampaikan salam Salute buat punggawa Timnas U19 yang telah membangun ciri permainan timnas yang selama ini hilang, semoga prestasi akan terus mengiringi langkah-langkah Garuda Muda, terbang tinggi menggapai prestasi. Amin
Apa yang menjadi kekhawatiran banyak orang, bahwa Pengurus KPSI plus yang telah di "legalkan" menjadi pengurus PSSI sekarang, (tentu dengan dukungan pemerintah dan politisi) akan mengulang gaya kepeminpinan "ala NH" dalam mengelola sepak bola Nasional, sedikit demi sedikit menampakan bukti fakta yang nyata, bukan hanya masalah transparansi keuangan menjadi hal yang "tabu" untuk dilakukan, tetapi dalam kepemimpinan pengelolaan organisasi, para Pengurus era sekarang mencoba membangun kembali "puing benteng" yang koyak pada masa lampau dengan strategi "bumi hangus" hal-hal yang mengancam atau tidak selaras dengan keinginan kelompok pengurus sekarang, tidak peduli apakah itu person ataukah klub yang tidak selaras "dibabat habis".
Benteng itu kini telah dibangun kembali untuk melindungi kepentingan para kelompok ini, agar kedepan PSSI dan sepakbola sebagai "magnet" yang seksi untuk pengumpul pundi-pundi rupiah, tidak jatuh ketangan Kelompok yang berseberangan.
Sesungguhnya para pengurus ini sedang mengarahkan lokomotive PSSI kearah yang salah, pengelolaan sepakbola dibangun dan diarahkan bukan ke aspek profesional dan pengembangan, tetapi diarahkan ke arah kepentingan dan keuntungan kelompok, ya BENAR PSSI sekarang sedang membangun Chauvinisme dalam sepak bola, anda bisa bayangkan jika dalam berpuluh-puluh tahun kedepan seorang LNM dan kelompoknya menjadi 'YANG TAK TERSENTUH DALAM SEPAK BOLA"? sungguh mengerikan, dibutuhkan "super Hero" untuk bisa melawan tirani Chauvinisme dalam sepak Bola dan "Tangan TUHAN" , bahkan suara suporter sepakbola pun akan menjadi sia-sia, jika tidak ada "super hero" yang berani melawan "Fight to Fight" dinasti kekuasaan PSSI yang sekarang mulai dibangun kembali, mari kita berdoa, semoga "Keajaiban dan pertolongan Tuhan akan terjadi bagi bangsa yang merindukan prestasi Sepak Bola ini
Kisah strategi "bumi Hangus" yang dijalankan pengurus PSSI sekarang dalam menangani beragam persoalan yang mengancam dan tidak sesuai dengan kepentingan kelompoknya bisa kita lihat bagaimana drama pemecatan Exco PSSI lalu, drama pemecatan Pelatih timnas tak bertanding Mr. Blanco dari Argentina, drama pengambil alihan PT LPIS selaku operator liga resmi yang sekarang masih berlangsung, Drama "bumi hangus" klub-klub pembangkang macam Persebaya, Persema dan Persibo Bojonegoro.
Tapi apakah benar strategi "bumi hangus" kisah-kisah diatas adalah solusi terbaik PSSI sekarang dalam mengatasi masalah? jawabnya TENTU SAJA TIDAK, semua itu adalah penerapan Chauvinisme dalam sepakbola, selalu berusaha menghancurkan penentang kelompoknya untuk memperkuat kelompoknya
Pemecatan Exco PSSIÂ lama adalah pintu masuk "gerbon" KPSI untuk menanamkan orang-orangnya dalam tubuh PSSI dan anda semua bisa lihat faktanya, Kemudian Pemecatan Blanco adalah skenario berliku untuk memberi "karpet merah" pelatih terhebat Alfred Reield untuk kembali menukangi Timnas sebagai politik "balas Budi"
Drama keputusan tidak mengakui Persebaya 1927 sebagai klub yang bertanding resmi di kompetisi PSSI adalah upaya menyingkirkan Klub pembangkang dan memberi jalan Persebaya DU agar bisa merebut hati suara "bonek", harapannya jika suara suporter sudah direbut, maka semua akan terasa indah, seperti cerita arema cronus malang, sepakbola berjalan dan duit mengalir dari sponshor dan supporter dan itu adalah sumber uang dan permainan
Senasib dengan Persebaya adalah klub tua milik warga malang yaitu Persema yang diberi sanksi diskualifikasi dalam kompetisi dan tidak diakui sebagai klub PSSI, membuat manjemen persema membubarkan scuad, dalam sejarahnya klub ini adalah klub plat merah milik pemkot Malang, yang pada masa lampau selalu diasupi dengan APBD, kemudian ada kehendak untuk mandiri.
Maka dimulai era coach Timo, tim ini mencoba membangun tim profesional tanpa APBD, tetapi nasib berkata lain, entah salah urus atau juga minimnya dukungan sponshor dan supporter, tim ini tertatih-tatih dalam mengikuti kompetisi dan memenuhi kebutuhan internal sebuah tim, dan akhirnya seperti kita tahu bersama Persema dihukum diskualifikasi dan tidak diakui sebagai klub oleh PSSI, apakah benar itu mutlak adalah sanksi? ternyata tidak
Tercium kuat konspirasi untuk mendongkel kepemilikan klub yang sudah berupa PT yaitu PT. Singosari Sakti, karena kebanyakan pengelolanya PT tersebut bersebarangan dengan PSSI, karena itu begitu PSSI memberi sanksi mendiskualifikasi dan tidak mengakui klub Persema lama dengan sejarahnya, Berdasarkan kabar dari koran lokal radar Malang, PSSI sudah menyiapkan skenario baru yaitu mendaftarkan Persema 1953 untuk ikut kompetisi divisi III PSSI, siapa pengelola persema 1953 itu? tidak jauh dari Dinasti pengurus PSSI yang sekarang ini berkuasa, dan anda tahu bagaimana sumber keuangan pengelolaan tim Divisi III? yups benar, APBD !! inilah bukti terjadi chauvinisme dalam pengelolaan sepakbola kita
akankah cara seperti ini membawa kebaikan buat sepakbola kita? Mari kita lihat dan Kawal
Malang, 11 Oktober 2013
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H