Mohon tunggu...
TS
TS Mohon Tunggu... Jurnalis - Journalist

Jurnalis, Penulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cinta dalam Kehidupan Mini: Kopi, Tali Sepatu, dan Wifi

15 November 2023   14:41 Diperbarui: 15 November 2023   14:55 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kumpulan Puisi Mini Triani Sandri

"Kau seperti kopi, bagiku; tak sempurna tanpa gula, dan terlalu pahit jika terlalu serius. Kita seharusnya seperti kopi susu, tapi sepertinya kita lebih ke arah kopi item yang lupa tambah gula."

"Mencintaimu seperti mencoba mengikat tali sepatu saat tiduran. Sulit, gak efisien, tapi kadang bikin ketawa sendiri."

"Cinta bagaikan GPS, tapi sepertinya aku selalu tersesat dalam rasa rindu padamu. Mungkin aku butuh 'Love GPS' yang lebih canggih, atau mungkin aku harus memperbarui peta hati."

"Aku mencoba berenang di lautan cinta, tapi entah mengapa aku selalu terdampar di Pulau Friendzone. Mungkin aku harus membawa peta tindakan cinta suatu saat."

"Cinta itu seperti kunci USB, gampang hilang. Jadi, jika kamu menyimpan hati di dalamnya, pastikan backup-nya di tempat yang aman, ya."

"Kalau cinta itu benar-benar buta, aku rasa dia harus pakai kacamata. Atau mungkin sekadar bantuan navi. Ketinggalan jaman, itu yang pasti."

"Jika hidup ini adalah sebuah drama, aku merasa kita adalah karakter sampingan yang sering kelewat akting, atau mungkin kita butuh scriptwriter baru yang lebih humoris."

"Cinta itu seperti kuis tak terduga. Pertanyaannya sulit, jawabannya lebih sulit, dan aku merasa seperti orang yang salah alamat di tengah-tengah pertanyaan cinta ini."

"Aku seperti ponsel tanpa sinyal ketika kau jauh. Selalu mencari-cari dan berharap ada 'koneksi cinta' yang lebih stabil."

"Cinta seharusnya seperti kue, manis dan menyenangkan. Tapi terkadang, kita lebih seperti kue bolu yang kurang telur, agak kering dan tak kunjung matang."

"Jika cinta adalah permainan, aku rasa kita berdua lagi-lagi berada di tim yang sama. Tim yang sering kali kalah, tapi setidaknya kita bisa tertawa bersama di akhirnya."

"Kalau aku bisa mengukur cinta, mungkin aku akan memberimu sejengkal perasaan positif, dua sendok bahagia, dan secangkir ketawa setiap pagi. Sayangnya, cinta tak bisa diukur dengan takarannya yang ada di dapur."

"Cinta itu aneh. Kita bisa menghabiskan waktu berjam-jam mencari 'the one,' tapi terkadang, yang muncul adalah 'the one' pizza dengan extra keju."

"Aku percaya cinta sejati itu seperti wifi, kadang-kadang penuh sinyal, tapi kadang-kadang perlu reboot agar kembali lancar. Jadi, mau reboot bersama-sama?"

Penulis: Triani Sandri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun