"Cinta itu seperti saldo di dompet, kadang melimpah, tapi lebih sering terasa kurang untuk membayar tagihan perasaan."
"Dia bagai novel thriller, penuh dengan teka-teki. Namun, sayangnya, aku tidak bisa menebak ending-nya."
"Perasaan ini seperti senja di ujung kota, indah namun tidak pernah cukup lama untuk dinikmati sepenuhnya."
"Hubungan kita seperti senam pagi, terkadang tidak nyaman, tapi semakin sering dilakukan, semakin terbiasa."
"Dia bagai playlist lagu yang terus menerus shuffle, tak pernah bisa ditebak apa yang akan terjadi selanjutnya."
"Cinta itu seperti cuaca di musim panas, terkadang panas menyengat, namun sesekali hujan membawa kesejukan."
"Dia seperti kamera polaroid, mengambil kenangan indah tapi kadang hasilnya buram dan sulit diprediksi."
"Hubungan ini seperti permainan catur, setiap langkah penuh strategi, tapi seringkali pion yang tak terduga."
"Mencintai dia seperti memainkan puzzle, kadang kau pikir sudah selesai, tapi masih ada satu potongan yang hilang."
"Cinta itu seperti memesan makanan online, terlihat lezat di gambar, tapi ketika sampai, rasanya tidak sesuai harapan."
"Cinta itu seperti wifi di kafe---terkadang terkoneksi, kadang tiba-tiba hilang tanpa pemberitahuan, dan kita hanya bisa berharap ada yang membayar tagihan."