by Bung Iksan HB
Minuman kopi pertama kali dikenal di Korea disinyalir saat Kaisar yang berkuasa saat itu mendapat persembahan minuman kopi dari seorang diplomat Rusia. Dalam sebuah jamuan diplomatik, Antoinette Sontag, saudara ipar duta besar Rusia menyajikan secangkir kopi nikmat kepada Kaisar, seketika Kaisar jatuh cinta pada minuman ini;(ubrukopi). Ada juga yang mengatakan kopi menurut Wiliam H. Ukers dalam bukunya All About Coffe (1922) kata "kopi" mulai masuk ke dalam bahasa-bahasa Eropa sekitar tahun 1600-an dan banyak sekali mengisahkan sejarah kopi.
Tidak dipungkiri bahwa Covid-19 menghentikan pojok pojok kopi di ruangan pertemuan dan bahkan di kedai kedai kopi di setiap sudat kota, Juga ditempat berkumpulnya masyarakat pencinta kopi.
Kopi sebagai media dan strategi Diplomasi dalam setiap mengenalkan budaya dan potensi ekonomi Indonesia di luar negeri. Pendekatan dan penguatan kerjasama bilateral dan multilateral masih relevan dalam melakukan diplomasi kopi.
Kopi juga salah satu komoditas unggulan nasional yang digunakan untuk mempromosikan pariwisata nasional yang mana didalamnya banyak mutiara dan pesona alam yang indah.
Indonesia kini telah menghasilkan Barista barista unggul, kini di seluruh daerah berkembang berbagai macam kedai kopi, baik untuk nongkrong, belajar, bekerja, atau sekedar main game.
Gus Dur dalam nasehatnya tentang kopi, yang menurut beliau pada dasarnya dalam minuman kopi terdiri dari 3 unsur, yaitu Kopi, Gula, Rasa.
Menurut Gus Dur, ketiga unsur dalam minuman kopi tersebut memiliki filosofi yang sangat mendalam yang digambarkan sebagai berikut, dimana Kopi merupakan simbol orang tua/wali, kemudian Gula sebagai sosok guru, dan Rasa merupakan simbol seorang siswa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H