Mohon tunggu...
Dokter Bejo
Dokter Bejo Mohon Tunggu... -

Dokter Bejo, sumber referensi menarik seputar kesehatan, gaya hidup sehat, produk kesehatan, jasa kesehatan, menjawab fakta mitos kesehatan. Jadilah konsumen produk kesehatan yang cerdas! Salam Dokter Bejo

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Prof. dr. Aznan Lelo: Obat Herbal, Kawan, atau Lawan?

1 Maret 2017   10:33 Diperbarui: 24 April 2018   22:03 5540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peserta seminar (dokter umum & spesialis penyakit dalam)

Menarik. Kiprah obat herbal untuk pengobatan diabetes melitus (DM) lagi “hot” diperbicangkan oleh para dokter, akademisi, dan ahli kesehatan. Hal itu tercermin dari apa yang saya dapat dari seminar kesehatan “Peranan Complementary And Alternative Medicine Dalam Manajemen Pengobatan Diabetes Mellitus Tipe 2” yang diselenggarakan oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sumatera Utara, pada 25 Februari 2017 lalu.

Peran obat herbal kini mulai diperhitungkan. Sebagai seorang ahli gizi, saya setuju bahwa kita (sejawat kesehatan) tidak boleh mengesampingkan obat herbal untuk pembantu pengobatan penyakit kencing manis.

Seminar ini makin menarik karena menghadirkan orang-orang hebat antara lain : Prof. dr. Aznan Lelo, Ph.D., Sp.FK., Guru Besar Universitas Sumatera Utara, Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt., Peneliti dari Universitas Gadjah Mada,   drg. Santi Syafril, SpPD-KEMD, FINASIM., Staf Divisi Endokrin Metabolik Rumah Sakit Adam Malik, Medan., dr. M. Bastanta Taringan SpPD, K-EMD, serta 600 dokter umum dan spesialis penyakit dalam.

Dalam diskusi tersebut, disebutkan bahwa penderita diabetes dunia naik menjadi 422 juta jiwa. Tak heran, darurat diabetes pun mulai dikumandangkan. Tahun 2030, pasien diabetes di Tanah Air akan meledak hingga 21,3 juta jiwa. Luar biasa….

Staf Divisi Endokrin Metabolik Rumah Sakit Adam Malik, Medan, drg. Santi Syafril, SpPD-KEMD, FINASIM., mengatakan bahwa satu dari sebelas orang di dunia menurut Laporan International Diabetes Federation  (IDF) 2015 mengidap DM, sedangkan pada tahun 2040 mendatang kondisinya berubah menjadi satu dari sepuluh orang di dunia akan terkena DM.

Laporan IDF 2015 itu juga mencatat posisi Indonesia yang berada diurutan ketujuh sebagai negara dengan jumlah DM terbesar di dunia (usia 20-79). Pada tahun 2040 nanti, peringkat Indonesia akan merangkak ke posisi enam setelah Tiongkok, India, Amerika Serikat, Brasil, dan Meksiko.

Di Tanah Air 90% pasien kencing manis terdiagnosa DM tipe 2. Ironinya, 77% di antaranya tidak menyadari bahwa mereka mengidap DM. Ketidaktahuan inilah yang berisiko menyebabkan komplikasi. Direktur Utama PT Harvest Gorontalo Indonesia, M. Yamin Lahay, S.Si., Apt., menguraikan,ongkos ekonomi akibat diabetes di Indonesia yang harus ditanggung pemerintah mulai dari 2006 – 2015 mencapai Rp 800 triliun.

Data Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) juga mencatat, pasien DM menguasai 30% dari seluruh klaim atau mencapai Rp 20 triliun pada tahun 2016. Dengan berbagai penyakit ikutan tersebut, diabetes bisa dikatakan adalah penyakit berbiaya mahal.

Ada beberapa jenis obat yang dapat digunakan untuk DM tipe 2. Pasien juga mungkin diberikan kombinasi dari dua jenis obat atau lebih untuk mengendalikan kadar gula darah, antara lain; metformin, sulfonylurea, pioglitazone, gliptin, agonis, acarbose, dan insulin. Pengelolaan DM memerlukan penanganan secara multidisiplin yang mencakup terapi non-obat dan terapi obat. Pengidap DM juga harus selalu mengkonsumsi obat untuk menstabilkan kadar gula darahnya.

Di sisi lain, penggunaan obat herbal sebagai alternatif penyembuhan penyakit semakin meningkat di Indonesia karena sebagian besar masyarakat berpendapat bahwa obat herbal tidak mempunyai efek samping. Tapi ironinya, kenapa obat herbal tidak cukup “bersahabat” bagi kalangan dokter untuk diresepkan ke pasien diabetes?

Paparan materi dari salah satu finalis Kick Andy Hero sekaligus Guru Besar Farmakologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (USU),   Prof. dr. H. Aznan Lelo, Ph.D., SpFK., mengatakan bahwa tren penggunaan obat herbal untuk pengobatan di Amerika dan Eropa meningkat tajam. Namun, untuk kondisinya di Indonesia tidak demikian. “Obat Herbal, Kawan atau Lawan?” kata Prof. dr. Aznan ke para dokter.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun