Secara garis besar, Prof. Aznan berpendapat,obat herbal banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia namun kurang diterima dikalangan dokter. Hal itu disebabkan karena adanya keterbatasan dalam penulisan resep untuk sediaan jadi, sementara obat herbal tersedia dalam berbagai bentuk dan memerlukan pengolahan atau peracikan tersendiri sebelum digunakan.
Kebebasan masyarakat menggunakan obat herbal perlu diwaspadai oleh karena obat herbal tidak luput dengan efek yang merugikan, belum lagi interaksinya bila diberikan bersamaan dengan obat modern atau sedia jadi, obat herbal lainnya atau dengan makanan sehari-hari.
Menurutnya, upaya pemerintah untuk menggalakkan penggunaan obat herbal perlu ditunjang dengan penyebaran informasi lengkap dari obat herbal tersebut berikut dengan bukti klinis yang teruji. Bagi sejawat yang faham dan yakin dengan keunggulan obat herbal dapat memberitahukan kepada pasiennya dengan informasi yang jelas, sehingga pasien benar dalam menggunakan dan memperoleh manfaatnya umum dan spesialis penyakit dalam.
Untuk itu, pemilihan produk kesehatan khususnya obat herbal yang berkualitas dan teruji mutlak diperlukan agar konsumen merasakan khasiat obat herbal. Saat ini banyak obat herbal dipasaran yang mengklaim mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit secara instan, tanpa diketahui bahan baku, proses pengolahan, dan uji ilmiah.
Salah satu obat herbal untuk diabetes yang kini menjadi sorotan adalah Sozo Formula Manggata 1 (SoMan). Tidak mau kalah untuk unjuk gigi bahwa obat herbal juga bisa diperhitungkan, SoMan telah mengantongi hasil uji klinik diabetes di Universitas Gadjah Mada.
Tim Ketua Peneliti SoMan dari Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt., menjelaskan, terdapat pengelompokkan obat obat tradisional di Indonesia, yaitu : (1) jamu; (2) obat herbal terstandar; dan (3) fitofarmaka.
Pengujian SoMan dilakukan di Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, mulai bulan Desember 2015 hingga Mei 2016. Dalam pengujiannya, Tim Peneliti melibatkan pasien DM tipe 2 (yang tidak tergantung insulin) di mana metode penilitiannya berupa randomized controlled trial, double blind, consecutive sampling, dan random allocation.
Kriteria sampel pengujian meliputi ; pasien DM, usia 35-60 tahun, pria dan wanita, pasien dengan kadar gula darah lebih dari 126 mg/dL, pasien dengan HbA1C lebih dari 7%, pasien yang menggunakan antidiabetes metformin.
Selama pengujian berlangsung, sampel penilitian dikelompokkan menjadi dua yakni;
- Kelompok yang diberi SoMan dan Metformin
- Kelompok yang tidak diberi SoMan (Plasebo) dan Metformin
Penggunaan Jamu Tetes SoMan dengan dosis 10 tetes 3 kali sehari selama 3 bulan yang dikombinasikan dengan metformin menunjukkan penurunan FPG yang signifikan dibandingkan dengan kombinasi plasebodan metformin