Mohon tunggu...
Matius Henry
Matius Henry Mohon Tunggu... -

Kebenaran yang membebaskan dan mendewasakan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Panduan untuk Kristiani dalam Pemilu

18 Juni 2014   18:14 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:15 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya sebagai seorang Kristiani memiliki banyak rekan dan sahabat Kristiani dari berbagai macam latar belakang pendidikan, bisnis dan bahkan ada yang hanya menjadi ibu rumah tangga. Dari semua teman dan sahabat yang saya miliki ini banyak mereka yang menyatakan dukungan secara terbuka kepada calon presiden pilihan mereka. Ada yang menyampaikan dukungan dengan cara yang sangat positif tetapi ada juga yang menyatakan dengan cara sangat negatif.

Sebagai seseorang yang pernah mendapatkan pendidikan ilmu politik dari University of Washington, saya terbeban untuk memberikan panduan atau tuntunan secara terbuka melalui kompasiana agar dapat menjadi proses pembelajaran politik yang dapat berguna untuk bangsa dan negara tercinta kita Indonesia. Ingat sebuah jatuh dan bangunnya sebuah bangsa ada dipundak setiap warga negaranya (Chinese Proverbs).

Yang pertama, sebagai seorang Kristiani kita memiliki tanggung jawab moral dan sosial untuk menjalankan kehidupan politik dalam kerangka bermasyarakat. Tuhan memberikan pilihan terhadap kita untuk menjalankan keadilan sosial bagi orang banyak dengan memberikan suara kebenaran dalam menjatuhkan pilihan atas calon pemimpin yang notabene adalah yang akan menjadi presiden kita untuk lima tahun depan melalui pemilu.

Yang kedua, pilihan yang cerdas dan bertanggung jawab adalah pilihan yang TIDAK DIDASARKAN pada agama, kesukuan, dan partai politik. Apakah gunanya bila kita memilih pemimpin yang beragama sama, suku yang sama, dan dari partai politik yang sama tetapi mereka adalah koruptor? Karena itu pilihan kita harus didasarkan dan ditentukan atas tiga faktor penentu sebagai berikut:

1. Karakter yang terlihat didalam integritas, kejujuran, kerendahan hati dan keuletan dalam bekerja.

2. Program, visi dan misi yang jelas dalam menjalankan pemerintahan yang dapat membangun moral bangsa yang tangguh dan ekonomi yang kuat bagi kesejahteraan rakyat Indonesia.

3. Memiliki keadilan dan wawasan kebangsaan dalam konteks pluralitas karena bangsa Indonesia adalah bangsa yang sangat majemuk. Sehingga dapat menjadi pemimpin yang mengayomi dan melindungi semua rakyat Indonesia.

Yang ketiga, adalah pilihlah pemimpin yang memiliki rekam jejak yang jelas. Selidiki dan telusuri prestasi apa yang telah dilakukan oleh calon presiden dan wakil presiden tersebut untuk bangsa Indonesia. Jangan terjebak dengan janji janji dari iklan kampanye atau karisma yang dapat menipu.

Yang keempat, jangan menjadi sarana atau agen yang ikut menyebarkan kampanye hitam, yang mana kita akan menjadi orang yang berdosa kalau ternyata apa yang diberitakan adalah tidak benar atau fitnah belaka. Tentu terkecuali dengan kondisi bahwa kita memiliki bukti yang kuat dan sah. Maka menjadi tanggung jawab kita untuk memberitakan kebenaran. Saya lebih menganjurkan kalau kita membantu dengan menyebar-luaskan kelebihan calon pilihan kita yang memiliki tiga faktor penentu yang seperti penulis sebutkan diatas kepada orang lain sebanyak mungkin sesuai dengan kapasitas anda.

Jangan salahkan bangsa kita bila salah memilih presiden karena kita sendiri tidak memberikan pilihan kita. Ingat jangan sampai menjadi golput dalam pemilu bulan July ini dan pilihlah dengan berdasarkan tiga faktor penentu diatas.

Penulis menyadari tulisan ini tidak akan dapat merubah banyak, tetapi paling tidak bisa memberikan sumbangsih bagi rakyat Indonesia dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dalam berpolitik dan berdemokrasi. Sedangkan Amerika yang sudah merdeka lebih lama masih terus belajar dalam memperbaiki proses politik dan demokrasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun