Mohon tunggu...
Hendri
Hendri Mohon Tunggu... Editor - Penulis

Startup Media Digital Transformasi Ekonomi, Startup, Enterprenuer, UMKM, CSR, Bussiness Campaing Strategi yang berfokus New Ekonomi, Menyajikan artikel dan laporan perkembangan bisnis dan inovasi teknologi Terkini

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Dr. Nugroho Widiasmadi Teknologi Biosoildam MA 11 T Pertanian Berkelanjutan di Indonesia

7 Maret 2024   06:59 Diperbarui: 7 Maret 2024   06:59 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cabai merah di Bangka tengah.pak coy 24 ton /ha.

Padi : di Tasik Malaya 18 ton/ha, di Kediri17,6ton/ha , di Blitar 14 ton/ ha, di Bantar agung Majalengka  16,408 ton/ha.

Dengan pendekatan ini, kita tidak hanya menciptakan masa depan pertanian yang lebih cerah tetapi juga menjaga keberlanjutan alam.

 Teknologi Biosoildam MA 11, sebagai inovasi terbaru, memainkan peran penting dalam membangun Indonesia sebagai pemimpin global dalam pertanian berkelanjutan.

Dampak El Nino: Tantangan Serius Bagi Produksi Beras Nasional, Kritisnya Penurunan Luas Panen Padi*

Badan Pusat Statistik (BPS) - Jakarta, 1 Maret 2024
BPS melaporkan bahwa produksi beras nasional pada tahun 2023 mengalami penurunan signifikan sebesar 1,39%, mencapai 31,10 juta ton, dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M Habibullah, menyampaikan bahwa penurunan ini diprediksi berlanjut pada periode Januari-April 2024, dengan estimasi penurunan 17,52%, mencapai 10,71 juta ton.
Menurut M Habibullah, "Penurunan tersebut merupakan konsekuensi dari penurunan luas panen padi yang terdampak El Nino," dalam keterangan pers hari Jumat.
Data BPS juga menunjukkan penurunan angka tetap produksi padi (gabah) sebesar 1,40%, mencapai 53,98 juta ton GKG tahun 2023. Habibullah menambahkan, "Produksi padi pada periode Januari-April 2023 diprediksi turun 17,54%, menjadi 18,59 juta ton GKG."
Terjadi pula penyusutan luas panen padi sebesar 2,29%, atau sekitar 240 ribu hektare pada tahun 2023. Habibullah menjelaskan, "Penurunan ini sebagai dampak fenomena El Nino yang menguat pada semester II tahun 2023," dan diprediksi berlanjut pada periode Januari-April 2024 dengan perkiraan 3,52 juta hektare, turun 16,48%.
Proyeksi luas panen bulan Maret 2024 mencapai 1,16 juta hektare, dengan puncak panen diperkirakan terjadi pada bulan April 2024, mencapai 1,59 juta hektare. BPS terus memonitor dan menyediakan informasi terkini terkait produksi beras nasional.8

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun