Setelah perjalanan panjang dan penuh rintangan, akhirnya Tim Indonesia Drum Corps (IDC) raih Medali Perak untuk Show Competition di ajang World Music Contest 2017 di Kerkrade, Belanda, Minggu (16/7). Sayangnya penampilan gemilang itu hanya diganjar skor 79,25 oleh tim juri dan IDC berhak membawa pulang Medali Perak.Â
Sehari sebelumnya IDC mengikuti Marching Competition dan mendapatkan skor 60,50. Skor ini cukup mengundang tanya dan menjadi ganjalan banyak orang yang turut menyaksikan penampilan IDC di Parkstad Limburg Stadium dua hari berturut-turut itu.
Dibuka dengan lagu Indonesia Tanah Airku permainan mengalir menghadirkan nuansa Indonesia dengan deretan lagu daerah seperti Cik Cik Periuk, Ampar-Ampar Pisang, O Ina Ni Keke, Cublak-Cublak Suweng, Yamko Rambe Yamko, Gundul-Gundul Pacul, dan ditutup dengan Gebyar-Gebyar.
Dengan penampilan tersebut angka 79,25 tak hanya membuat manajemen tim terkejut. Hanya kurang 0,75 IDC dapat meraih Gold Medal.
Pertanyaan justru datang dari President Vancore Percussion Instrument Jan Ter Heide yang sejak IDC melakukan pemanasan di dekat tenda mereka, dia sempat memberikan advis dan dorongan semangat. Jan optimistis IDC bakal meraih emas. "Seharusnya tim ini bisa mendapatkan emas. Tapi yang mengherankan justru tim yang hanya menampilkan 10 orang dan dan hanya memainkan snare drum bisa dapat nilai 94," katanya terlihat heran.
Tentang penilaian tersebut, manajemen IDC juga sempat mempertanyakan kepada juri, namun juri tidak menjelaskan detil penilaian. Bahkan Komisaris juri yang dari awal memberikan konsultasi kepada tim IDC hanya menekankan bahwa IDC adalah tim muda. "Kalian ini young team. Masih muda. Perlu pengalaman lebih untuk mengikuti kontes tingkat dunia," kata Komisaris Juri Hendry Jongen.
Namun demikian penialaian tim juri tersebut tidak mengecilkan hati tim pemain. Apapun hasilnya mereka tetap bangga bisa mempersembahkan perak untuk Indonesia. Seperti pesan Jan, hasil tidaklah penting tetapi efek bagi penonton yang terpenting. "Bermain dengan hati, bermain untuk penonton."
Pengalaman ini mungkin bisa jadi catatan bagi tim Indonesia yang ingin mengikuti kontes di Kerkrade ini. Pelajari lebih jauh setiap kriteria yang diikuti. Jangan sampai ketika akan bertanding baru dibilang bahwa timnya belum punya pengalaman, ibaratnya salah masuk kamar. Tentu ini menjadi dagelan (lelucon) yang tidak mengenakan bagi kita semua. (*)