Mohon tunggu...
Muhamad Rifki Maulana
Muhamad Rifki Maulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Just write

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Man United vs Liverpool: Liverpool Dihajar 'Martial' Art

14 September 2015   12:27 Diperbarui: 28 Oktober 2015   17:43 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Liverpool datang ke Old Trafford dengan kondisi linglung. Kehilangan Coutinho adalah sebuah pincang yang amat mengganggu lini tengah Liverpool, terbukti sepanjang pertandingan Liverpool lebih banyak melakukan tusukan melalui sayap, terutama sayap kanan yang sering ditinggalkan Luke Shaw. Namun kubu united pun mengalami hal serupa, untuk pertama kalinya kita melihat di tahun 2015 ini kita dipaksa melihat pria kribo menempati post striker tunggal guna menggantikan Wayne Rooney yang cedera. Ini membuktikan bahwa LVG tidak sembarang ucap saat bilang akan menjadikan Marounne Fellaini sebagai striker di musim ini. Namun bagi saya pribadi, kehilangan Coutinho dampaknya sangat besar dibanding kehilangan sosok Rooney, toh pertandingan sebelumnya Rooney juga tidak nampak bukan? Eh?

Pertandingan berjalan dengan hambar, bisa dibilang babak pertama pertandingan kemarin adalah pertandingan Derby Inggris yang paling hambar yang saya pernah tonton. Bukan karena keduanya sama kuat, namun keduanya sama tidak jelas. Memphis yang digadang-gadang the next "CR 7", merupakan pemain ter-membosankan yang ada di lapangan maka tak heran dia diganti Ashley young di babak kedua.  Liverpool pun setali tidak uang, seakan tidak mau kalah, Liverpool pun kerap kali kehilangan bola saat mulai menyerang. Entah berapa kali Daley Blind, Carrick dan Matteo Darmian merebut bola dari pemain Liverpool.

Babak kedua dimulai, pentol korek alias Ashley Young (yang kemampuannya kembali setelah memakan kotoran burung saat melawan swansea) menjadi pembeda di babak kedua ini. Akhirnya permainan benar benar dimulai setelah skema tendangan bebas yang apik menghasilkan gol bagi united. Juan mata yang mengambil tendangan bebas seolah berskip akan mengirimkan bola ke gawang, padahal bola tersebut diarahkan kepada daley blind yang berdiri kosong di luar kotak penalti, lalu menendang bola ke pojok kanan simon mignolet. 1-0 untuk united.

Hal ini membuat pertandingan semakin seru karena Liverpool tampil lebih menekan. Saya ingat betul bagaimana ada dua kesempatan emas yang seharusnya bisa jadi gol, tapi sayang Firminho dan Christian Benteke terlalu sibuk bergaya lantaran ingin membuat golnya masuk nominasi puskas award. Selain itu, David De Gea juga menunjukan kegemilangannya dibawah mistar dan membuat publik Old Trafford lupa kalau kemarin dia nyaris bergabung madrid kalau saja pihak madrid mengerti bagaimana cara membuka Dokumen PDF. Terlalu asik menyerang, membuat United nyaman melakukan serangan balik, alhasil AHER (Ander Herrera) harus dilanggar karena sudah keterlaluan masuk ke kotak pinalti liverpool. AHER pun tidak mennyia-nyiakan kesempatan jadi algojo, 2-0 untuk United.

Harapan bagi Liverpool seakan sudah habis setelah kedudukan 2-0, tapi Chritstian Benteke akhirnya mewujudkan keinginannya untuk masuk nominasi puskas award. Bola liar di daerah pertahanan united disambar dengan salto bak pemain silat yang akhirnya membuat De Gea tidak bisa berbuat apa-apa. 2-1 untuk liverpool, masih ada harapan setidaknya untuk membawa pulang 1 poin ke Anfield.  Tapi, sayangnya harapan itu pupus ditangan anak kecil yang katanya "overpriced" dan sedang menjalani debut pertamanya sebagai pemain united dengan menggantikan juan mata. Siapa lagi kalau bukan "Anthony Martial"

Masuk menggantikan mata, Martial memperlihatkan sekali muka tegang seperti ikan koi yang bingung peletnya tidak kunjung datang. Pelongo. Pelongo. Entah karena dia belum lancar berbahasa inggris atau memang setegang itukah bermain di pertandingan debut dan langsung melawan rival abadi. Mengutip kata Ashley Young: "Tak apa Martial tidak bisa berbicara Bahasa Inggris, yang dia butuhkan adalah bicara di lapangan dengan gol", benar saja Martial menusuk dari sisi kiri sembari melakukan gerakan yang "Henry-Esque" , menipu Skrtel dan langsung melepaskan "Martial Art-nya" ke gawang Mignolet. Seluruh Old Trafford bergemuruh, bocah yang digadang-gadang overprice ini langsung dipuja-puji sebagai the next Thierry Henry. 3-1 untuk united sampai peluit akhir berbunyi.

Pekerjaan rumah menumpuk bagi Brendan kalau dia tidak ingin dipecat. Di masa Brendan terlihat sekali kalau Liverpool erat sekali dengan one man team. Musim pertama Liverpool bergantung sekali terhadap Suarez dibantu Sturridge, Suarez keluar dan Sturridge selalu cedera, merekapun bergantung kepada Sterling. Tak ayal setelah Sterling memilih untuk memperkaya dirinya sendiri, liverpool pun bergantung kepada Coutinho. Coutinho hilang, beginilah nasib Liverpool. Selain itu Liverpool punya masalah besar di bagian pertahanan mereka, Hendo yang belum pulih perannya masih belum bisa digantikan. Bek mereka juga sama bengalnya dengan bek Chelsea. Keropos. Apalagi si Cinta-Teman (Lovren) yang permainannya sangat menginspirasi bek bek untuk melakukan blunder.

Untuk united sendiri, jangan terlalu jemawa karena rekruten baru mereka berhasil mencetak gol debut yang sangat indah karena belum tentu didepan-depannya Martial hanya akan berakhir seperti Eric djemba-djemba, Toh mereka cuma menang melawan tim papan tengah, kan?

 

Image source: Dailymail

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun