Mohon tunggu...
Muhamad Rifki Maulana
Muhamad Rifki Maulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Just write

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Analisis Debat Capres Dari Sudut Pandang Mahasiswa Ekonomi

16 Juni 2014   06:16 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:33 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebenarnya sih saya sudah lulus tapi alangkah angkuhnya kalau saya ganti kata "Mahasiswa" menjadi "Sarjana" dan tidak pernah ada yang mengalahkan nikmatnya jadi mahasiswa, nikmat dari sisi idealis tentunya. Dan tentunya sebelum saya dengan lancang menganalisis perlu saya ingatkan kalau ekonomi ini adalah hal yang abstrak dan absurd penuh dengan subjektifitas dan asumsi dimana mana, jadi jikalau analisis saya dirasa buruk, tolong berikan analisis yang lebih baik. Saya sangat terbuka dengan adanya ajakan diskusi terbuka terlebih jika tatap muka.

Debat tadi bertemakan ekonomi tapi sayangnya saya tak menemukan apa yang saya inginkan dari jawaban kedua capres ini. Perlu diingatkan lagi, dalam ekonomi tidak semua hal bisa didapatkan sekaligus jadi harus ada yang harus dikorbankan, itulah yang disebut dengan opportunity cost. Misalnya saja hubungan terbalik antara tingkat pengangguran dan tingkat inflasi yang digambarkan pada kurva phillips dimana semakin pengangguran tinggi maka tingkat inflasi akan turun begitu pula sebaliknya. Jadi sekali lagi, dalam ekonomi tidak semua bisa didapatkan, oleh karena itu kita perlu belajar ekonomi untuk tahu mana prioritas kita.

Concern saya di dalam perekonomian indonesia kini ada tiga sebenarnya: pemerataan, kemandirian dan pertanian. Untuk masalah pemerataan, buat saya kedua capres ini belum ada yang menyentuh sepenuhnya terhadap kasus ini tapi jokowi terlihat sudah cukup akrab dengan masalah pemerataan.  Dengan kartu-kartunya, buat saya itu sudah menuju ke arah pemerataan baik itu dalam kesehatan maupun pendidikan tapi jokowi terkesan sudah betah dengan program kartu-kartunya  sehingga terjebak dengan betahnya dia dengan program kartunya dan tidak menjelaskan apa kelebihan kartu sekarang dengan kartu kartu yang dahulu atau begitu begitu saja?padahal kan cakupan wilayah jakarta dan solo tentunya lebih kecil daripada indonesia. Jawaban prabowo lebih menekankan pada anggaran dan pendekatan makro. Tidak ada yang salah dengan ini, tapi buat saya rakyat butuh lebih dari cuma sekadar konsep dan menunggu trickle down effect dari atas. (Trickle down effect: penetesan kekayaan dari kalangan atas yang nantinya akan terus menetes ke tingkat ekonomi dibawahnya). Solusi pemberin anggaran besar-besaran dari prabowo buat saya adalah sesuatu yang bisa jadi boomerang, karena untuk mencapai pemerataan tidak cukup hanya memberikan uang sebanyak-banyaknya tapi juga perlu membangun sistem yang baik selain itu pengucuran uang yang banyak berpotensi terjadinya moral hazard nantinya.

Untuk masalah pemerataan: jokowi menang dari prabowo, walaupun sebenarnya dua duanya belum menyentuh dengan baik.

Kemandirian adalah hal yang seringkali dampaknya baru dirasakan jauh hari. Contoh gampangnya saja, ketika kita yang kadang kesusahan tidur saat kita sudah biasa tidur bersama orang tua dirumah. Kemandirian ekonomi indonesia sudah jauh jauh hari diingatkan oleh prabowo dan saya setuju seratus persen dengan hal itu. Prabowo sangat berapi-api dan lancar menjelaskan tentang bahayanya ketergantungan dengan luar negeri dan dilengkapi dengan pengetahuan prabowo akan data data, namun saya masih belum mendapatkan greget atas  solusi yang diberikan. Ekonomi kerakyatan yang diberikan pun buat saya masih cukup ambigu dari definisi ekonomi kerakyatan itu sendiri, entah saya yang belum bisa membaca kemudian mepraktikan konsep yang diberikan prabowo atau memang penyampaian konsepnya yang masih cukup rumit. Sebaliknya, jokowi cenderung akrab dengan kata 'kalkulasi' jika ditanya tentang luar negeri walau jokowi juga sepenuhnya mendukung kemandirian ekonomi Indonesia. Dan karena ini cakupannya makro, terlihat jokowi kurang cakap dan mahir dalam menjelaskan tidak seperti ketika berbicara tentang tema sebelumnya.

Buat saya, kemandirian dimenangkan oleh prabowo. Lagi-lagi dengan kemenangan tipis.

Ini yang saya kecewakan: Pertanian. Walaupun prabowo sempat singgung-singgung tentang desa dan juga hutan yang dijadikan ladang tani tapi tidak pernah ada yang concern betul mengenai masalah pangan, petani, dan pertanian. Memang benar lahan sangat diperlukan, tapi pembiayaannya darimana? bagaimana kalau hasil taninya rusak? Apakabar para tengkulak yang seringkali merugikan petani? Bagaimana nasib petani yang mempunyai pengetahuan minim tentang iklim dll? Apa kabar para petani yang selalu dibebankan harga pupuk dan harga input yang selangit? . Kebetulan saya sendiri punya jawaba sendiri atas beberapa hal diatas, yaitu dengan cara asuransi iklim. Bisa kita lihat bahwa iklim di indonesia tak bisa ditebak, tak terhitung banyaknya petani yang rugi akibat adanya perubahan iklim yang begitu ekstrem, dan saya yakin asuransi iklim setidaknya bisa membantu meringankan beban mereka. Andai ada yang menyebut asuransi iklim, saya akan langsung coblos namanya di 9 juli nanti. Atau ada yang lebih berharga dari asuransi iklim? Ayo disampaikan dan pasti para petani dengan senang hati melaksanakan selama itu membantu.

Tidak ada yang menang dalam kategori ini.

Dan terakhir saya ingin menyoroti masalah debat, dengan jelas terlihat sangat jelas bahwa jokowi seringkali terbata bata dalam menyampaikan pendapatnya padahal pendapat dan pemikirannya merupakan pendapat dan pemikiran yang sangat baik menurut saya. Konsep dan praktiknya sangat baik hanya sayang dalam penyampainnya kurang sekali. Terbalik dengan prabowo, untuk masalah debat saya acungkan jempol untuk prabowo. Debat dan pidato itu penting karena dengan debat dan pidato lah kita bisa menunjukan pribadi dari bangsa kita seperti apa seperti yang bung karno lakukan dahulu tapi sayangnya kadang kadang debat dan penyampaian prabowo seringkali saya tidak dapat betul isi dari penyampaiannya. Mungkin masalah ini bisa diatasi dengan memperingkas atau mengefiiensikan jawaban yang diberikan karena tidak semua penonton merupakan orang yang punya basic ekonomi.

Terakhir saya ingin berpesan; sepengetahuan saya sebagai mahasiswa ekonomi yang mengambil tugas akhir di bidang moneter, ada tantangan besar dalam penguatan sistem moneter di Indonesia yaitu penguatan mata uang dan juga keseimbangan ekonomi dalam negeri jikalau adanya shock dari luar negeri. Kenapa mata uang ini penting? Kenapa keseimbangan ekonomi penting? Ingatlah 2015 nanti akan diadakan AEC dan mata uang , output dalam negeri dan kualitas SDM dalam negeri bermain sangat krusial disitu, siapa yang mata uang, output dalam negeri dan kualitas SDM buruk maka jangan harap menemui perbaikan ekonomi untuk tahun tahun kedepan.

Catatan penting:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun