Mohon tunggu...
Muhamad Rifki Maulana
Muhamad Rifki Maulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Just write

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Jerman Akan Kalah Jika Sepakbola Tetap Jadi Sepakbola

13 Juli 2014   06:13 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:30 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14051814911047245595

[caption id="attachment_347419" align="aligncenter" width="414" caption="sumbergambar:telegraph.co.uk"][/caption]

Sepakbola adalah hal yang magis bahkan lebih magis daripada kemagisan itu sendiri. Semua ramalan dan statistik hanyalah sebuah bumbu tak ada kepastian. Di sepakbola kita bisa melihat kalau tim lemah sekalipun bisa menang melawan tim penuh bintang dan tim yang mainnya jelek sekalipun ujung ujungnya akan mampu menghabisi tim yang mainnya sangat canti. Di piala dunia 2014 ini misalnya; kita lihat bagaimana kostarika bisa lolos dari grup neraka dan mampu menembus perempat final atau kita bisa lihat bagaimana spanyol dan brazil dibantai habis-habisan, padahal sebelumnya mereka berdua adalah kandidat terkuat juara WC kali ini. Dan jika sepakbola tetap menjadi sepakbola menjadi sepakbola maka jerman akan kalah di final nanti.

Mungkin saya seenak jidat bicara seperti ini tapi  pernyataan ini justru datang dari saya yang mendukung timnas jerman ini dari masih kecil untuk juara.  Memang klise jika dibilang saya mendukung timnas jerman dari kecil tapi saya tak akan lupa bagaimana pada 2002 permainan jerman justru antiklimaks saat dikalahkan oleh brazil. Begitupun di tahun 2006,2008, 2010, dan 2012. Hingga banyak yang menyebutkan lelucon kalau jerman adalah spesialis tempat ketiga atau kedua. Di 2014 ini saya tak kaget jika mereka akan mengulangi hal yang sama.

Buat saya penampilan jerman sekarang kalah superior dibanding WC 2010 dimana jerman membantai habis argentina dan inggris namun kalah oleh satu sundulan carles puyol di semifinal. Tim brazil yang dibantai kemarin buat saya tak jauh lebih kuat daripada tim inggris dan argen saat 2010 atau bahkan dengan belanda dan portugal 2012. Siapapun yang ada dihadapan jerman menjadi sama saja jika itu belum sampai semifinal atau final. Namun semua itu berubah ketika mereka mencapai final atau semifinal.

Jerman juga dijuluki tim yang telat panas, hal itu diwajarkan buat saya jika masih ada di fase grup namun tidak akan wajar jika di final.  Dari rekam jejak jerman di kompetisi sebelumnya jerman tetaplah jerman yang selalu kendur di menit awal dan bingung bagaimana untuk panas hingga akhir.  Saat melawan spanyol di 2008 dan di 2010 misalnya jerman tampak layaknya bocah dungu yang tak tahu kenapa gawang cassilas sangat sulit dibobol ataupun saat 2012 ketika jerman membuat balloteli menjadi terkenal dan jika kita loncat ke 2002 kita harus maklum bagaimana oliver khan membuat blunder sehingga ronaldo bisa mencetak dua gol di partai final.  Semua itu karena jerman seringkali tak berkawan dengan juara satu.

Jika kita bicara mengenai permainan, siapa sih yang meragukan permainan tim jerman? Sepakbola yang gigih dan sebisa mungkin terus mengalirkan bola kedepan.  Apakagi di WC 2014 total mereka sudah menceploskan17 gol ke gawang lawan sudah barang tentu barisan tim jerman akan menjadi menakutkan. Tapi lucunya di tahun 2014 ini tim yang superior penyerangan layaknya jerman ini terpeleset di akhir akhir kompetisi. Barcelona, Bayern, dan Liverpool mereka bertiga buat saya adalah tiga tim yang gaya offensive dan tipe permainannya mirip dengan jerman di WC 2014 ini. Possesion yang tinggi dan cenderung melakukan strategi exploit the middle adalah ciri khas jerman kini. Apa anda melihat umpan crossing dari jerman di WC 2014? tentu jarang karena kelima gelandang yang diplot kebanyakan menusuk langsung ke tengah tidak ada pemain yang berlari lari kencang di flank lalu melakukan crossing untuk klose ditengah.

Saya juga khawatir jerman kerap kali dihinggapi masalah post power syndrome, dan tidak hanya jerman; semua pemain yang bersinar saat ajang kompetisi liga di 2014 terkena post power syndrome.  Semua punggawa real madrid kecuali khedira dan dimaria, buat saya adalah korban post power syndrome setelah kedidgayaan mereka mendapat la decima.  Kita juga bagaimana steven gerarrd misalnya saat di liverpool: Ketika mereka terlalu cepat euforia saat mengalahkan city dan akhirnya terpeleset dan juga kisah manis atletico akhirnya harus dihancurkan oleh keberuntungan real madrid. Slogan slogan yang mehiperbolakan sesuatu di 2014 ini menjadi sebuah kutukan, dan itu adalah sepakbola. Tak boleh ada perayaan hingga benar benar selesai.

Mungkin jerman perlu belajar ketika mereka juara piala dunia saat mengalahkan belandanya johan cruyf. Belanda dengan total footballnya merupakan tim terindah yang pernah ada dan diagung agungkan akan menjadi juara di tahun 1974, tapi jerman yang main biasa biasa saja dan cenderung membosankan akhirnya juara. Sepakbola tak pernah berkawan dengan mereka yang tinggi hati dan selalu diagung-agungkan, walaupun di lubuk hati saya ada keinginan besar melihat jerman mengangkat piala di maracana.

Semua itu berjalan lancar ketika saya melihat italia dan spanyol kandas sebelum bertemu jerman, karena kedua negara itu adalah kriptonitnya jerman. Tapi ada satu kriptonit yang membuat jerman bisa jadi kena kutukan lagi dan saya ramalkan orang ini akan menjadi MOTM di partai final dan melakukan gol solo run yang menjadi legenda nantinya. Namanya adalah:

Lionel Messi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun