7. Efektivitas bahan produksi
Salah satu permasalahan utama dari industri manufaktur adalah limbah industri yang berasal dari terbuangnya bahan baku yang tidak terpakai. Hal ini hampir tidak akan ditemui jika produksi menggunakan 3D printer.
Pada sistem 3D printing bahan akan dilebur menjadi bahan yang lebih elastis sehingga sisa-sisa yang tidak digunakan pada proses sebelumnya dapat digunakan kembali.
8. Efektivitas Energi
Efektifitas bahan juga berdampak pada penggunaan energi. Printer 3D mampu memangkas tahapan produksi sehingga semakin sedikit energi yang dibutuhkan pada sebuah proses produksi.
Semakin ringkas proses produksi maka semakin sedikit pula energi yang dihasilkan.
Hal ini dibuktikan oleh beberapa perusahaan penerbangan dimana mereka lebih menghemat bahan hingga 7%, menghemat energi hingga 7.200 Gigajoule dan 550 metric ton karbon dioksida.
9. Meningkatkan Kualitas SDM
Memang ada kekhawatiran bahwa 3D printer akan berdampak negatif pada pemanfaat sumber daya manusia. Justru sebaliknya dengan hadirnya 3D printer akan memaksa kualitas SDM meningkat terutama dalam pengoperasian serta menciptakan SDM yang berkualitas
10. Ramah lingkungan
3D Printing juga memberi dampak yang baik terhadap lingkungan. Jika dibandingkan dengan proses produksi konvensional, proses produksi 3D Printing lebih bersih dan rapi, sehingga tidak ada sisa-sisa produksi yang dapat merusak lingkungan.