Internet of Things adalah teknologi yang dapat menghubungkan antar perangkat agar dapat dioperasikan tanpa memerlukan interaksi langsung. Internet of Things tentunya dapat diterapkan pada berbagai bidang, salah satunya adalah dunia pertanian.
Indonesia sebagai negara agraris memiliki banyak sumberdaya manusia dan alam yang memungkinkan untuk menghasilkan produk-produk pertanian berkualitas.
Akan tetapi, pada saat ini kondisi sumberdaya manusia yang terjun di dunia pertanian memiliki usia di atas 44 tahun, atau sudah tidak muda lagi.
Hal tersebut mengakibatkan terlambatnya perkembangan inovasi atau teknologi di bidang pertanian seperti digitalisasi pertanian yang kurang diterapkan akibat faktor usia petani yang kesulitan untuk menerima teknologi modern.
Kurangnya petani muda Indonesia dapat disebabkan banyak faktor, mulai dari stereotip dunia pertanian yang terkesan kotor membuat sebagian pemuda enggan untuk terjun di dunia pertanian, sekalipun lulusan pertanian dari universitas ternama.
Untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian Indonesia, diperlukan penggunaan teknologi modern seperti smart farming, akan tetapi kondisi saat ini penerapan teknologi tersebut masih terbatas.
Pelatihan Smart Farming Berbasis IoT Bagi Petani Muda
Melihat permasalahan yang terjadi di lapangan, Tim Doktor Mengabdi Universitas Brawijaya berkolaborasi dengan Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya P4S Bumiaji Sejahtera mengembangkan pelatihan untuk petani muda.
Kolaborasi dari beberapa dosen tersebut guna memberikan pelatihan pengembangan pertanian digital menggunakan Internet of Things pada greenhouse milik P4S Bumiaji.
Dalam kegiatan tersebut, tim dosen memberikan pelatihan penerapan IoT dengan menggunakan modul ESP 32. Modul tersebut nantinya dilengkapi dengan sensor kelembaban tanah, suhu, dan relay untuk mengaktifkan pompa sirkulasi air.
Selama kegiatan pelatihan berlangsung, peserta atau para petani muda mengikuti dengan antusias dan langsung membuat modul IoT sendiri.