Social engineering adalah metode manipulasi psikologis untuk mengeksploitasi kelemahan manusia demi mencuri informasi atau akses sistem. Teknik ini tidak memerlukan teknologi canggih, tetapi memanfaatkan rasa percaya, ketakutan, atau ketergesa-gesaan korban untuk memperoleh data sensitif.
Ancaman ini berbahaya karena sering kali sulit terkenali dan dapat menargetkan individu maupun organisasi. Peretas menggunakan strategi seperti phishing atau pretexting untuk mengecoh korban, sehingga data penting seperti kredensial akun dapat dengan mudah tercuri.
Karena itu, memahami apa itu social engineering dan dampaknya sangat penting untuk melindungi diri serta organisasi dari ancaman modern ini. Selanjutnya, kita akan membahas jenis-jenis serangan social engineering yang sering terjadi.
Â
Jenis-Jenis Social Engineering yang Sering Tergunakan
Social engineering hadir dalam berbagai bentuk, dengan tujuan utama mengecoh korban untuk memberikan informasi sensitif. Phishing adalah metode paling umum, di mana peretas mengirim email atau pesan palsu untuk mencuri data pribadi atau kredensial akun.
Selain itu, ada spear phishing, serangan yang lebih terfokus dan menargetkan individu tertentu dengan informasi yang tampak terpercaya. Pretexting melibatkan skenario palsu untuk memanipulasi korban agar memberikan informasi. Baiting memanfaatkan rasa penasaran, seperti menawarkan file menarik tetapi mengandung malware.
Mengenali berbagai jenis serangan ini adalah langkah pertama untuk meningkatkan kewaspadaan. Di poin berikutnya, kita akan membahas dampak yang dapat tertimbulkan oleh serangan-serangan ini.
Â
Baca juga: Panduan Memilih Platform IoT yang Aman untuk Startup Anda
Â