Mohon tunggu...
Indobot Academy
Indobot Academy Mohon Tunggu... Lainnya - PT Ozami Inti Sinergi

About Indobot Academy PT Ozami Inti Sinergi adalah perusahaan yang bergerak di bidang pendidikan dengan Kode KBLI 85499, 85493, 85497, 85495 serta sudah memiliki sertifikat ISO 9001 : 2015. Didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 14 tanggal 25 Februari 2021 yang telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor AHU-0013991.AH.01.01 Tanggal 26 Februari 2021 dan telah dicatatkan dalam Sistem Administrasi Badan Hukum No AHU-0013991.AH.01.01 Tahun 2021 tanggal 26 Februari. Kantor Pusat Yogyakarta Jln. Affandi No 5, Kec. Depok, Kab. Sleman, D.I.Yogyakarta Contact Email : office@indobot.co.id 0813-2564-5334 - CS Rakhmi 0851-5731-7552 - Partnership Farhan Link Bio: taplink.cc/indobotacademy

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Masalah Keamanan Perangkat IoT Sering Diabaikan Perusahaan

16 Desember 2024   07:41 Diperbarui: 16 Desember 2024   08:53 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak perangkat IoT terproduksi dengan kata sandi default yang sederhana, seperti "admin123" atau "password". Sayangnya, perusahaan sering kali lupa mengganti kata sandi ini. Celah keamanan ini menjadi pintu masuk utama bagi peretas yang ingin mengakses jaringan perusahaan.

Hingga kini, kesadaran tentang pentingnya mengganti kata sandi default masih rendah di banyak organisasi. Hal ini menjadi ancaman serius, terutama karena perangkat IoT terhubung langsung ke jaringan utama perusahaan.

Sebagai langkah awal, perusahaan perlu menerapkan kebijakan wajib mengganti kata sandi perangkat IoT setelah instalasi. Dengan menerapkan langkah sederhana ini, risiko akses tidak sah pada perangkat IoT dapat terminimalkan secara signifikan.

Meningkatkan kesadaran karyawan juga penting untuk mendukung langkah ini. Pelatihan keamanan siber yang efektif dapat memastikan semua perangkat terkelola sesuai standar keamanan terbaik.

 

Kurangnya Pembaruan Perangkat Lunak dan Firmware: Risiko yang Sering Terabaikan

Banyak perangkat IoT beroperasi dengan firmware lama yang rentan terhadap eksploitasi. Sayangnya, pembaruan perangkat sering kali terabaikan oleh perusahaan. Perangkat yang tidak terperbarui menjadi sasaran empuk bagi peretas untuk memanfaatkan celah keamanan yang telah terketahui.

Selain itu, pembaruan perangkat lunak biasanya tidak terlakukan secara otomatis. Hal ini mempersulit perusahaan yang memiliki banyak perangkat IoT untuk memantau dan mengelola pembaruan. Akibatnya, risiko serangan siber semakin tinggi.

Sebagai solusinya, perusahaan perlu menerapkan sistem manajemen pembaruan otomatis untuk perangkat IoT. Sistem ini akan memastikan semua perangkat selalu menggunakan firmware versi terbaru.

Langkah tambahan, seperti membuat jadwal rutin untuk audit keamanan perangkat, dapat membantu mengidentifikasi perangkat yang perlu terperbarui segera. Dengan demikian, perusahaan dapat melindungi jaringannya dari ancaman yang terus berkembang.

 

Baca juga: Tips Menghindari Kebocoran Data Pribadi Secara Online

 

Integrasi IoT yang Tidak Aman di Jaringan Perusahaan: Kesalahan yang Berbahaya

Banyak perusahaan menghubungkan perangkat IoT langsung ke jaringan utama tanpa pengamanan khusus. Praktik ini menciptakan risiko besar. Jika satu perangkat teretas, seluruh jaringan dapat terkompromi, memungkinkan serangan menyebar dengan cepat.

Jaringan yang tidak tersegmentasi menjadi salah satu penyebab utama meningkatnya serangan siber pada infrastruktur IoT. Peretas dapat memanfaatkan perangkat IoT sebagai titik masuk untuk mengakses data sensitif perusahaan.

Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan harus memisahkan perangkat IoT dari jaringan utama menggunakan segmentasi jaringan. Pendekatan ini membatasi dampak serangan dan memperkuat perlindungan terhadap jaringan inti.

Selain itu, penerapan firewall khusus dan sistem deteksi intrusi (IDS) pada jaringan IoT dapat meningkatkan keamanan. Langkah-langkah ini memastikan ancaman dapat dicegah sebelum menyebabkan kerusakan lebih lanjut.

 

Baca juga: Bagaimana IoT Membawa Risiko di Rumah Pintar Anda?

 

Minimnya Kesadaran Akan Ancaman IoT: Faktor yang Memperburuk Risiko

Banyak perusahaan masih menganggap IoT sebagai teknologi biasa tanpa risiko keamanan signifikan. Pandangan ini membuat IoT sering diabaikan dalam strategi keamanan siber. Akibatnya, perangkat menjadi target serangan, seperti serangan DDoS atau pembajakan sistem.

Kurangnya kesadaran ini juga menyebabkan perusahaan gagal memahami kompleksitas ancaman IoT. Sebagai contoh, botnet seperti Mirai memanfaatkan ribuan perangkat IoT untuk melancarkan serangan skala besar. Perusahaan yang tidak waspada menjadi korban berikutnya tanpa persiapan.

Solusinya, perusahaan perlu memberikan pelatihan keamanan siber yang berfokus pada ancaman IoT. Edukasi ini akan meningkatkan pemahaman karyawan tentang risiko dan cara mencegahnya.

Selain itu, perusahaan harus memastikan seluruh perangkat IoT diperiksa secara rutin untuk mendeteksi potensi ancaman lebih dini. Dengan pendekatan proaktif ini, perusahaan dapat mengurangi risiko yang sering kali diabaikan.

 

Baca juga: Cara Efektif Menghindari Infeksi Malware di Perangkat Anda

 

Kesimpulan

Keamanan IoT sering diabaikan oleh perusahaan, meskipun risikonya signifikan. Masalah seperti penggunaan kata sandi default, pembaruan firmware yang terlambat, integrasi jaringan yang tidak aman, dan kurangnya kesadaran menjadi ancaman besar. Dengan langkah proaktif seperti segmentasi jaringan, pembaruan otomatis, dan pelatihan karyawan, perusahaan dapat melindungi IoT dari serangan siber yang terus berkembang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun