Proyek data science sering kali termulai tanpa pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan spesifik bisnis. Hal ini menyebabkan solusi yang terhasilkan kurang relevan atau tidak memberikan dampak nyata. Tim data science, yang sering berfokus pada teknologi dan algoritma, sering kali melewatkan aspek strategis dari proyek.
Komunikasi yang kurang efektif antara pemangku kepentingan bisnis dan tim teknis memperburuk situasi. Pemangku kepentingan mungkin tidak mampu menjelaskan masalah yang perlu terselesaikan secara rinci. Sebaliknya, tim teknis sering gagal mengaitkan hasil analisis mereka dengan keputusan bisnis yang mendasar.
Pendekatan yang terfokus pada tujuan bisnis harus menjadi prioritas sejak awal. Dengan memahami kebutuhan inti organisasi, tim data science dapat merancang solusi yang lebih terarah dan bermanfaat. Transisi dari hasil teknis ke implementasi nyata juga akan lebih mulus jika tujuan bisnis terdefinisikan dengan jelas.
Â
Data yang Tidak Memadai
Kualitas data adalah fondasi keberhasilan setiap proyek data science. Namun, banyak organisasi menghadapi tantangan dalam hal ini. Data yang tidak lengkap, tidak bersih, atau tidak relevan menjadi hambatan utama. Ketidakmampuan mengakses data dari berbagai sumber juga memperburuk situasi.
Tanpa data yang cukup dan berkualitas, model analitik cenderung menghasilkan prediksi yang tidak akurat. Hal ini dapat merusak kepercayaan terhadap proyek dan menyulitkan adopsi hasil oleh tim bisnis. Bahkan teknologi terbaik sekalipun tidak dapat mengkompensasi data yang buruk.
Pembersihan dan validasi data harus menjadi langkah awal dalam setiap proyek. Selain itu, membangun pipeline data yang kuat akan memastikan data tetap konsisten dan siap tergunakan. Dengan data berkualitas tinggi, tim data science dapat menghasilkan hasil yang lebih dapat terandalkan dan relevan.
Â
Kekurangan Keterampilan dalam Tim
Keberhasilan proyek data science sangat bergantung pada keahlian yang dimiliki oleh tim yang menjalankannya. Namun, banyak proyek gagal karena tim tidak memiliki keterampilan yang seimbang. Biasanya, anggota tim sangat kuat di sisi teknis tetapi lemah dalam memahami konteks bisnis atau sebaliknya.
Selain itu, kurangnya kemampuan komunikasi juga menjadi tantangan besar. Tanpa keterampilan komunikasi yang efektif, hasil analisis sulit dipahami oleh pemangku kepentingan non-teknis. Hal ini sering menyebabkan miskomunikasi dan kegagalan dalam mengimplementasikan solusi.