Pemerintah memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 5,8% - 5,9%. Prediksi ini hanya tumbuh sedikit dari pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2013 yang bergerak sampai angka 5,7%. Jika kita bandingkan dengan negara-negara G20, pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2013 berhasil menempati posisi kedua setelah China.
Tidak terlalu tingginya prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia disinyalir karena adanya faktor pemilihan umum yang dilaksanakan pada tahun 2014. Namun, mengingat cukup stabilnya pondasi ekonomi Indonesia, maka pengaruh politik saat pemilu tidak memberikan pengaruh signifkan. Sehingga, pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2014 dapat dikatakan stabil.
Stabilnya pertumbuhan ekonomi indonesia salah satunya disebabkan oleh konsumsi domestik yang tinggi. Diantara konsumsi domestik yang meningkat dalam tiga tahun belakangan ini terjadi pada sektor properti. Hal ini juga berdampak pada pertumbuhan kredit pembiayaan apartemen yang terus meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan data pada gambar di atas, kredit pembiayaan apartemen hingga Oktober 2013 mencapai 221.436 miliar rupiah. Angka tersebut meningkat sekitar 23 persen dari tahun 2012 yang tercatat sebesar 180.553 miliar rupiah.
Meningkatnya kredit pembiayaan apartemen disebabkan oleh semakin menariknya bisnis apartemen yang dari sisi konsumen telah dianggap sebagai faktor gaya hidup, bukan hanya fungsionalitasnya semata.
Selain itu, memiliki apartemen juga dipercaya dapat menjadi pilihan investasi yang menarik, baik untuk jangka pendek (disewakan) maupun jangka panjang (dijual kembali).
Perbankan sebagai lembaga pembiayaan tentu tidak mau melewatkan peluang bisnis ini. Oleh karena itu, jika kita amati tren kredit pembiayaan apartemen selama 2012 hingga 2013, terlihat kecenderungan yang meningkat perbulannya.
Berdasarkan jenis bank, sebagaimana pembiayaan untuk kredit rumah tapak, maka Bank Umum sangat mendominasi kredit pembiayaan apartemen.
Hingga Oktober 2013, Bank Umum telah memberikan kredit pembiayaan apartemen sebesar 110.718 miliar rupiah atau sekitar 50 persen dari total kredit pembiayaan apartemen. Sedangkan di posisi dua dan tiga ada Bank Devisa dan Bank Pesero. Gabungan kredit pembiayaan Bank Umum, Bank Devisa dan Bank Persero mencapai 97 persen dari total kredit pembiayaan apartemen di Indonesia.
Bagaimana dengan tahun 2014?
Seiring dengan terus meningkatnya kebutuhan akan tempat tinggal, khususnya apartemen, maka pertumbuhan kredit pembiayaan apartemen juga akan terus meningkat. Dan tren ini akan terus berlangsung pada tahun 2014, meskipun tingkat pertumbuhannya akan sangat berpengaruh terhadap hasil pemilu di tahun 2014 ini. ***
Sumber Gambar: Laporan Industri: Kinerja Industri Properti Komersial ***