Kebudayaan berasal dari kata Culture dari Bahasa inggris sedangkan dalam Bahasa arab Tsaqafah yang memiliki arti mengelolah, mengerjakan serta mengembangkan. Kebudayaan secara etimologis ialah "buddhi" yang merujuk pada akal, pikiran, atau moral, sedangkan "daya" memiliki kemampuan atau kekuatan. Sedangkan kebudayaan memiliki akar kata yang berasal dari kata "budaya" yang berasal dari Bahasa sangsekerta yakni "Buddhayah" yang merupakan akar kata "budhi" dan "daya".[1] Yang dapat diartikan dengan suatu hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Adapun menurut para ahli Koentjaraningrat mengemukakan bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan system gagasan, Tindakan dan hasil karya manusia dengan belajar. Menurut selo soemardjan dan soelaeman berpendapat bahwa kebudayaan merupakan semua hasil karya, rasa, dan cipta manusia.2 Sehingga budaya dapat diartikan pula sebagai pikiran dan akal budi, mengenai kebudayaan yag sudah berkembang, beradab, dan maju serta dari beberapa pengertian pemaparan tersebut mengambarkan taraf pola piker manusia. Sehingga tinggi rendahnya taraf berpikir manusia dapat dilihat dari hasil kebudayaannya. Adapun menurut Dawson ada empat faktor yang menjadi alasan pokok yang menentukan corak suatu kebudayaan, yakni: geografis, keturunan atau bangsa, kejiwaan dan ekonomi.[2]
Kebudayaan islam memiliki ciri-ciri spesifik sebagaimana Zainal mengungkapkan bahwa ciri-ciri kebudayaan islam ialah yang ditegakkan atas dasar Aqidah dan tauhid, berdimensi kemanusiaan murni, diletakkan pada pilar-pilar akhlak mulia, dijiwa oleh semangat ilmu. Selain itu kebudayaan islam juga memiliki ciri diantaranya pertama mototeisme menjadi dasar utama dengan keyakinan pada satu Tuhan (Allah). Â Kedua syariat, yang diatur dalam al-quran dan hadis yang memberikan pedoman hidup mencangkup hukum, etika, dan moral. Ketiga Tradisi dan ritual ibadah contoh seperti shalat, puasa dan haji menjadi bagian integral kehidupan umat islam. Keempat kebudayaan islam ditandai dengan perkembangan kesusastraan, seni kaligrafi, dan arsitektur masjid yang mencerminkan estetika islam. Kelima nilai social seperti solidaritas, keadilan dan penghormatan terhadap orang tua serta sesama juga manjadi ciri khas.
Nilai-nilai islam dalam budaya Indonesia terdapat empat bagian yakni: pertama Teloransi Islam mengajarkan pentingnya toleransi antarumat beragama.Di Indonesia, banyak tradisi yang mencerminkan kerukunan,seperti perayaan bersama antara umat Islam dan pemeluk agama lain.kedua keadilan Ajaran Islam yang menekankan keadilan sosial danperlindungan terhadap kaum lemah berkontribusi padagerakan sosial di Indonesia, termasuk dalam pengentasankemiskinan dan perlindungan hak asasi manusia. Ketiga Budaya Banyak adat istiadat di Indonesia yang diadaptasi dengan nilai-nilai Islam, seperti upacara pernikahan yang memadukantradisi lokal dengan syariat Islam. Keempat Solidaritas nilai kebersamaan dan saling membantu, yang berasal dari ajaran islam tentang solidaritas sosial, yang mencerminkan praktik gotong royong, dalam aspel kehidupan. Dimana semua nilai-nilai islam dalam budaya Indonesia udah termasuk dalam kaidah ajaran agama islam.
Kaidah islam dan budaya memiliki kedua keterkaitan pertama Jika berkaiatan dengan masalah masalah ibadah,maka haram kecuali ada dalil. hal ini merujuk pada prinsip dalam fiqih yang menegaskan bahwa segalasesuatu yang berkaitan dengan ibadah dianggap terlarang (haram) sampai ada bukti atau dalil yang membolehkannya. Ini berarti bahwa dalam konteksibadah, umat Islam harus berpegang pada pedomanyang sudah ditetapkan dalam Al-Qur'an dan Hadis. Kedua Jika berkaitan dengan masalah sosial kemasyarakatan,maka boleh selama tidak ada dalil yang melarang.berarti bahwa dalam konteks sosial, suatu tindakanatau praktik dianggap diperbolehkan (halal) kecualiada bukti atau dalil dari Al-Qur'an atau Hadis yangmelarangnya. Ini menunjukkan bahwa banyak aspekkehidupan sosial dapat diatur dengan fleksibel, selamatidak bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam yang lebih mendasar. Islam dan budaya memiliki dua prinsip budaya pertama  yakni budaya sesuai dengan ajaran islam hal ini mencangkup ajaran islam berbagai praktik dan nilai yang sejalan dengan prinsip syariat. Seperti, tradisi gotong royong dalam kegiatan sosial mencerminkan nilai solidaritas dan persaudaraan. Seni dan arsitektur, seperti penggunaan kaligrafi Arab dalam masjid,menunjukkan penghormatan terhadap agama. Kedua budaya bertentangan dengan ajaran islam, budaya yang bertentangan ajaran islam mencangkup Pratik yang tidaksejalan dengan prinsip syariat. Contoh seperti suatu perayaan yang mengandung syirik seperti hal nya menyembah berhala jelas hal ini melanggar prinsip monoteisme, mengkomsumsi alkohol juga bertentangan dengan larangan islam sebab dianggap merusak akal dan moral.  Adapun dialektika islam dan budaya terdapat 3 hal yakni:[3]
a. TahmilÂ
Dialektika tahmil ialah proses pengalihan nilai, norma, dan budaya dari generasi ke generasi,dimana nilai-nilai tersebut diadopsi secara langsung dalam konteks baru. Dalam kebudayaan Islam, hal ini terlihat ketika ajaran Islam diadaptasi ke tradisi lokal,menciptakan keragaman budaya yang tetap berakar pada prinsip-prinsip Islam  b. Taghyir
Dialektika taghyir ialah proses perubahan dalam nilai dan norma,di mana masyarakat menyesuaikan praktik mereka dengan perkembangan zaman. Dalam kebudayaan Islam, ini terlihat saatajaran Islam diadaptasi untuk menjawab tantangan modern,memungkinkan nilai-nilai Islamtetap relevan tanpa mengorbankan esensinya.
c. TahrimÂ
Dialektika tahrim ialah proses penetapan pengharaman suatu praktik atau norma yang dianggap bertentangan dengan ajaran agama.Dalam Islam, tahrim dilakukanuntuk melarang perilaku tertentu demi menjaga integritas syariat,dengan mempertimbangkan dampak sosial, moral, dan spiritualnya dalam komunitas Muslim.
Kebudayaan islam dapat dipilah menjadi tiga unsur prinsip yakni:[4]
Kebudayaan islam sebagai hasil cipta karya orang islam