Kuis radio juga menarik sekali, di mana penyiar akan membacakan pertanyaan dan kita harus cepat-cepat menjawabnya via telepon. Karena pendengar radio banyak, tentu saja semakin banyak yang mau ikut menjawab. Pada saat telepon kita bisa masuk, belum tentu benar juga jawabannya, jadinya semakin seru.Â
Sempat mendapat beberapa kali hadiah lewat kuis di radio, selain hadiahnya, mendengar nama sendiri disebut itu sensasinya beda. Asyik aja gitu. Mirip-mirip sensasinya saat kita kirim-kiriman salam di radio itu.Â
Beranjak dewasa peran radio dalam kehidupan juga berubah, kalau dulu menemani belajar pada saat kuliah selain menenami belajar. Juga paling pas untuk menemani saat setrika, pekerjaan mudah tapi membosankan karena tidak bisa diselesaikan dengan cepat.Â
Radio adalah alat hiburan yang paling pas, karena bisa disambi dengan menyetrika. Yang sedih karena siaran radio biasanya berakhir di jam 12 malam, yang ditandai dengan lagu Indonesia Raya, sementara belajar kita belum selesai. Untunglah menemukan satu saluran yang mengudara 24 jam, dan di atas jam 12 malam biasanya hanya memutar lagu-lagu saja karena penyiarnya sudah pulang.Â
Saat sudah kerja, radio banyak didengarkan justru saat sedang di jalan, terutama di Surabaya yang lalu lintasnya suka macet di mana-mana.Â
Pagi hari paling cocok mendengarkan Good Morning Hard Rockers yang dipandu duo penyiar kocak, guyonan mereka membuat macet tidak berasa justru malah khawatir disangka pengendara di sebelah orang gila. Karena suka tiba-tiba ketawa ngakak sendiri dengerin radio.Â
Jadi bergantung dengan radio Suara Surabaya atau SS FM karena butuh untuk mengetahui kondisi lalu lintas, dan berbagai kejadian penting yang sedang terjadi.Â
Radio juga jadi sumber penelitian di waktu menempuh Sarjana S1, saat itu saya mengambil marketing dengan topik pilihan brand personality. Di mana memang jelas sekali segmentasi pendengar radio, dari cara siaran, lagu yang diputar hingga iklan yang ditayangkan siapa saja atau bagaimana demografis pendengar radio tertentu.Â
Dalam pekerjaan saya, radio juga dimanfaatkan untuk talk show di mana kita bisa mempromosikan via live talk show di studio.Â
Ada kejadian unik pada saat membuat program talk show bersama salah satu radio di kota Malang, di mana saya mengadakan talk show yang memberikan hadiah untuk para peserta kuis yang bisa menjawab pertanyaan.Â
Pada saat acara talk show berjalan selama kurang lebih 1 jam, di studio hanya ada si penyiar dan satu orang temannya. Sedikit aneh, karena biasanya selain penyiar tetap ada pegawai lain di stasiun radio. Tetapi karena radio itu sudah lama berdiri dan cukup terkenal, tentu saya tidak berpikir aneh-aneh.Â