Mohon tunggu...
Sosbud

Tol Laut untuk Indonesia Poros Maritim Dunia

7 November 2017   08:58 Diperbarui: 7 November 2017   09:40 5957
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: smeaker.com

"Menganggap Laut Sebagai Penghubung, Bukan Pemisah Pulau" tagline yang dibuat pemerintah untuk menjelaskan program Pembangunan Tol Laut di masa Kepresidenan Bapak Joko Widodo. Karena selama ini perspektif dari kacamata daratan membuat kita saling bersekat bahkan terasing dengan memandang laut sebagai pemisah daratan dan kurang memanfaatkan kekuatan dan kelebihan laut. Padahal, jika dilihat dari perspektif lain, laut dapat menjadi potensi mengingat untuk menegaskan kembali bahwa Indonesia adalah bangsa maritim. Kemudian munculah gagasan Tol Laut yang dimaksudkan untuk membangun transportasi laut dengan kapal atau sistem logistik kelautan, yang melayani tanpa henti dari Sabang hingga Merauke. Tujuannya menggerakkan roda perekonomian secara efisien dan merata.

Intinya sih yang ditekankan oleh Bapak Joko Widodo ini merupakan suatu konsep memperkuat jalur pelayaran yang dititikberatkan pada Indonesia bagian timur. Selain untuk mengkoneksikan jalur pelayaran dari barat ke timur Indonesia juga akan mempermudah akses niaga dari negara-negara Pasifik bagian selatan ke negara Asia bagian Timur.

Saya setuju bahwa bagi Negara kepulauan yang luas seperti Indonesia, memang jalan untuk menurunkan Biaya Logistik Nasional (menurunkan biaya ekonomi / meningkatkan daya saing produk nasional) dapat melalui mengoneksi jalur pelayaran maupun akses niaga. Namun, harus digaris bawahi bukan hanya dari aksesibilitas saja tetapi juga dengan cara menyeimbangkan jumlah angkutan kargo/komoditas antara Wilayah Depan dan Wilayah Dalam, melalui pembangunan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru (industri baru + hilirisasi) di Wilayah depan secara progresif.

Berdasarkan data Logistik Nasional Pusat Pertumbuhan Ekonomi Eksisting 2015 tedapat 5 pusat di seluruh Indonesia yang juga termasuk dalam kawasan strategis nasional pada zona arahan pengembangan kesejahteraan masyarakat, dan dengan Konsep Wilayah Depan dalam Logistik Nasional akan memuculkan 19 Pusat Pertumbuhan Ekonomi Baru sepanjang 2015-2019. Ditambah juga dari peluang pelayanan logistik dan industri dan perdagangan internasional yang 90% nya dibawa melalui laut, 40% nya sendiri melalui Indonesia, maka akan terbukanya akses regional melalui implementasi konsep tol laut yang dapat memberikan peluang industri kargo/logistik nasional untuk berperan dalam distribusi internasional.

Potensi lautan Indonesia menurut Kemenkeu RI 32 Miliar dolar AS untuk potensi perikanan Indonesia, 56 Miliar dolar AS untuk potensi kekayaan pesisir alami, 40 Miliar dolar AS untuk potensi kekayaan bioteknologi, 2 Miliar dolar AS untuk potensi kekayaan wisata bahari dan 20 Miliar dolar AS untuk potensi pengembangan transportasi laut. 

Meski Indeks kinerja logistik Indonesia berdasarkan Logistics Performance Index (LPI) 2014 menyatakan bahwa peringkat kita masih jauh di bawah Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Meskipun berdasarkan indeks konektivitas transportasi laut, DKI Jakarta memiliki konektivitas yang kuat di Indonesia yang nilai indeksnya sangat jauh dibandingkan dengan Kawasan Timur Indonesia. Tetapi Tol Laut tetap bisa menjadi solusi serta mendukung Indonesia poros maritim dunia, asalkan skenario / skema / strategi perlakuan kebijakan pembangunan di Wilayah Depan HARUS beda dan spesial dibandingkan dengan di Wilayah Dalam. "Not Business As Usual".

Menegakkan kesadaran untuk kedaulatan maritim yang harus tumbuh dalam diri setiap manusia Indonesia. Kedaulatan dimulai dari keberanian dan ketegasan serta sikap konsisten dalam penegakkan hukum dengan sanksi yang tegas dan adil. Menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan yang bertanggung jawab, berdaya saing, dan berkelanjutan. Meningkatkan pemberdayaan, daya saing, dan kemandirian dalam menjaga keberlanjutan usaha kelautan dan perikanan. Untuk menjadi pemain di negeri sendiri. Dan untuk menganggap laut benar-benar sebagai penghubung, bukan pemisah pulau.

Sumber:

  • Website Kepresidenan (www.presidenri.go.id).
  • Bahan ajar perkuliahan Infrastruktur Wilayah, 2016.
  • Bahan ajar perkualiahan Perencanaan Pesisir, 2017.
  • Bahan ajar perkuliahan tamu Pesisir: Isu Strategis dalam Perencanaan Ruang Laut di Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun