Waktu yang harusnya terpangkas karena Anda sudah menentukan dan mulai bergerak terhadap pilihan Anda, alih-alih menjadi sia-sia. Tanpa sadar Anda telah melewatkan kesempatan untuk melangkah pada langkah pertama sebuah pilihan. Sehingga pada saat Anda sadar di masa depan, Anda telah banyak menyia-nyiakan waktu.
Pilihan yang banyak juga bisa membuat orang yang mengalami FOBO stres. Karena berkeinginan untuk menentukan yang terbaik, akhirnya dia mengevaluasi dan mencari semua informasi untuk mencari tahu mana yang terbaik menurut standarnya. Misalnya dalam mencari jodoh. Ia merasa kualifikasi dirinya sangat tinggi menurut standarnya, maka datanglah padanya beberapa orang yang berminat berumah tangga dengannya, namun akhirnya dia stres menentukan mana yang paling baik menurutnya.Â
Stres ini dipicu sebab ia sangat berusaha mengumpulkan informasi mengenai orang-orang tersebut dan menentukan alternatif mana yang sesuai dengan standarnya. Begitu juga ketika seseorang itu memiliki kualifikasi tinggi untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dan gaji yang layak menurut standarnya, ia berusaha mengumpulkan informasi hingga mengalami stres.
Jika Anda tidak merasa seperti apa yang disebutkan di sini, maka bisa jadi Anda tidak terindikasi FOBO. Namun, apabila Anda merasa seperti "saya banget", maka saya sarankan Anda untuk berwaspada dan mulailah untuk tidak plin-plan dalam mengambil keputusan, segeralah putuskan dan ambillah risiko yang lebih kecil sebelum Anda menemukan risiko yang lebih besar akibat penundaan melakukan keputusan, baik itu untuk hal-hal kecil seperti menu makan siang dan malam Anda, ataupun ingin bekerja sebagai apa di masa depan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H