Mohon tunggu...
Indira Daniswari
Indira Daniswari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Jurusan Komunikasi, Sekolah Vokasi IPB University. Sedang menuntut ilmu.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Perjalanan Vaksinasi COVID-19 Di Puskesmas Lawang Gintung, Bogor Selatan

25 Maret 2021   23:20 Diperbarui: 25 Maret 2021   23:54 1421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BOGOR - Vaksin dibuat untuk merangsang pembentukan antibodi terhadap suatu penyakit. Vaksinasi Covid-19 menjadi harapan masyarakat di Indonesia sebagai solusi dari virus Corona yang tak kunjung usai. Vaksin yang saat ini sedang digunakan di Indonesia adalah Sinovac, yang sasaran awal diutamakan ke tenaga kesehatan. Kemudian petugas layanan publik seperti kantor kelurahan, kecamatan, dan guru-guru. dr. Asna yang merupakan seorang dokter umum di Puskesmas Lawang Gintung, Bogor Selatan membagikan informasi mengenai Program Vaksinasi di Puskesmas Lawang Gintung, Bogor Selatan.


Sasaran program Vaksinasi Covid-19 yang saat ini sedang diutamakan adalah untuk tenaga kesehatan, TNI/Polri, petugas layanan publik, dan guru-guru. Tenaga kesehatan yang pertama mendapatkan vaksinasi Covid-19 dikarenakan nakes merupakan salah satu garda terdepan yang melayani orang-orang yang sedang sakit sehingga sangat rentan untuk terpapar virus ataupun penyakit. Kemudian TNI dan Polri yang bertugas untuk menjaga dan melindungi keamanan negara, juga termasuk daftar sasaran awal vaksinasi Covid-19 setelah nakes. Begitu juga dengan petugas layanan publik seperti petugas kantor kelurahan, kecamatan, perkantoran dan juga guru-guru yang berhadapan dengan masyarakat. Selanjutnya masyarakat yang akan menjadi target program vaksinasi Covid-19 tentunya dengan syarat tertentu.

dr. Asna menuturkan puskesmas memiliki wilayah yang ditangani masing masing, jadi data masing-masing wilayah masuk ke puskesmas yang ada di wilayah itu. Misalnya wilayah Warung Jambu, masuk ke puskesmas Lawang Gintung. Jadi kelurahan-kelurahan, sekolah-sekolah dan polsek-polsek yang masuk ke wilayah puskesmas Lawang Gintung diutamakan terlebih dahulu. Masing-masing puskesmas melayani masyarakat yang ada di wilayahnya. Jadi, masing-masing puskesmas sudah ada wilayah yang harus dia tangani.

Masyarakat harus mengetahui bahwa vaksinasi sangat dianjurkan untuk dilaksanakan. Situasi yang dialami seluruh dunia yang sedang dilanda Covid-19 dan dengan adanya vaksin di tubuh kita akan membentuk antibodi.

"Walaupun nanti terkena, tidak akan seberat orang yang belum divaksin dan terkena Covid. Jadi, masyarakat ikuti saja alur program vaksinasi ini. Harapan kita semua rantai penularan Covid-19 akan berkurang walau secara bertahap. Masyarakat pun tidak perlu ragu-ragu atau takut akan vaksinasi Covid-19 ini karena akan ada pemeriksaan, screening dan tahapan-tahapan lainnya yang dilakukan oleh petugas kesehatan sebelum dilakukan vaksinasi.” ujar dokter Asna.

“Di puskesmas sudah ada tim yang sudah mengikuti pelatihan untuk menangani vaksinasi ini. Sudah ada beberapa individu untuk tim vaksinasi ini, setelah pelatihan mereka menginfokan atau mengedukasikan ke teman-teman yang ada di puskesmas. Yang didapat dari pelatihan disampaikan ke petugas puskesmas. Kemudian teman-teman petugas puskesmas diutamakan dulu untuk vaksinasi. Ada dokter, bidan, dan petugas adminnya yang ikut pelatihan.” Lanjut dokter Asna.

Dokter Asna juga menyampaikan untuk alur pelayanan vaksinasi Covid-19 di Puskesmas kota Bogor, puskesmas menyediakan 4 (empat) meja. Meja pertama yaitu untuk mendata ulang pasien yang berisikan pertanyaan seputar nama, alamat, kontak calon penerima vaksin. Setelah itu berlanjut ke meja dua yaitu meja Screening. Di meja dua ini, dokter akan menanyakan apakah pasien punya riwayat penyakit yang diderita selama ini, apakah pasien seorang penyintas Covid-19 dalam kurun waktu 14 hari kebelakang ini? Apakah pasien ada gangguan ginjal, kencing manis, ataupun riwayat hipertensi? Bilapun ada riwayat hipertensi namun terkontrol tensinya dan tensinya normal ketika akan divaksin maka pasien tersebut bisa divaksin. Selain itu akan ditanyakan apakah ada kelainan jantung, kelainan darah seperti lupus erimatosus atau auto imun. Ataupun apakah pasien memiliki arthritis, gangguan paru-paru misalnya paru obstruktif yang bertahun-tahun. Nanti ada banyak pertanyaan yang akan diajukan. Dalam contoh kasus, pasien hanya memiliki riwayat hipertensi dan saat screening, tensinya tidak tinggi dan selalu minum obat maka aman untuk vaksin. Yang memiliki riwayat kencing manis tetapi terkontrol dalam pengobatan dan pada saat divaksin gulanya tidak tinggi, maka bisa divaksin.

Dari meja screening, ke meja 3 yaitu meja vaksinasi, dilakukan proses vaksinasi. Setelah meja 3 kemudian meja 4, pasien akan diobservasi selama 30 menit. Observasi bertujuan untuk melihat apakah ada gejala atau keluhan setelah divaksin. “Setelah divaksin memang pasien tidak boleh pulang, diobservasi dulu.” ujar dokter Asna. Bila terjadi apa apa, bisa langsung ditangani oleh tenaga kesehatan. “Tetapi yang sudah-sudah kita lakukan di dinas kesehatan, seperti saya, petugas di puskesmas sudah divaksin dan teman-teman sudah divaksin, Insya Allah tidak ada gejala yang mengkhawatirkan. Jadi empat tahapan itu yang dilakukan terhadap yang akan divaksin nanti.” lanjut dokter Asna.

Proses penyuntikan vaksin Sinovac dilakukan secara dua kali. Terdapat perbedaan rentang waktu penyuntikan tahap pertama dan kedua untuk kedua rentang usia. Dari suntikkan tahap pertama menuju tahap kedua, untuk usia 60 tahun kebawah jaraknya 14 hari dan untuk usia 60 tahun keatas jaraknya lebih dari 14 hari. Vaksin membuat kekebalan dalam tubuh kita terhadap virus yang masuk. Dr. Asna juga menyebutkan belum diketahui seberapa ampuh vaksin Covid-19.

“Belum diketahui seberapa ampuhnya vaksin covid-19 ini. Setelah disuntikkan vaksin, bukan berarti tidak bisa terkena virus corona. Tetapi jika sudah divaksin, gejalanya tidak akan seberat orang yang belum divaksin. Yang terpenting sudah divaksin, yang dianjurkan sudah dilaksanakan.” tuturnya.

Poster Vaksinasi COVID-19 di Puskesmas Lawang Gintung, Bogor Selatan 
Poster Vaksinasi COVID-19 di Puskesmas Lawang Gintung, Bogor Selatan 
Pasien yang sudah divaksin pun memberikan informasi efek samping yang dirasakan. Sebenarnya hal ini tergantung tubuh seseorang. Menurut Intan, mahasiswi koas Kedokteran Gigi di salah satu universitas menyebutkan yang dirasakan setelah divaksin yaitu rasa kantuk. Sedangkan menurut dokter Asna, selain rasa mengantuk beberapa pasien mengeluhkan tenggorokan yang terasa kering setelah di vaksin. Ada pasien yang psikisnya merasa letih, resah, dan gelisah karena takut akan di vaksin. Faktor dari keresahan itu mempengaruhi juga gejala yang timbul di dirinya.


Terakhir, dokter Asna memberikan pesan untuk masyarakat agar tetap menerapkan dengan benar protokol kesehatan, seperti 3M. Selain itu, masyarakat juga tidak perlu khawatir dengan vaksinasi ini. Sudah banyak nakes dan lainnya yang divaksin dan terbukti tidak terdapat efek samping yang membahayakan. “Mari kita percayakan program Vaksinasi Covid-19 ini kepada pemerintah dan mengikuti arahannya.” tutup dr. Asna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun