Perjalanan seru itu di awali dari obrolan singkat anak-anak kosan yang berada di JL.Cemara 5, agak sedikit lupa nomor rumahnya. Seengaknya panggilan Keluarga Cemara ini sudah melekat di anak-anak yang mengokos di tempat itu. Awalnya ketika Mpi (novi ), bayi boo (theresia, kakak ku), dan Tege (nisa) dan aku sendiri si bayi endud atau biasa di panggil ndut (indira) berkumpul di ruang dapur, ngobrol-ngobrol bareng. Waktu itu hari jumat karena sempat berpikir juga, hari yang tepat dan lowong bisa main-main ke kosan kakak perempuanku adalah setelah pulang sekolah di bilangan Pd.Labu Jakarta selatan itu.
“ ke anyer yuk. Kapan nih? “ Mpi membuka topic pembicaraan
“iya-iya kapan, gue mah sih bebas aja” sahut Tege
“nah ajak si gendut ayok!” seru Mpi.
“lah dia kan sekolah, ribet juga. Ya paling bisa jumat depan.” Lanjut Bayi boo
“emang berangkat langsung hari jumatnya? Jem brapa?” bertanya dengan harap-harap harus pasti karena aku sendiri ingin ikut, senang rasanya sudah di anggap jadi keluarga cemara.
“biar asik tuh kita berangkat jam 12 malem, kan udah mau pagi tuh, jadi bisa main pagi-pagi, ampe siang. Terus siang sorenya kita balik ke Jakarta. Kek anak backpacker aja sih, merakyat nan murah.” Jawab sang pelopor acara si Mpi.
Hari demi berlalu, kumpulan anak-anak falkultas kedokteran UPNVJ ini melakukan aktifitas seperti biasa, sama halnya dengan aku, sekolah dan menjalani rutinitas masng-masing. Hingga hari-H itu tiba, mohon-mohon aku dan kakaku memelas untuk meminjam mobil buat jalan-jala ke anyer. Memang sih perjalanan tidak sehangat atau mengesankan juga seperti pulang kampong ke Bali dan Jawa Timur. Tetapi kali ini aku ingin menikmati kebersamaan bersama teman-teman kos, tepatnya dengan teman-teman kakakku. Sungguh sebuah kehormatan hangat di terima di tempat lain seperti ini. Alhasil, memang aku ini adalah anak paling bontot yang apa yang ku lakukan mungkin dituruti, ibuku akhirnya meminjamkan mobilnya tepatnya kakakku yang menjadi supir. Saat itu masih belum tau, siapa yang bakal ikut lagi dalam acara jalan-jalan ini.
Kasak-kusuk dari kakakku sendiri dia mengajak dan aka nada yang ikut serta cowoknya si lobak (Tedy), jenggot (aku lupa nama aslinya), Vicky (teman 1 kampus), dan Dimas (cowoknya novi), dan satu teman kampus perempuan aku tidak kenal namanya. Dari situ langsung mikir, “ Eh waduh, badan gue gede, duduk dimana? Kasian tuh di belakang, dempet-dempetan? Hahaha” dalam hati berbicara sambil ketawa-ketawa sendiri sambil liat balasan BBM tentang kasak-kusuk itu.
Ibuku mengantarku malam-malam menuju kosan untuk menyerahkan mobil kepada kakaku. Terios putih itulah yang akan mengantar kami semua menuju anyer.
*
Jam demi jam berlalu, ada yang tidur, ada yang nonton, sambil nunggu jam 12 pun tiba. Emang dasar doyan makan, aku makan dulu mie depan kampus kakaku. Kelar semua makan-makannya, tak terasa sudah jam 11.30. baru sampe kosan, suara cewek-cewek pada rame banget preparing barang apa aja yang di bawa. Aku hanya simple aja barang yang di bawa cumin baju ganti yang terdiri dari tanktop hitam, hotpans, dan kain bali, karena ada bakalan calon tidur pulas sepulas mungkin . Teringat sekali rambutku masi panjang, layaknya putri bali (sebenarnya memang turunan orang bali). Aku yang menunggu para anak-anak kos perempuan yang lain sungguh lama sekali, sedangkan aku dan kakakku sudah selesai dari tadi. Kagetlah aku ketika ada yang bawa bantal boneka tas tenteng nggak jelas yang aku nggak tau apa isinya. Intinya kalau mau dibilang bawaan rempong (bawaan ribet banget). Di situ pula kami masi menunggu gerombolan anak kos cowok berdatangan.
Hingga semua anak-anak sudah berkumpul dan akhirnya, VOILA. Kita semua masuk ke mobil, dan berjalan menuju Anyer, yang di kemudikan oleh kakaku.
*
Perjalanan itu berunjung sepi, hanya ada mobil-mobil dan motor-motor orang yang pulang kerja atau anak-anak muda yang berkeliaran malam-malam. Perjalanan itu akhirnya sampai di Rest area, aku lupa namanya kalau tidak salah dekat rest area Cibubur Junction. Dimana kami semua kebelet pipis dan mobil saatnya untuk diisikan bensin. Dan disini saatnya kami beraksi untuk narsis.
[caption id="attachment_289719" align="alignnone" width="540" caption="di rest area cibubur"][/caption]
Dan akhirnya foto-foto narsis kami di Rest area ini berakhir dan kami melanjutkan perjalanan. di dalam perjalanan lantunan music dari berbagai genre pun terputar, di awali dengan lagu House Music luar negri (lagu clubbing) sampe setengah perjalanan sudah melewati daerah Cilego Timur, lagu itu berganti di depan Alfamart yang tidak tau cabang mana. di saat tiba di Alfamart tersebut lagu Rosa dan lagu-lagu bak galau macam anak jaaman sekarangpun terputar oleh kaset bajakan dvd si Tege. Wajah yang Kalimantan anak ini sedikit mirip-mirip bak Shyarini, jadi sambil menyanyikan lagu Rosa dia kadang bergaya layakanya Shyarini bernyanyi. Hiburan gratis didalam mobil ini mebuahkan tawa renyah dari kita semua. Akhirnya seetelah mendengar beberapa bait yang Tege nyanyikan, turun juga anak-anak yang mau turun untuk membeli Snack, softdrinks. Laper sih nggak kita semua, cumin ini laparny larinya lapar mata bukan lapar di perut. Uang pas-pasan. Tidak tau kalau masing-masing membawa uang berapa, maupun aku dan kakaku di beri uang jajan tetapi pasti dengan harga dan nominal yang berbeda pula. Teringat aku hanya membawa 200 ribu. Tak apalah, pikirku. Karena saat itu aku sadar aku mempunyai kakak, wajar seorang adik korupsi sedikit memelas meminta kakaknya yang membayar makan dan minum dan akomodasi ku hehehe. Setelah belanja kita masuk ke mobil dan masih mendapatkan si Tege bernyanyi dengan asyiknya, alhasil kami semua menggeleng-gelengkan kepala, heran kenapa dengan dirinya? Hehehe saat itu supir berganti, dari arah reast area di Cibubur sudah dimas yang membawa mobil, Tedy haya bermain-main gas-gas mobil sebelum diberikan kemudiknya kepada Dimas, hingga di rest area, Vicky lah yang menghantar kami hingga menuju Anyer.
Kami tetap meneruskan perjalan, kurang lebih sudah pukul 03.56 , saat itu aku sedang berkomunikasi dengan pacarku yang memang kebetulan orang Cilegon timur dengan proffesi yang sama. Sambil lalu aku berkomunikasi via sms, ku melihat pemandangan subuh kota Cilegon itu. Setelah ku lihat-lihat memang daerah menuju arah semakin ke anyer hanya daerah Cilegonn Timur bagian Kotanya lah yang mungkin bisa dikatakan pesat ekonominya, sangat bisa terlihat dari adanya Mall di pusat kota, mobil-mobil yang bisa dikatakan kalangan menengah ke atas maupun bawah, banyaknya hotel-hotel di pinggir-pinggir jalan dengan kelas standar ya kisaran kelas 1-3. Rasa kantukpun kayaknya sudah tak mungkin, apa mungkin aku yang terlalu bersemangat? Bisa jadi. Mata yang terpejam di dapatkan ku ketika melihat Tege yang asik tidur menyeder di jendela mobil dengan bantal yang besar memang kebetulan juga dia duduk di samping jendela di belakang kemudi. Kakakku dan pacaranya asyik mengobrol-ngobrol,Vicky masih dengan tenangnya menikmati jalanan yang sedikit rusak. Dan di jok belakang mobil, Dimas dan Mpi tidur dengan tenang. Sungguh so sweet sekali.
Kurang lebih pukul 05.50 seingatku, kami sudah mau sampai Anyer. Kami sempat salah jalan, dan kami memasuki satu industry pertambangan dan untungnya satpam-satpam yang ada disana ramah sekali memandu kami menjelaskan arah menuju Anyer. Karena kodisi mala mini lah yang membuat kami agak sedikit lupa dengan jalanan Anyer. Jalanan menuju anyer itu tidak semuanya mulus. Banyaknya perindustrian disana yang mengakibatkan jalanan rusak, bolong-bolong, berbatu karena kendaraan berat dan semakin kita menuju arah anyerpun jalanan semakin tidak memadai. Ukuran jalan yang sempit yang bisa pembaca bayangkan yang pastinya pernah ke Anyer, 2 mobil berlawanan arah saja sudah untung-untungan bisa lewat. Sedangkan waktu itu kami menuju arah Anyer ketika Mobil-mobil kendaraan berat itu sedang beroprasi menuju arah Jakarta. Tetapi aku bangga juga sih dengan kepiawaian orang Indonesia mengemudi. Sesempit jalan apapun, mereka masih bisa mengemudi dan menyalip dengan ekstrim dan kebanyakan selamat. Jarang sih terdengar ada kecelakaan di menuju Anyer. Mungkin ada cumin, jarang sekali.
Akhirnya perjalanan ini sudah sampai di dekat sekali dengan Pantai Carita yang kami tuju, dikiri kanan jalan banyak sekali restoran dan hotel-hotel untuk kita bersitirahat. Tetapi, kami ke anyer ingin berkumpul dan seru-seruan, ini dia maksudnya, karena cumin mau seru-seruan itulah kami tidak menginap.
*
Jam setengah enam tepat sekali kami masuk ke pantai carita yang kami tuju. Banyak lesehan-lesehan yang masih tutup atau baru saja penjual berdatangan untuk bersiap-siap untuk menjajahkan jajanannya.
Terlihat jelas beberapa mobil dengan lagu yang agak sedikit kencang yang bisa terdengar dari luar mobil. Dan banyak juga muda-mudi sedang memadu kasih. Tetap sesampainya di Anyer, kami berfoto-foto bersama. Seperti biasa kembali, nggak kakak atau adik kalau liat kamera , langsung deh berpose.
Tetapi sembaring berfoto ria menunggu sang fajar muncul menyinari anak-anak seru seperti kami. Beberapa dari kami termasuk pacar kakaku sudah menuju dan sudh ada juga yang di bibir pantai untuk merasakan air pantai. Sebenarnya sebelum kami sampai di anyer kami sudah dapat informasi bahwah arus gelombang sedang tidak bagus. Tapi saran warning itu alhasil hanya menjadi angin lalu bagi kami semua. Lama-lama air sudah mulai naik dan memakan kaki mungil kami. Aku dan semuanya menantang untung tetap maju menikmati gelombangnya. Tak peduli bersih kotornya, orang Jakarta pasti tau anyer kualitas air seperti apa, tetapi tetap saja Anyer banyak peminatnya, selain untuk liburan para pemadu kasi, pantai Anyer juga banyak peminat, seperti untuk acara perpisahan sekolah, atau acara komunitas atau organisasi untuk meeting dan bisa menikmati pantai dan favorit untuk liburan bersama keluarga selain Puncak,Bogor dan lain-lain tempat destinasi seru untuk berkumpul bersama
Menantangi arus gelombang sampai aku hampir tertelan oleh arus, memang kami semua nekat dan tak pandang bulu dan tidak mendengar intruksi-intruksi orang sekitar. Tidak Cuma kami, tetapi banyak yang tidak mau mendengar. Mungkin pantainya biasa saja tetapi pantai ini sangat pintar mebawa suasana kita menjadi betah berlama-lama di sini. Hebatnya panas terik yang sedang terik-teriknya dan di temani awan mendung yang bisa diperkirakan ketika aku pulang ke Jakarta pastila hujan, kami masi tetap bermain air sampai jam 10 atau 11 kurang lebih. Dan akhirnya kami berinisiatif untuk bermain banana boat, usul salah satu dari kami. Tetapi sebelum banana boat kita bermain pasir dulu.
[caption id="attachment_289722" align="alignnone" width="720" caption="manusia pasir"]
(manusia pasir ala keluarga cemara, dimas jadi korbannya kali ini)
[caption id="attachment_289723" align="alignnone" width="720" caption="manusia pasir"]
[caption id="attachment_289724" align="alignnone" width="720" caption="manusia pasir"]
( nah, habis bermain pasir, kami langsung deh nego-nego sama abang-abang penjajah banna bot nah ini nih dokumentasi yang kita dapet. Dan aku membantu kakak naik, karena untuk naik banana boat susah, nggak selain licin, tetapi efek berat di badan hahaha)
[caption id="attachment_289726" align="alignnone" width="720" caption="naik banana boat"]
(nah ini baru bisa duduk dengan tenang semuanya)
[caption id="attachment_289728" align="alignnone" width="720" caption="naik banana boat"]
[caption id="attachment_289734" align="alignnone" width="720" caption="LONCAT"]
(nah ini kami)
Aku lupa berapa durasinya, pokoknya pembayaran setelah nego kesana kesini sudah di urus oleh Mpi sang pelopor. Kita di tarik oleh boat di ajak putar-putar sesuka hati sampai akhirnya di jatuhkan juga tengah-tengah. Serunya, tetapi semakin ke tengah kadar asin pada air sudah tidak begitu para ketika kami di pinggir pantai. Tidak begitu perih. Ada yang berniat salah satu dari kami untung kembali ke pinggir dengan berenang, itu nggak mungkin banget menurutku. Dan hall tererat ketika sudah ditengah-tengah kita di suruh naik ke banana lagi, ya ampun sampe kecemplung berapa kali diriku ini.
Tetapi semua berbuah dengan kesengan sesaat kami, kami di kembalikan ke tempat asal, dan langsung mencari tukang tattoo. Ini sudah menjadi kebiasaan di sana seperti membuat tattoo, bermain pasir, bermain dengan ombak, duduk di lesehan menikmati air kelapa dan otk-otak ikan. Tetapi tattoo adala tujuan utama kami, kemudian sisanya akan menjadi pemanis akhir kami.
Tattoo ku luamayan banyak hingga habis 80 ribu, kakaku hanya di pundak sebelah kiri, dan anak lain hanya tulisan-tulisan saja. Sesudah mentato, kami berfoto. Kami sajikan dokumentasi lainnya.
[caption id="attachment_289737" align="alignnone" width="720" caption="kita punya cerita yang bertema jalan santai"]
(ketika kami otw balik habis dari jalan-jalan sebentar menuju tempat tattoo setelah kecebur di tengah pantai dan di bawah ini kalian bisa liat foto-foto setelah tercebur)
[caption id="attachment_289739" align="alignnone" width="720" caption="bersama-sama"]
(kta loncat dulu dan berpose sexy. Cie cie hehehe dengan urutan aku, kakaku,dan Nisa)
[caption id="attachment_289746" align="alignnone" width="720" caption="habis tatto pamer tatto dulu"]
(ada satu cewek yang berjilbab hitam aku lupa namanya )
[caption id="attachment_289747" align="alignnone" width="720" caption="ini paling bagus dari semua"]
(sepertinya yang paling bagus yang ini sih hihihi)
[caption id="attachment_289750" align="alignnone" width="720" caption="we smile you smile"]
Nah, assik kan. Coba dh viewer. Sebenernya sih kita bisa bervakansi kemana saja, apalagi sebuah kebersamaan itu penting, setidak enaknya tempat itu sekotor atau sebersihnya tempat itu kalau bersama-sama maupun ada kisah jelek atau bagus pasti akan menjadi liburan yang seru. Ini aku kasih dokumentasi sebelum kita mandi dan bersiap-siap untuk mencari makan siang.
[caption id="attachment_289749" align="alignnone" width="720" caption="we are cemara generation hehehe"]
(baris dulu, narsis dulu sebelum mandi)
[caption id="attachment_289751" align="alignnone" width="720" caption="norak tatto"]
(pamer tato dulu ni, sambil foto-foto cantik dan ber-alay ria)
[caption id="attachment_289755" align="alignnone" width="720" caption="ayok senyum"]
Nah ini nih kerjaan sebelum mandi, dan perlu kalian tau viewer, kareena dulu rambutku panjang banget. Sampe sampe namanya pasir itu nggak ilang-ilang dari kepala ini. Sampe-sampe hampir menghabiskan 15 saset shampoo. Mistis juga ni rambut, maunya di keramasin mulu wkkwk hebatnya doyan makan pasir hahaha. Tetapi hari itu di awali dengan capek yang indah, rasanya ingin cepat-cepat sampai kos-an yang indah itu untuk tidur beberapa jam saja. Tetapi ya sudahlah, masih ada perjalanan yang jauh lagi soalnya. Dan kami tak sabar untuk mencari makan siang yang nikmat di sekitar pantai Anyer. Entah restaurant atau apalah, yang penting kami laper. Tetapi ada satu masalh yang tak terlupakan. Aku lupa membawa pakaian dalam bagian atas untuk perempuan (bra) hehehe. Untuk punya rambut panjang, aku tutup dan untungnya lagi aku ada selimut bali, aku tutupi layaknya orang sedang mandi. Dan kejadian itu yang tau hanya aku dan kakaku.
*
Kami masih mencari-cari makanan apa yang cocok, hingga kami hampir saja menuju ujung provinsi di anyer dan hampir tidak ada jalan dan sinyal pun kami tak dapat. Gila dan seru juga, tetapi setelah kita menuju arah sebaliknya, akhirnya kami menemukan restoran. Ternyata restoran itu Chinese food yang bernuansa bali, aku lupa namanya. Tempat memang tidak begitu bagus Cuma seperti tempat tua dan lama, pengujug lumayan dan inilah kami saat memesan makanan.
[caption id="attachment_289757" align="alignnone" width="720" caption="main hape hayoo main hape ngapain hayoo"]
Dan kalian juga boleh tau, kami adalah customer yang makannya paling lama. Lama-lama semedi juga nih, hahahah. Kira kira kami ada 2 jam duduk nongkrong disana sambil makan-makan. Yah begitulah enaknya. Dan inilah, maklum kami masih anak di bawah orang tua yang belum bisa membiayakan diri sendiri. Duit pas-pasan dan modal patungan aja. Tapi akhirnya kebayar juga sih, dan untungnya dikategorikan murah.
*
Dan di akhir cerita, kita pulang dengan selamat. Aku tidak berusaha untuk menceritakan detil. Karena perjalanan pulang semua tidak melakukan apa-apa kecuali tidur dan Dimas menjadi giliran untuk menyetir sampai di Jakarta.
Seampai di Jakarta mobil berlabuh menuju kos-an anak laki-laki untuk di antar pulang. Salam-salaman terjadi dengan hangat. Tetapi emang dasar aku kebo, aku tidur pulas dan pengemudi dig anti oleh kakakku dan menuju ke kosan tercinta dimana keluarga Cemara berkumpul. Dan alhasil ini ah happy ending yang kami inginkan. Tidur dengan indahnya tanpa ada ganguan orang sedikitpun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H