Mohon tunggu...
Indira Amaliasari
Indira Amaliasari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa KKN Universitas Diponegoro

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Masyarakat Masih Kerap Membandel, Mahasiswa Undip Ajak Sadar Bahaya Covid-19

11 Agustus 2020   13:02 Diperbarui: 11 Agustus 2020   13:25 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa Undip Melakukan Sosialisasi Cara Berdagang di Masa Pandemi COVID-19 dan Membagikan Masker serta Hand Sanitizer

Bekasi (11/8), Virus corona (SARS-CoV-2) atau yang dikenal sebagai COVID-19 merupakan virus yang menyerang sistem pernapasan manusia. Penyakit pernapasan bisa timbul dari ringan sampai berat. Bahkan, ada penderita yang tidak menunjukkan gejala sama sekali (Orang Tanpa Gejala). 

Virus corona berhubungan dengan imunitas tubuh. Imunitas dikenal sebagai pelindung tubuh sehingga apabila imunitas tubuh lemah, maka virus tersebut akan mudah untuk masuk ke dalam tubuh. 

Gejala umum yang sering terjadi pada penderitanya adalah sesak nafas, demam, sakit tenggorokan, kelelahan, dan batuk. Virus ini bisa menular dari manusia ke manusia lainnya dan menyerang siapa saja mulai dari bayi, anak-anak, orang dewasa, lansia, ibu hamil, maupun ibu menyusui. Orang tua atau orang yang memiliki penyakit komplikasi seperti diabetes, asma, dan penyakit jantung lebih rentan untuk terkena virus ini.

Virus corona biasanya menunjukkan gejala-gejalanya selama 1-14 hari. Oleh karena itu, sebaiknya orang yang dicurigai terpapar virus tersebut harus diisolasi dan dipantau keadaannya selama 14 hari, baik di rumah atau di rumah sakit karena virus tersebut diyakini bertahan di tubuh manusia selama 14 hari. Oleh karena itu, disarankan apabila kita tidak memiliki keperluan yang mendesak maka sebaiknya tetap dirumah saja.

Disisi lain, pandemi COVID-19 ini memengaruhi pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Universitas Diponegoro. Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah salah satu mata kuliah wajib dengan tujuan menciptakan mahasiswa yang peduli, peka, inovatif dan berdedikasi kepada masyarakat, serta memberikan pemberdayaan masyarakat di tengah pandemi COVID-19. 

Pada sebelumnya, pelaksanaan KKN dilakukan di setiap desa lingkup Jawa Tengah. Tetapi, pandemi COVID-19 ini mengubah konsep pelaksanaan KKN tersebut berdasarkan domisili masing-masing mahasiswa atau yang dikenal sebagai KKN Pulang Kampung.

Salah satu mahasiswa Universitas Diponegoro, Indira Amaliasari yang melaksanakan KKN Pulang Kampung sesuai dengan domisili tempat tinggal, yaitu berada di Kelurahan Jaticempaka, Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi. 

Pelaksanaan KKN mengambil tema kondisi saat ini, yaitu "Pemberdayaan Masyarakat di Tengah Pandemi COVID-19 Berbasis Pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG's)". Pelaksanaan KKN saat ini mengarahkan mahasiswa untuk membuat program kerja yang berkaitan dengan pencegahan penyebaran virus corona.

Program kerja pertama yang telah dilakukan oleh Indira Amaliasari sebagai mahasiswa KKN Tim II UNDIP 2019/2020 adalah "Edukasi Sosialisasi dan Kegiatan Pencegahan COVID-19 serta Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS) Untuk Menghadapi Era New Normal". 

Kegiatan program kerja ini meliputi edukasi prosedur karantina mandiri, edukasi dan penyebaran poster cara mencuci tangan yang benar, pembuatan hand sanitizer, penyebaran poster panduan beribadah di masjid selama pandemi, dan pembagian paket masker dan hand sanitizer kepada masyarakat.

Menurut KEMENKES RI, penularan virus corona bisa melalui tangan yang menyentuh benda apa saja dapat terkontaminasi virus. Jika kita menyentuh area wajah, mata, hidung, dan mulut dengan tangan yang telah terkontaminasi virus, maka virus dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh. Gunakan masker dengan benar hingga menutupi mulut dan hidung. 

Penularan virus corona saat ini telah menyentuh angka 100.000 orang lebih. Berdasarkan data dari KEMENKES RI, jumlah kasus konfirmasi positif virus corona per (10/8) sebanyak 127.083 orang. 

Sudah lebih dari dua puluh juta orang yang telah terpapar virus corona di seluruh dunia. Dampak yang lebih terasa dengan adanya virus corona adalah anjloknya ekonomi nasional. 

Masih banyak masyarakat yang tidak bisa hanya berdiam diri dirumah dikarenakan masih harus dituntut untuk bekerja demi perekonomian. Oleh karena itu, pemerintah memberikan opsi lain, yaitu menerapkan kebijakan "New Normal" untuk masyarakat.

Dengan adanya  kebijakan new normal yang diterapkan pemerintah, maka masyarakat wajib untuk mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan. 

New normal merupakan istilah baru yang mengacu pada perubahan atau penyesuaian pola hidup perilaku manusia untuk tetap menjalani aktivitas normal dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. 

Persiapan dini untuk menyambut kebijakan new normal, antara lain membawa tisu kering, alat ibadah pribadi, botol minum pribadi, dan masker cadangan. 

Pemerintah saat ini juga telah merilis aplikasi Peduli Lindungi untuk memudahkan masyakat dalam mengakses informasi terkait COVID-19. Kebijakan ini telah diterapkan di empat provinsi, yaitu Jakarta, Gorontalo, Jawa Barat, dan Sumatera Barat. 

Selanjutnya, setelah adanya kebijakan new normal masyarakat dapat diizinkan untuk beraktivitas normal dengan menerapkan social distancing. Sayangnya, kebijakan ini tidak didasari dengan pemahaman masyarakat mengenai virus corona dan apa saja yang harus dilakukan untuk menghadapinya. 

Kebijakan new normal dan sosialisasi pencegahan COVID-19 dari pemerintah juga dirasa belum memberikan perubahan yang baik untuk masyarakat. 

Masyarakat masih kerap tidak memakai masker, tidak menerapkan social distancing, mengabaikan protokol kesehatan, dan meremehkan keberadaan virus ini.

Permasalahan ini membuat pergerakan satu sama lain. Tidak hanya pemerintah, namun semua lapisan masyarakat. Masyarakat harus saling membantu, peka, dan peduli terhadap sesama. 

Permasalahan ini juga akan terus bertambah dan semakin luas apabila tidak ada kerjasama dari semua pihak. Oleh karena itu, mahasiswa UNDIP menginisiasi pembagian masker dan hand sanitizer sekaligus menggerakkan masyarakat untuk sadar bahwa bahaya COVID-19 nyata adanya. 

Sudah banyak manusia yang menjadi korban akibat persebaran virus ini. Masker dan hand sanitizer menjadi alat pelindung diri yang dini untuk mencegah penularan COVID-19.

Mahasiswa Undip Melakukan Sosialisasi Cara Berdagang di Masa Pandemi COVID-19 dan Membagikan Masker serta Hand Sanitizer
Mahasiswa Undip Melakukan Sosialisasi Cara Berdagang di Masa Pandemi COVID-19 dan Membagikan Masker serta Hand Sanitizer

Mahasiswa Undip Memberikan Sosialisasi Cara Mencuci tangan, menggunakan masker dan panduan beribadah di masjid pada masa Pandemi
Mahasiswa Undip Memberikan Sosialisasi Cara Mencuci tangan, menggunakan masker dan panduan beribadah di masjid pada masa Pandemi

Pembagian masker dan hand sanitizer disambut antusias oleh masyarakat. Pembagian masker dan hand sanitizer ini dilakukan di Balai Pertemuan Warga RW 01 dan daerah sekitar Kelurahan Jaticempaka. 

Pembagian masker ini juga dibagikan kepada para ojek online, pedagang, masyarakat. Mereka seringkali mengeluhkan pemberian masker yang disertai embel-embel suatu kepentingan kelompok tertentu, sehingga mereka tidak tertarik untuk memakainya. 

Hasil dari sosialisasi ini menghasilkan perubahan, yaitu masyarakat mulai sadar dengan menggunakan masker setiap berpergian, menjaga jarak saat sedang pergi keluar, dan mencuci tangan setiap saat. 

Kegiatan ini juga disertai dengan sosialisasi panduan beribadah di masjid selama pandemi. Penyebaran poster beribadah di masjid dilakukan di tiga masjid, yaitu Mushola Al Karimiyah dan Masjid Al-Basyariah. 

Sosialisasi yang diberikan seperti bagaimana menegur jamaah yang tidak menerapkan protokol kesehatan, menggunakan disinfektan untuk membunuh virus, menyediakan hand sanitizer di jalur masuk/keluar masjid, menggunakan masker, dan menjaga jarak serta tidak berjabat tangan. 

Selain sosialisasi, saya memberikan poster protokol kesehatan yang harus dipatuhi saat berada di masjid. Hasil dari sosialisasi COVID-19 di masjid tersebut adalah perubahan yang sebelumnya para jamaah tidak memakai masker menjadi menggunakan masker, tidak menerapkan jaga jarak menjadi menerapkan jaga jarak, dan menggunakan hand sanitizer. 

Tetapi, masih banyak ditemukan para jamaah yang tidak menggunakan masker. Setelah itu, para pengurus masjid akan menegur juga memberikan masker gratis.

Kesadaran untuk menerapkan protokol kesehatan bukan semata untuk melindungi diri namun juga melindungi orang lain. Sebagai manusia, kita sudah seharusnya saling membantu dan menolong dalam kebaikan.

Penulis : Indira Amaliasari / FISIP Administrasi Publik

Dosen Pembimbing Lapangan : Dr. Ir. Eny Fuskhah, M.Si 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun