Sering sekali kita temukan senda gurau terkait agama. "Ah, kan cuma becanda," kata orang. Tauhid adalah penganggungan terhadap Allah. Candaan terhadap-Nya dan segalanya yang terkait dengan ajaran-Nya tak bisa dianggap menganggungkan Allah.Â
Tauhid adalah kesepakatan menjalankan semua perintahNya sepenuhnya. Mereka yang sepakat dan komitmen tak akan pula main-main dalam menjalankannya. Mereka jauh dari candaan dan akan sangat sakit hati mendengar ajaran Islam dijadian becandaan.
Apa saja yang dianggap becanda terkait agama?
- Mempelesetkan ayat-ayat Quran atau hadits
- Menyindir ayat Quran, hadits dan komitmen pelakunya, misalnya: posting gambar kecoak mirip kurma di siang bulan puasa
- Panggilan yang mengolok-olok mereka yang komitmen atas ajaran agama, termasuk "ninja" untuk mereka yang berjilbab, "kambing" untuk yang berjenggotÂ
- Gestur tubuh, karikatur, komik, dan lain sebagainya
Dalam perang Tabuk ada orang-orang yang berkata "Belum pernah kami melihat seperti para ahli baca Al Quran ini, orang yang lebih buncit perutnya, lebih dusta lisannya dan lebih pengecut dalam peperangan." Merujuk pada Rasulullah saw dan para sahabat yang ahli baca Al Quran.
Maka berkatalah Auf bin Malik, "Omong kosong yang kamu katakan. Kamu munafik. Akan aku beritahukan kepada Rasulullah saw." Lalu pergilah Auf kepada Rasulullah saw untuk memberitahukan hal tersebut kepada Beliau. Tetapi sebelum ia sampai, telah turun wahyu Allah kepada Rasulullah saw. Ketika orang itu datang kepada Rasulullah saw, beliau telah beranjak dari tempatnya dan menaiki untanya.Â
Maka berkatalah dia kepada Rasulullah, "Ya Rasulullah! Sebenarnya kami hanya bersenda-garau dan mengobrol sebagaimana obrolan orang-orang yang bepergian jauh untuk pengisi waktu saja dalam perjalanan kami."Â
Ibnu Umar berkata,"Sepertinya aku melihatnya berpegangan pada sabuk pelana unta Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, sedangkan kedua kakinya tersandung-sandung batu sambil berkata, "Sebenarnya kami hanya bersenda-gurau dan bermain-main saja." Lalu Rasulullah saw bersabda kepadanya, "Apakah terhadap Allah, ayat-ayatNya dan RasulNya kamu selalu berolok-olok?"
Ayat yang diturunkan mengenai candaan terkait agama, selengkapnya adalah:
Orang-orang munafik itu takut akan diturunkan terhadap mereka sesuatu surat yang menerangkan apa yang tersembunyi di dalam hati mereka. Katakanlah kepada mereka, "Teruskanlah ejekan-ejekanmu (terhadap Allah dan RasulNya)." Sesungguhnya Allah akan menyatakan apa yang kamu takuti.
Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab, "Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja". Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?" Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami memaafkan segolongan kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa [At Tawbah,64-66].
Di sini jelas sekali ketentuan Allah. Orang yang becanda soal agama dianggap kufur. Ulama menganggap hal ini dosa yang mengeluarkan pelakunya dari Islam. Yang harus dilakukan segera bukan sekedar minta maaf, tapi taubat nasuha. Bila tidak dilakukan maka akan berlaku azab Allah, seperti yang telah ditimpakan kepada kaum-kaum terdahulu.
Mereka yang mengolok-olok masuk dalam kelompok kafir Mu'aaridhun (yang menentang atau membantah). Yaitu mereka yang selalu melakukan penentangan dengan berbagai cara untuk memadamkan cahaya Allah, antara lain dengan mengolok-olok atau hal-hal serupa lainnya.Â
Candaan terhadap agama tidak hanya terjadi di masa Rasulullah saw. Candaan ini sudah terjadi pada semua nabi dan rasul. Kaum Yahudi sangat senang melakukan pelesetan. Perintah Allah mereka pelesetkan menjadi hal-hal yang berbeda. Untuk itu keluar ayat:
Dan (ingatlah), ketika Kami berfirman, "Masuklah kamu ke negeri ini (Baitul Maqdis), dan makanlah dari hasil buminya, yang banyak lagi enak dimana yang kamu sukai, dan masukilah pintu gerbangnya dengan bersujud, dan katakanlah, "Bebaskanlah kami dari dosa," niscaya Kami ampuni kesalahan-kesalahanmu.Â
Dan kelak Kami akan menambah (pemberian Kami) kepada orang-orang yang berbuat baik. Lalu orang-orang yang mengganti perintah dengan (mengerjakan) yang tidak diperintahkan kepada mereka. Sebab itu Kami timpakan atas orang-orang yang zhalim itu siksaan dari langit, karena mereka berbuat fasik. [al-Baqarah/2:58-59].
Mereka disuruh mengucapkan hiththah, yang artinya "bebaskanlah kami dari dosa," disebut di ayat pertama. Kata ini mereka pelesetkan menjadi hinthah, yang artinya "beri kami gandum." Inilah kejahilan kaum Yahudi dalam bercanda. Dan lihat amarah Allah yang disandingkan dengan ayat ini.
Apa sikap kita dalam hal ini?
Pastikan kita jauh dari perkataan, perilaku yang mengolok-olok agama. Dan apabila kita mendengarnya, jauhi si pelaku sampai ia berhenti melakukannya. Ingatkan dan minimal doakan. Kewajiban kita bukan hanya amar maruf, mengajak pada kebaikan, tapi juga nahi munkar, mencegah kemunkaran.Â
Dan sungguh Allah telah menurunkan kepada kamu di dalam Al Qur'an bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan, maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam jahannam. [an-Nisa'/4:140].
Ingatlah bahwa kita wajib mengingkari, bukan malah ikut tertawa, minimal dalam hati. Allah sudah ingatkan bahwa akan ada azab terkait olok-olok. Ingat bahwa azab atau hukuman Allah bisa mengenai mereka yang luput mengingatkan dan mengingkari dosa terkait azab tersebut. kaum Nabi Luth as disiksa dengan tanah yang dibolak balik, kaum Nabi Nuh as mendapat banjir bandang, Kaum Madyan, kaum Ad, semua merasakan bencana terkait olok-olok yang mereka lakukan. Kita tak mau kan hal ini terjadi pada kita dan keluarga yang kita sayangi?
Referensi:Â
Hukum Istihza Biddin - Memperolok-olok Agama
Bersenda Gurau Dengan Menyebut Nama Allah, Al Quran dan Rasul
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H