Mohon tunggu...
Indira Abidin
Indira Abidin Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hati-hati Becanda Terkait Agama

7 Desember 2018   18:05 Diperbarui: 7 Desember 2018   18:14 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mereka yang mengolok-olok masuk dalam kelompok kafir Mu'aaridhun (yang menentang atau membantah). Yaitu mereka yang selalu melakukan penentangan dengan berbagai cara untuk memadamkan cahaya Allah, antara lain dengan mengolok-olok atau hal-hal serupa lainnya. 

Candaan terhadap agama tidak hanya terjadi di masa Rasulullah saw. Candaan ini sudah terjadi pada semua nabi dan rasul. Kaum Yahudi sangat senang melakukan pelesetan. Perintah Allah mereka pelesetkan menjadi hal-hal yang berbeda. Untuk itu keluar ayat:

Dan (ingatlah), ketika Kami berfirman, "Masuklah kamu ke negeri ini (Baitul Maqdis), dan makanlah dari hasil buminya, yang banyak lagi enak dimana yang kamu sukai, dan masukilah pintu gerbangnya dengan bersujud, dan katakanlah, "Bebaskanlah kami dari dosa," niscaya Kami ampuni kesalahan-kesalahanmu. 

Dan kelak Kami akan menambah (pemberian Kami) kepada orang-orang yang berbuat baik. Lalu orang-orang yang mengganti perintah dengan (mengerjakan) yang tidak diperintahkan kepada mereka. Sebab itu Kami timpakan atas orang-orang yang zhalim itu siksaan dari langit, karena mereka berbuat fasik. [al-Baqarah/2:58-59].

Mereka disuruh mengucapkan hiththah, yang artinya "bebaskanlah kami dari dosa," disebut di ayat pertama. Kata ini mereka pelesetkan menjadi hinthah, yang artinya "beri kami gandum." Inilah kejahilan kaum Yahudi dalam bercanda. Dan lihat amarah Allah yang disandingkan dengan ayat ini.

Apa sikap kita dalam hal ini?

Pastikan kita jauh dari perkataan, perilaku yang mengolok-olok agama. Dan apabila kita mendengarnya, jauhi si pelaku sampai ia berhenti melakukannya. Ingatkan dan minimal doakan. Kewajiban kita bukan hanya amar maruf, mengajak pada kebaikan, tapi juga nahi munkar, mencegah kemunkaran. 

Dan sungguh Allah telah menurunkan kepada kamu di dalam Al Qur'an bahwa apabila kamu mendengar ayat-ayat Allah diingkari dan diperolok-olokkan, maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian), tentulah kamu serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam jahannam. [an-Nisa'/4:140].

Ingatlah bahwa kita wajib mengingkari, bukan malah ikut tertawa, minimal dalam hati. Allah sudah ingatkan bahwa akan ada azab terkait olok-olok. Ingat bahwa azab atau hukuman Allah bisa mengenai mereka yang luput mengingatkan dan mengingkari dosa terkait azab tersebut. kaum Nabi Luth as disiksa dengan tanah yang dibolak balik, kaum Nabi Nuh as mendapat banjir bandang, Kaum Madyan, kaum Ad, semua merasakan bencana terkait olok-olok yang mereka lakukan. Kita tak mau kan hal ini terjadi pada kita dan keluarga yang kita sayangi?

Referensi: 

Hukum Istihza Biddin - Memperolok-olok Agama

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun