Mohon tunggu...
Indira Abidin
Indira Abidin Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Rasa Sial Menjauhkan Allah dari Hati

28 Oktober 2018   21:21 Diperbarui: 28 Oktober 2018   22:13 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dulu sebelum mengadakan perjalanan orang Arab melepas burung dan melihat arahnya. Kalau burung terbang ke kanan mereka akan langsung berjalan, dan kalau ke kiri mereka akan membatalkan perjalanan karena takut sial. Nah, Rasulullah saw lalu memperingatkan:

"Barang siapa yang membatalkan keperluannya karena merasa sial, maka ia telah berbuat syirik." (HR. Ahmad dengan derajat hasan).

Syirik adalah lawan dari tauhid, pengesaan terhadap Allah swt. Maka menganggap sesuatu adalah sial adalah penodaan terhadap tauhid.

Ada kalender yang isinya adalah hari baik, hari sial, bulan baik dan bulan sial. Kita juga sering dinasehati untuk melakukan hal tertentu hanya di bulan tertentu dan tidak di bulan tertentu, karena alasan "sial" atau celaka. Allah pun melarang hal ini:

Dalam sebuah hadis qudsi yang diriwayatkan dari Abu Hurairah ra: Allah ta'ala berkata: "Keturunan Adam menyakitiKu,mereka mencela waktu, padahal Aku adalah waktu, Aku yang membolak-balikkansiang dan malam." (HR. Bukhari dan Muslim).

Waktu Nabi Musa as dikirim Allah untuk memberi peringatan pada Firaun, ada banyak sekali kejadian, bencana dan musibah yang terjadi karena Firaun "bandel" tak mau mendengar peringatan Nabi Musa as. Maka Nabi Musa as pun disebut sebagai "pembawa sial" yang menyebabkan bencana tersebut muncul. Mengenai hal ini Allah berfirman:

"Kemudian apabila datang kepada mereka kebaikan, mereka berkata: "Itu adalah karena (usaha) kami." Dan apabila mereka ditimpa kesusahan, merekalemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan orang-orang yang bersamanya. Ketahuilah,sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah, akan tetapi kebanyakan merekatidak mengetahuinya." (Al-A'raf : 131).

Nah, jadi marilah kita berhenti mengatakan "sial" pada hari, bulan, tahun, atau apapun, apalagi orang. Sungguh sangat tidak benar, karena apapun terjadi bukan karena hari, bulan, tahun atau orang, tapi karena ketetapan Allah swt. Ini adalah salah satu aspek tauhid yang penting kita jaga.

Namun memang manusia sering menandai sesuatu dengan sial, dalam upayanya mencegah celaka dan mencari keamanan. Padahal Allah lah sumber segala selamat, segala perlindungan dan bantuan dalam hal apapun. Maka, solusi kalau ada rasa ingin mengandalkan aspek-aspek sial atau tidak sial adalah tawakal.

"Rasa sial itu kesyirikan 2x. Tidak ada di antara kami yang bisa mencegahnya muncul dalam benak. Akan tetapi Allah yang menghilangkannya dengan tawakal kami kepadaNya." (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Dan untuk itu Rasulullah saw mengajarkan doa sebagai berikut:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun