Seorang volunteer yang terjun di Palu bercerita, bahwa apa yang terjadi di Palu benar-benar luar biasa. Luar biasa... merinding mendengarnya. Seakan Quran kembali bercerita mengenai kisah Nabi Nuh as, Nabi Luth as, bahwa bencana akan mengena mereka yang berdosa, dan menyelamatkan mereka yang terpilih.
Ada beberapa hal yang bisa kita jadikan pelajaran di Palu.
1.Pusat judi lenyap ditelan longsor
Sebuah video bercerita mengenai mereka yang selamat di Petobo, menyatakan bahwa Petobo adalah pusat judi yang sangat besar. Perjudian dilindungi karena para petugas mendapat banyak uang dari sana. Dan dari perjudian terjadilah berbagai maksiat lain, seperti zinah dan minuman keras.
Dan terjadilah Petobo yang hilang dan ditenggelamkan. Tapi ada juga rumah yang diselamatkan, sementara rumah-rumah di sekitarnya tenggelam. Apa kira-kira kebaikan yang bisa menyelamatkannya? Hanya Allah yang tahu.
2.Klinik bersalin dan rumah-rumah yang selamat di tengah likuifikasi
Bencana Palu benar-benar seperti "tebang pilih." Rumah yang selamat dikelilingi rumah yang tenggelam, banyak terlihat. Begitu juga sebuah klinik bersalin tegak utuh berdiri, sementara bangunan lainnya di sekelilingnya tenggelam. Apakah yang ingin Allah jadikan pelajaran dari sini? Keluarga-keluarga seperti apa yang diselamatkan rumahnya? Dan ternyata ibu yang baru melahirkan, sangat berharga. Kebaikan mereka sebagai ibu yang mengandung bayinya sembilan bulan, beserta semua orang yang membantu, mungkin menjadi sumber keselamatan klinik ini.
3. Masjid dan pesantren kokoh berdiri.
Masjid apung yang berada dalam jalur tsunami tetap kokoh berdiri, sementara jembatan yang ada di sampingnya rusak. Padahal struktur jembatan lebih kokoh daripada masjid. Masjid-masjid di pantai pun ada di jalur tsunami tapi tegak berdiri. Kenapa bisa begitu?
Banyak saksi mata dalam masjid yang menyatakan mereka melihat air tsunami seperti menyingkir dan bahkan ada yang melampaui atap masjid tapi menyisakan rongga di dalam airnya, sehingga isi masjid tetap kering. Ajaib? Saat Sang Maha Kuasa ingin menyelamatkan rumahNya, apa yang tak mungkin?
Ada juga masjid yang rubuh. Saat itulah kita bisa bertanya, kenapa? Apakah amar maruf nahi munkar ditegakkan di sana? Apa yang mereka lakukan saat festival penuh kesyirikan dijalankan? Saat dosa umat Nabi Luth diulang kembali? Saat judi membuat banyak tetangganya kaya?
4. Bencana datang dari pantai, tempat sesajen dilarungkan
Meskipun sudah diingatkan, walikota setempat tetap mengaktifkan kembali tradisi sesajen laut. Lalu kita bisa bilang apa saat bencana datang dari laut?
Tidak semua tradisi bisa dilanjutkan. Memang kesannya "tidak nusantara" tapi bagaimana kalau tradisi tersebut melanggar perintah Sang Maha Kuasa? Kita diciptakan dulu sebagai ruh baru dikirim ke orang tua yang kebetulan orang Indonesia, kan?
5. Tidak menghargai mereka yang mengajak pada kebaikan
Saat walikota diingatkan untuk tak lagi melakukan kesyirikan, dan tak lagi mengumbar aurat, tak ada yang mengindahkan peringatannya. Mirip kan seperti kisah para nabi yang umatnya dibinasakan?Â
6. Kebaikan benar-benar menyelamatkan
Ada sahabat SMA ku yang kebetulan sedang bertugas di Palu. Sebelum berangkat ia sudah dijadwalkan menginap di sebuah hotel. Ia menolak hotel tersebut dan minta hotel lainnya, ternyata penuh. Akhirnya ia pun dijadwalkan menginap di sebuah hotel yang sesuai dengan kehendak hatinya. Ternyata hotel yang ditempatinya selamat. Dua hotel yang batal di booking hancur. Dan akhirnya sahabatku ini selamat dijemput ke Makasar berkumpul bersama keluarga. Sahabatku ini baik, lemah lembut, semua orang sayang padanya, seorang Katolik yang taat. Aku yakin kebaikannya ini menyelamatkannya.
Ada lagi kisah seorang pengusaha yang tiba-tiba entah kenapa ingin menghubungi ibunya dan minta ibunya mendoakannya. Ibunya pun mendoakannya dan memaafkannya saat anaknya ini minta maaf atas semua dosanya. Dan ternyata ia termasuk yang selamat dan bisa pergi ke Jakarta, diwawancara ILC. Doa ibu untuk anak yang berbakti benar-benar menyelamatkan.
 Sahabat, yuk, kita belajar dari Palu. Jangan ulang lagi berbagai kesalahan yang telah dilakukan di sana. Yuk kita saling mengingatkan untuk menjaga kebaikan agar selalu ada, terjaga dan merata. Saling mengingatkan agar segala bentuk maksiat dan keburukan tak lagi terjadi. Yuk, kita mulai dari hati kita, kata-kata kita, perilaku kita, pakaian kita, sampai akhirnya kita ingatkan siapapun yang bisa kita ingatkan. Berbuatlah apapun yang bisa kita perbuat. Jangan sampai terlambat. Jangan sampai menyesal. Kita seperti penumpang dalam sebuah perahu. Kalau ada yang melubangi perahu dan kita tak mencoba mencegahnya, kita pun bisa ikut tenggelam.
 Dari Ummu Salamah, dia berkata :
"Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Bila perbuatan- perbuatan maksiat di tengah umatku telah nyata, maka Allah akan menimpakan azabNya kepada mereka secara merata." Ia berkata, "Lalu aku bertanya, 'Wahai Rasulullah, bukankah di tengah mereka itu ada orang-orang yang shalih.?' Beliau menjawab, "Benar."
Ia berkata lagi, "Bagaimana jadinya mereka.?" Beliau bersabda, "Apa yang menimpa orang-orang menimpa mereka juga, kemudian nasib akhir mereka mendapatkan ampunan dan keridlaan dari Allah." (HR Ahmad).
Referensi:
Mengenang Petobo yang ditelan bumi, warga judi, prostitusi, narkoba jadi satu
Ditayangkan juga di: Yuk, belajar dari Palu, yuk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H