Mohon tunggu...
Indira Abidin
Indira Abidin Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Pemimpin Hebat: Pemimpin yang Mau Terlibat dan Melibatkan

6 November 2017   21:29 Diperbarui: 6 November 2017   21:50 1107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemimpin perusahaan, divisi dan departemen adalah pemimpin Human Capital Development yang sesungguhnya. Merekalah yang bertanggung jawab atas pertumbuhan perusahaan dan untuk itu juga bertanggung jawab atas pertumbuhan warganya.

Banyak sekali pemimpin dalam perusahaan merekrut anggota tim tanpa tahu bagaimana cara merekrut yang baik, menyerahkan segala urusan rekrutmen dan pengembangan pada tim Human Capital Development, tanpa mau tahu bahwa merekalah yang sesungguhnya penanggung jawab human capital development. Human Capital Development team adalah pendukung, seperti dokter yang membantu pasien sembuh, bukan pemeran kesembuhan yang sesungguhnya. Pasienlah yang memegang peranan penting, wong itu badan mereka. Leaders lah pemeran Human Capital Development sesungguhnya, wong itu anggota tim nya.

Menyerahkan nasib team pada human capital team hanya akan menghasilkan perusahaan yang tidak efektif, mubazir dan menghambur-hamburkan uang. Dan inilah hal yang terjadi di berbagai negara. Itulah sebabnya banyak negara mengalami angka engagement index yang rendah. Betapa besar uang yang terbuang percuma dan sia-sia, mengingat biaya pembayaran gaji makin tinggi dari masa ke masa. Gaji adalah investasi, dan investasi harus dikelola dengan baik. Warga adalah investasi terpenting dan membutuhkan pengelolaan yang baik dalam bentuk engagement yang efektif. Tanpa adanya engagement/keterlibatan yang efektif tentu perusahaan tidak akan mendapatkan ROI yang optimal dari investasi tersebut.

Nah bagaimana kita bisa membangun keterlibatan yang lebih baik dalam tim kita?

Ngaca, yuk.

Kita sendiri terlibat nggak? Kalau mau seluruh anggota tim terlibat, ya kita sendiri pun harus terlibat dong. Coba renungkan, seberapa penting tim kita untuk kita? Seberapa penting mereka bagi kesuksesan perusahaan dan kesuksesan kita, sehingga kita mau menyempatkan diri untuk benar-benar terlibat dalam pertumbuhan dan perkembangan mereka? Kalau kita tak punya waktu, jangan rekrut orang, dan jangan biarkan mereka diam di dalam tim tanpa pengembangan. Lepaskan mereka dan izinkan mereka tumbuh di tempat lain, di mana ada orang lain yang mau membangun mereka.

Cari anggota tim yang mau dan bisa dilibatkan (engage-able)

Rekrut berdasarkan nilai-nilai, dan jadikan nilai-nilai ini sebagai boss yang sesungguhnya, di mana tiap pemimpin pun mentaatinya dengan konsisten.

Hal ini akan sangat menghemat waktu dan membuat pemimpin bisa fokus pada pertumbuhan dan tidak banyak terlibat dalam drama dan berbagai isyu attitude, ketidak cocokan, dan pertikaian.

Jadilah pemimpin yang dapat dipercaya. 

Sudahkah kita menjadi pemimpin yang dipercaya? Atau tim kita membicarakan kita dan mengeluh diam-diam di belakang punggung kita? Apakah mereka merasa nyaman untuk membahas berbagai hal terkait pertumbuhan dan semangat kerja mereka?

Untuk membangunnya, Kita perlu menjadi diri kita apa adanya. Ungkapkan siapa diri Kita sesungguhnya dan bagaimana kita bisa menjadi skitaran bagi mereka untuk tumbuh dan melesat lebih tinggi dari sebelumnya. Gelar dan prestasi saja tidak cukup untuk membangun keterlibatan tim yang lebih baik.

Bangun alignment visi personal yang jelas dari tiap anggota tim dengan visi perusahaan. 

Kita tidak dapat membuat tim terlibat jika warga Kita tidak memiliki visi sukses yang jelas. Pastikan mereka tahu bahwa Kita siap memberikan panduan, mengatasi berbagai tantangan dan dan membantu mereka menemukan pekerjaan yang memuaskan. Dan pada akhirnya merekalah yang bertanggung jawab atas kesuksesan mereka. Mereka adalah tuan dari hidup mereka sendiri. Mencapai sukses mereka adalah tugas mereka, kita sebagai pemimpin hanyalah pendukung.

Faham nggak visi missi perusahaan? 

Kalau kita saja nggak faham, bagaimana bisa berharap tim mengejar tujuan perusahaan? Dan kalau kita dan pimpinan lain tidak mengejar tujuan yang sama, bagaimana bisa berharap tim kita pun bekerja sama mengejar tujuan yang sama. Bayangkan kalau dalam sebuah perahu para pendayung, penunjuk arah, pemantau jarak jauh dan pendeteksi arah angin tidak faham kapal harus dibawa ke mana. Inilah yang terjadi kalau kita tidak faham arah perusahaan dan tidak selaras dengan pimpinan-pimpinan lainnya dalam hal visi dan missi.

Begitu kita faham mau ke mana, baru kita bisa tahu apa prioritas yang harus dikejar, apa strategi jangka pendek, menengah dan panjang, serta apa yang harus harus dijadikan panduan setiap hari untuk mencapai hasil yang berarti.

Berikan feedback dan masukan secara rutin dan langsung. 

Warga berhak mendapat umpan balik, dan pemimpin wajib memberikannya. Tak ada pesawat yang bisa selamat tanpa ada control tower. Jadi jangan salahkan anggota tim kalau kita pun tak rajin memberikan feedbackpada mereka, atau memberikan feedback jauh setelah hal itu terjadi.

Sesi umpan balik adalah kesempatan menciptakan keterlibatan tim yang Kita butuhkan untuk meningkatkan kinerja perusahaan Kita. Biarkan mereka tahu apa yang mereka lakukan dengan baik sehingga mereka dapat terus melakukan hal-hal itu dengan percaya diri. Sarankan koreksi untuk membantu mereka menggunakan waktu dan usaha mereka dengan sangat efisien. "What works" vs "What needs to be improved."

Berkomunikasilah lebih banyak. 

Bangunlah dialog rutin yang membuat seluruh tim mendapatkan kejelasan yang mereka butuhkan. Kita tidak akan bisa memberikan umpan balik yang bisa membantu tim kita untuk tumbuh tanpa mau mendengar dan berkomunikasi secara efektif. Jangan pernah menyimpulkan hanya dari satu sisi, atau berasumsi tanpa mengkonfirmasi langsung dengan anggota tim. Hindari kesalahpahaman, rasa tidak nyaman dan tidak aman dengan asumsi dan kesimpulan yang tidak adil.

Tempatkan warga pada posisi yang cocok, menggairahkan sesuai kemampuan. 

Setiap warga membawa nilai-nilai pribadi, kemampuan dan minat yang berbeda-beda. Pastikan bahwa mereka adalah orang terbaik dalam posisi yang kita tetapkan, dan bahwa tugas ini adalah tugas terbaik bagi mereka untuk bisa tumbuh kembang mencapai cita-cita mereka.

Jika kita dapat membantu mereka menghubungkan apa yang penting bagi mereka dengan apa yang penting bagi perusahaan, kita dapat meningkatkan tingkat keterlibatan mereka dan memberi dampak positif pada kepuasan, komitmen, dan kontribusi pekerjaan mereka.

 Sumber : 10 Tips for Engaging Your Team

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun