Pengeluh ingin orang-orang bergabung dalam pesta belas kasihan mereka sehingga mereka bisa merasa lebih baik tentang diri mereka sendiri. Dan akibatnya semua kerusakan di atas dialami juga oleh orang-orang di sekitar para pengeluh.
Solusi menghentikan kebiasaan mengeluh:
1.Belajar ikhlas, menerima dan bersyukur
Sadari bahwa hidup tidak selalu ada dalam kendali kita. Sadari bahwa hidup kita dan apapun yang ada dalam hidup sudah diatur puluhan ribu tahun sebelum kita dilahirkan di dunia. Jadi untuk apa mengeluh? Tak akan ada yang berubah selain kerusakan pada otak, tubuh kita dan sekitar kita.
Terima saja semua yang ada karena semua itu baik, dan menempa kita menjadi manusia yang lebih baik.Nikmati segalanya dan lihat dunia dari kaca mata anak kecil yang kagum pada segala hal. Syukuri semua karena kita tak bisa menciptakan semua itu.
Penelitian yang dilakukan di University of California, Davis, menemukan bahwa berusaha untuk bersyukur meningkatkan mood dan energi, dan secara substansial mengurangi kecemasan karena kadar kortisol menjadi lebih rendah.Â
2.Buatlah visi yang jelas untuk kebaikan banyak orang.Â
Untuk apa kita dilahirkan di dunia? Apa tugas yang diberikan Sang Pencipta untuk kita? Semua tugas pasti diberikan dengan fasilitas untuk mengerjakannya. Maka setiap hal yang kita keluhkan, pasti ada solusinya.
3.Aktif mencari solusi, dasari dengan keinginan berbagi dan membahagiakan orang lain
Apapun yang dikeluhkan sesungguhnya adalah pelajaran dari Sang Maha Kuasa. Semua itu seperti soal ujian yang harus kita isi sendiri. Dalam ruang ujian tak ada gunanya mengeluhkan soal ujian, kerjakan saja dan niatkan semua pelajaran dan pendidikan itu untuk kebaikan banyak orang. Kita sekolah bukan hanya untuk diri sendiri, tapi untuk bisa berkontribusi pada perbaikan kondisi di manapun kita berada.Bahagiakan orang lain dan bahagialah atas semua kebahagiaan orang lain dengan semua pelajaran itu.
4.Ajak orang yang sedang mengeluh untuk bisa melakukan hal yang sama