Penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan orang mengeluh minimal sekali dalam setiap percakapan. Mengeluh memang enak, tapi mengeluh tidak baik untuk kita.
Setiap kali kita mengeluh kita membangun kebiasaan mengeluh dan akhirnya makin sering kita mengeluh. Seiring waktu, kita merasa lebih mudah bersikap negatif daripada bersikap positif, apa pun yang terjadi di sekitar kita. Mengeluh menjadi perilaku default kita, dan akhirnya mempengaruhi citra dan identitas diri kita.
Lalu kenapa hal ini bahaya?
1.Mengeluh membuat kita lebih susah mencari solusi, menurunkan kecerdasan dan meningkatkan risiko Alzheimer
Keluhan menyusutkan hippocampus - area otak yang penting untuk pemecahan masalah dan pemikiran cerdas. Kerusakan pada hippocampus sangat menakutkan, terutama bila kita menganggap itu salah satu area otak utama yang dihancurkan oleh Alzheimer.
2.Merusak kesehatan secara menyeluruh
Saat kita mengeluh, otak menangkap bahwa kita ada dalam bahaya, dan tubuh kita melepaskan hormon stres kortisol. Otak yang merasa ada bahaya, sekecil apapun keluhan kita, mengarahkan oksigen, darah dan energi menjauh dari segala hal kecuali sistem yang penting untuk kelangsungan hidup langsung. Akibatnya tubuh tidak menjalankan fungsi lain selain fungsi bertahan hidup. Dan hal ini bisa menurunkan imunitas (karena dianggap tidak prioritas saat harus bertahan dalam bahaya) dan menaikkan tekanan darah dan gula darah sehingga kita siap untuk melarikan diri atau mempertahankan diri.
Semua kortisol ekstra dilepaskan oleh keluhan yang sering mengganggu sistem kekebalan tubuh kita dan membuat kita lebih rentan terhadap kolesterol tinggi, diabetes, penyakit jantung dan obesitas. Bahkan membuat otak lebih rentan terkena stroke.
3.Mempengaruhi kesehatan lingkungan
Bukan hanya passive smoker yang bahaya. Ternyata passive complainer, orang-orang yang ada di sekitar orang yang suka mengeluh, juga terkena bahayanya.
Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial. Otak kita secara alami dan tidak sadar meniru suasana hati orang-orang di sekitar kita, terutama orang yang menghabiskan banyak waktu dengan kita, dan inilah dasar kemampuan kita untuk merasakan empati. Jadi kita harus berhati-hati dalam menghabiskan waktu dengan orang-orang yang mengeluh tentang segala hal.Â