"Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah Shalat pada waktunya, Berbakti kepada kedua orang tua, dan Jihad di jalan Allah." (HR Bukhari & Muslim).
Dalam bekerja seringkali kita menomorduakan shalat. Adzan berbunyi kita akan terus bicara dan tak rela berhenti sejenak untuk memenuhi panggilannNya. Padahal ke toilet kita tak akan menunda. Seakan panggilanNya tidak sepenting panggilan badan. Padahal Ia yang menciptakan badan, bukan?
Benar sih, masih ada waktu sampai adzan berikut memanggil. Tapi saat berdoa, kita selalu ingin Allah kabulkan saat itu juga, bukan?
Dalam panggilan adzan Allah mengajak, "Marilah shalat, marilah mendapat keberhasilan." Jadi shalat itu pembawa keberhasilan. Menunda shalat? Menunda keberhasilan. Lalu kita masih berharap doa-doa kita segera dikabulkan?Â
Keberhasilan yang Allah maksudkan tentu adalah keberhasilan akhirat, keselamatan dalam surga abadiNya, keberhasilan hakiki. Dan semua yang mengejar keberhasilan akhirat, insya Allah dikaruniai pula keberhasilan dunia. Kita lihat contohnya yuk.
Raja Salman
Raja Salman, pemimpin tertinggi kerajaan Arab Saudi, mendengar adzan shalat ashar saat menyambut Obama di airport. Tanpa sungkan ia langsung meminta izin pada tamunya untuk shalat ashar. Setelah shalat ashar baru ia kembali menemui Obama dan bersama berjalan di karpet merah.
Jendral Nasution
Jenderal Nasution adalah jendral yang sangat taat pada panggilan adzan. Dalam rapat bersama Presiden Soekarno selaku Panglima Tertinggi Angkatan Perang Republik Indonesia sekalipun, beliau selalu minta ijin undur diri untuk mendirikan sholat saat adzan terdengar.