Mohon tunggu...
Indira Abidin
Indira Abidin Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kaya dan Sederhana Itu Baru Hebat

25 September 2017   05:02 Diperbarui: 25 September 2017   05:45 1609
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa yang tak kenal pasangan Mark Zuckerberg dan Priscilla Chan? Mark dan Priscila adalah pasangan terkaya ketiga di dunia setelah Warren Buffet dan Bill Gates. Kekayaan Mark USD 45 Milyar, dan Mark hanya menyisihkan untuk keluarganya 1% saja.

Kalau kita lihat, ia pun berpenampilan sangat sederhana. Ia tak tampil vulgar dengan berbagai mainan kekayaannya. Pakaiannya sama terus hampir tiap hari, sederhana dan benar-benar tampil bersahaja. Padalah ia adalah manusia yang paling kaya ketiga di dunia.

Begitu juga istrinya. Istrinya tak tampil berkilau gemerlap seperti perempuan-perempuan kaya lain. Tak ada tiara dan berlian bling bling yang membuat dirinya bersinar. Sinarnya benar-benar beda, tak berasal dari barang-barang yang dipakainya, tapi tampil dari pancaran semangat dan bahagia dari dalam dirinya.

Apa kata Mark tentang bajunya itu? Kita simak yuk.

Betul, sepanjang tahun saya memakai T-shirt abu-abu dan mobil yang sangat sederhana. Saya tegaskan, saya bukan orang yang berhari-hari tidak ganti baju. Namun, saya membeli banyak T-shirt berwarna abu-abu. Saya berusaha menjalani hidup ini sesederhana mungkin, supaya menghemat pikiran dan waktu memutuskan berbagai hal yang tidak penting. Sebab memilih memakai pakaian, makan pagi, dan berbagai hal kecil itu menyita cukup banyak waktu dan pikiran. Saya tidak ingin membuang waktu hanya untuk hal2 kecil tersebut, sehingga saya bisa lebih konsentrasi melakukan berbagai hal yang lebih bermanfaat untuk masyarakat.

Saya memiliki tiga buah mobil, satu Toyota seharga USD 16 ribu, VW golf seharga USD 18 ribu dan Chevrolet TSX seharga USD 30 ribu. Setelah Facebook go public, saya ganti VW GTI seharga USD 30 ribu. Saya berpendapat, mobil hanya sebuah alat transportasi, tidak perlu yang mahal-mahal.

Saya tidak memakai berbagai barang branded, yang penting saya merasa nyaman. Mengapa butuh barang-barang yang berlebihan ? Kalau yang menyangkut kebutuhan berlebihan, justru otak, perasaan sendiri lebih butuh diutamakan.

Kata orang bijak Cina zaman dulu, "Manusia harus menaklukkan benda bukan ditaklukkan benda." Maksudnya adalah, berbagai materi kehidupan untuk digunakan, dikendalikan manusia, bukan sebaliknya. Saya sangat setuju dengan pemikiran tersebut.

Saya sangat salut ucapan yang pernah diucapkan Mandela, yaitu : "Jiwa saya adalah pemimpin saya, nasib saya dikendalikan oleh diri saya sendiri." Itulah sebabnya saya tidak gila branded, tidak ada manfaatnya dan sangat tidak masuk akal.

Apa yang ada dalam hati itulah kenyataan yang ada di dunia. Percayalah bahwa dunia ini adalah alam semesta yang indah, jika anda tidak percaya, anda tidak akan bisa memiliki dunia, alam semesta yang indah. Tidak akan memiliki kehidupan yang indah dan penuh kedamaian. Hal tersebut di atas merupakan keyakinan saya dan Priscilla.

Inilah Mark Zuckerberg, orang paling kaya nomor tiga di dunia.
 Ia kaya tanpa harus tampil kaya
 Ia berkilau tanpa harus memilik barang yang bersinar
 Ia hebat tanpa harus mendapat pujian orang lain
 Ia nyaman tanpa harus mencari kemewahan kenyamanan
 Ia bahagia tanpa harus mencari kondisi yang membuatnya bahagia
 Ia investasi bukan pada barang, tapi pada kecerdasan
 Sehingga ia bisa cerdas intelektual, cerdas emosi, cerdas sosial.

Baginya keindahan tak hadir dari kepemilikan atas barang-barang, tapi pada hati yang penuh syukur.
Ia mampu mensyukuri alam semesta yang indah, dan ini sumber bahagia dan kedamaiannya. Barang dan kepemilikan apapun itu malah bahaya baginya. Barang dan kekayaan bisa menjauhkannya dari apa yang sesungguhnya penting dalam hidup, yaitu menciptakan manfaat bagi orang banyak. Ini yang penting, ini yang esensial. Ini investasi sesungguhnya yang ia cari. Dan apapun yang mengancam hal ini terjadi dijauhinya, terutama barang dan merk.

Ia tak dikendalikan barang, tak pula dikendalikan "apa kata orang" dan "gengsi" karena bisa punya ini dan itu. Merek mobil dan apapun yang dipakai bukanlah penanda kemakmuran baginya. Karena makmur dan sejahtera baginya dan istrinya datang dari dalam hati dan lubuk sanubari yang paling damai.

Banyak orang yang bilang "Saya bahagia kalau saya punya barang A, barang B, barang, C, atau berpenghasilan sekian.." atau bilang, "Kalau saja saya bisa berpenghasilan.... pasti saya bisa merasa damai dan tenang." Ada pula yang mengatakan, "Kalau aku punya mobil A, B, C, pasti aku lebih menarik banyak orang" atau "Kalau pakai tas merk ini dan itu, pasti aku lebih dihargai."

Percayalah, Sang Maha Pencipta sudah mengatakan bahwa gunung emas pun tak akan cukup bagi manusia. Jadi kalau sekarang mengejar 50 juta untuk bahagia, percayalah kalau 50 juta datang, belum tentu juga bahagia datang. Mungkin akan ada target baru, mengejar 100 juta untuk bahagia. Inilah pencarian bahagia yang tak ada ujungnya, karena yang dicari sesungguhnya bukan sesuatu yang membawa bahagia. Bahagia datang dari diri sendiri. Cinta ada dari diri sendiri. Penghargaan yang datang karena kita tarik dengan uang, bukanlah penghargaan yang membawa bahagia. Tapi penghargaan yang cetek dan dangkal. Coba kalau tak ada lagi tas merk A atau mobil merk B, apakah mereka masih menghargai? Apakah kita mau mendapatkan penghargaan model itu? Apakah yang seperti itu yang bawa bahagia?

Nah, sahabat, apa yang bisa kita pelajari dari tulisan di atas? Kita tak pernah tahu bagaimana mereka ke depan, dan bagaimana mereka tumbuh sebagai seorang milyuner. Kalau kita fokus saja pada kebaikan baik-bait kata-kata milyuner sederhana ini di atas, pelajaran apa yang bisa kita ambil?

Bagaimanakah kita bisa menjadi manusia yang lebih baik belajar dari kata-kata di atas?
 Perubahan apa yang paling mudah dan paling membawa kedamaian diri, belajar dari kata-kata dan pesan seorang Mark Zuckerberg?

Apa yang selama ini kita kejar dan sesungguhnya tidak esensial? Bahagia seperti apa yang sesungguhnya kita cari?

Terima kasihku pada Mbak SB Mayaningsih, Group Indigo, yang berbagi tulisan di atas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun