Mohon tunggu...
Indira Abidin
Indira Abidin Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Ada Allah di Balik Setiap Barang di Tangan Kita

18 September 2017   05:34 Diperbarui: 18 September 2017   07:09 731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Assalamu'alaikum ww
 Selamat pagi semua.

Ada sebuah video yang benar-benar menyentuh hati. Kita simak yuk: https://www.youtube.com/watch?v=Ex4HC1DwXIA

Video ini dikirim oleh Bu Metty di group Lavender.
 Dan bukan kebetulan 3 hari ini aku sedang dilatih, bagaimana menghargai semua hal-hal kecil dalam hidup di Hanara, the little things - persis seperti ini.

Coba lihat baju yang kita pakai.
 Mahal atau murah, bagus atau belel, bukan itu yang penting. Tapi pernahkah terfikir bahwa pernah ada seseorang yang dengan waktu dan perhatiannya membuat baju itu?
 Tidakkah mereka perlu kita hargai, hormati, dengan memperlakukan baju itu dengan penuh kasih sayang?
 Sebelel apapun baju ini, ia adalah produk sebuah cinta kasih.

Mungkin baju kita banyak. Tapi itu tidak berarti kita tidak harus mensyukuri setiap potong baju tersebut. Karena dibalik tiap baju ada kasih sayang seseorang.
 Di balik motif setiap kain, ada seseorang yang mencurahkan idenya sepenuh hati, ada yang sedang berjuang menghidupi keluarganya, ada yang mungkin anaknya tidak bisa makan kalau ia tak bekerja untuk baju itu. Mungkin ada yang tak bisa mengobati sakit keluarganya tanpa mengerjakan baju itu.

Hanya sepotong baju, tapi berapa banyak cinta kasih Allah tercurah bagi kita dan semua makhlukNya di belakangnya.

Coba lihat sepotong kertas tisyu yang kita pakai di kamar mandi. Mungkin terkesan tidak berharga. Tapi tisyu itu berasal dari sebatang pohon, yang kemungkinan besar berasal dari hutan Indonesia, paru-paru dunia.

Pernahkah terfikir, bahwa dengan menggunakan sepotong tisyu itu, kita membuat pohon tersebut dipotong untuk kita gunakan detik ini. Bahan kayu yang ada dibaliknya tak berhenti bertasbih. Ia terus bertasbih di tangan kita, memuji namaNya dengan bahasa yang tak bisa kita tangkap. MemujiNya yang telah menjadikannya sebagai manfaat. Manfaat bagi siapa?

Allah putuskan pohon itu untuk melayani kita detik ini, dan bukan untuk menjadi paru-paru dunia.

Mungkin tempat tisyu atau tisyu gulung di hadapan kita masih penuh. Tapi itu tidak membuat kita bisa boros menggunakannya tanpa penghargaan, tanpa mengingat bahwa banyak cinta kasih dan KemuliaanNya di balik setiap potong tisyu itu. Mungkin kalau kita bisa hayati ini kita akan lebih hormat pada tiap helai tisyu, tiap lembar kertas dan tiap dus dan papan karton yang kita gunakan. Semoga kita bisa lebih berhati-hati dan hemat dengan menghayati ini. Bukan karena kita tidak punya uang, bukan karena tisyu itu gratis, tapi karena kita tahu, bahwa tisyu itu benar-benar berharga.

Benar-benar berharga. Rasakanlah kasihNya dibalik tiap potongan bekas pohon, potongan paru-paru dunia yang Allah berikan untuk kita, dengan cinta kasihNya.

Apa rasanya menerima sepotong paru-paru dunia untuk melayani kita di kamar mandi?

Dan bukan hanya baju dan tisyu, tapi semua barang yang ada. Rasakanlah setiap cinta kasih yang ada di baliknya.

Seberapa besar cintaNya yang dapat kita rasakan di balik tiap benda yang kita lihat?
 Kita makan?
 Kita minum?
 Kita gunakan sehari-hari?
 Karena di balik semua itu ada cinta kasihNya,
 Yang keluar melalui keringat, darah dan air mata banyak manusia.

Yang membuat memujiNya dan hanya beribadah demi menjadi wakilNya adalah hal terbaik yang bisa kita lakukan detik ini, sampai akhir hayat.
 The only right thing to do.
 Bukan karena kita takut atau karena ingin reward, tapi benar-benar karena "it's the right thing to do."

Salam sayang dari Bandung.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun