Umar Bin Khatab ra, khalifah yang sangat berwibawa dan disegani, bertanya kepada para sahabat Rasulullah saw, Â "Menurut kalian tentang apa ayat ini turun:
Apakah ada salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dia mempunyai dalam kebun itu segala macam buah-buahan, kemudian datanglah masa tua pada orang itu sedang dia mempunyai keturunan yang masih kecil-kecil. Maka kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, lalu terbakarlah. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu supaya kamu memikirkannya. (QS2:266)?
Kemudian berbicaralah Abdullah bin Abbas, "Saya ada sedikit pikiran tentang ayat ini, wahai amirul mukminin."
"Wahai anak saudaraku, katakanlah, jangan kau rendahkan dirimu," tegas Umar mendorong Abdullah bin Abbas menyampaikan pendapatnya.
"Itu perumpamaan terhadap suatu amal perbuatan," jawab ibnu Abbas.
 "Amal perbuatan apa?" tanya Umar.
 "Amal perbuatan seorang yang riya'," lanjut ibnu Abbas.
Umar bin Khatab ra lalu menambahkan:
"Yaitu seorang yang kaya yang melakukan ketaatan pada Allah 'azza wajalla, kemudian Allah mengirim setan padanya, hingga orang tersebut melakukan maksiat, kemudian musnahlah amal-amalnya."
Sahabat,
Memang sifat manusia senang dipuji dan senang diberi pula nafsu. Menjaga amalan hanya untuk Allah memang tidak mudah. Seringkali kita melakukan kebaikan dan tergoda untuk mendapat pujian saat ini juga dari manusia.
Coba lihat WA:
 "Tahajud yuk..."
 "Indahnya shalat dluha..."
 "Sedekah itu indah..."
Ceritanya mau mengingatkan, tapi happy kalau ada yang muji, hehe...
Memang kita bisa mengajak orang lain, tapi kadang dalam hati kita seringkali terselip rasa ingin dipuji, merasa lebih suci, merasa lebih baik.
 Dan saat itulah kebaikan amal tersebut diibaratkan Allah seperti kebun indah yang kemudian terbakar habis tanpa sisa.
 Sayang kan?
Yuk, kita murnikan niat.
 Mengingatkan orang lain untuk berbuat baik dengan berbagi apa yang kita lakukan adalah baik, dan sucikan hati, benar-benar dengan niat mengingatkan dengan penuh kerendahan diri.
 Sediakan amalan-amalan dan kebaikan-kebaikan yang hanya Allah yang tahu.
 Sisipkan kebaikan rahasia yang benar-benar hanya untuk Allah.
 Semoga semua amalan tersebut mendapat ridlo membuka jalan surga bagi kita semua.
Aamiin yra
Terima kasih untuk Mas Banu Muhammad yang berbagi kisah Umar ra tersebut di group YKM FEUI. Semoga semua kebaikan dari yang membaa menjadi kebaikan mereka yang pertama kali menulis dan semua yang menyampaikan kembali. Aamiin yra.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H