Penyakit hati mencakup:
 - Penyakit syubhat: Kekufuran, kemunafikan, keraguan, dan kebid'ahan
 - Penyakit syahwat: zina, menyukai kekejian dan kemaksiatan
Penyakit hati harus segera diatasi karena membawa kebinasaan abadi. Penyakit hati seringkali tidak disadari, tidak terlihat dan tidak terasa, sehingga yang mendapatkannya tidak merasa wajib melakukan apa-apa.
Padahal kalau kita tak sembuhkan penyakit hati kita akan binasa. Kita harus jaga diri dan keluarga untuk selalu ada dalam jalanNya, meskipun kita sedang sakit sekalipun.
Ingat saja kaum Nabi Luth yang dikuasai penyakit syahwat, Allah binasakan mereka dan jadikan mereka contoh bagi kita semua kaum di zaman berikutnya.
 Ingat juga Pompei yang penuh dengan maksiat, dan kebinasaan yang Allah abadikan untuk disaksikan oleh seluruh dunia sampai sekarang.
 Jagalah diri dan keluarga dari makanan, minuman, harta dan segalanya yang haram, agar kita selamat dari penyakit hati ini.
Penyakit fisik mencakup:
 Berbagai penyakit yang terlihat, terdiagnosa oleh medis dan terasakan oleh badan. Biasanya disebut diakibatkan oleh virus, bakteri, gaya hidup dan lain sebagainya. Tapi sesungguhnya ujungnya adalah ketentuan Allah.
Saat penyakit hati yang tidak diatasi menjadi penyakit fisik, sesungguhnya hal ini adalah bentuk kasih sayang Allah, untuk menyadarkan hambaNya. Maka ikhtiar apapun yang diambil, yang penting adalah pertemuan dengan Allah. Kalau kita diberi sakit dan dalam proses mencari kesembuhan kita tidak bertemu dengan Allah, kita rugi besar.
Metode penyembuhan apapun bisa berhasil dan bisa gagal, hanya izin Allah yang menyembuhkan. Bukan metodenya.
Â
 Penyembuhan berdasarkan Al Quran dan hadits: metode kekuatan doa.
Doa bisa menurunkan izin Allah untuk terjadinya perubahan dalam hal apapun.
 Saat berdoa, air pun bisa berubah warna, rasa dan bisa menyembuhkan.
Di sebuah sekolah, dr. Ferdinan mengadakan percobaan. Anak-anak diajak berdoa untuk mengubah warna dan rasa air. Dan ternyata benar, doa tersebut berhasil mengubah warna dan rasa air tersebut.
Banyak orang merasa bahwa doa itu kuno dan tak mungkin cukup untuk bisa menjadi obat. Padahal yang memberikan semua sakit adalah Allah, dan hanya Allah yang bisa mengangkatnya, maka berdoa kepadaNya menjadi yang paling wajib dan nomor satu, paling penting dan paling efektif.
Berfikir secara ilmiah penting, tapi berfikir ilahiah itu jauh lebih efektif. Berdoalah, insya Allah dikabulkan.