Allah berkata bahwa dalam segala kesulitan, carilah pertolongan dengan sabar dan shalat. Simpel ya kedengarannya, tapi kok masih banyak orang yang shalat tiap hari mengeluh dan galau tak henti-henti. Kenapakah?
Karena memang shalat itu susah sekali. Gerakannya bisa saja gampang, tapi perenungan di dalamnya tak mudah. Kita digoda mati-matian oleh para penggoda tak terlihat, yang merasuk sampai relung jiwa yang paling dalam, agar kita tak mampu menghayati shalat kita dan akhirnya tetap saja kita tak mendapat pertolongan.
Shalat tak akan sah tanpa al fatihah. Maka, marilah kita perhatikan, kenapa al fatihah sesungguhnya bisa jadi solusi hidup kita.
Bismillahirrahmanirrahim - dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Saat kita menyebut Bismillah ini, bayangkan kita sedang menghadirkan diri di hadapan Sang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Yang ada dalam diri kita, dan sekitar kita hanyalah zat cinta dan kasih sayang. Rasakan nikmatnya kasih sayangNya di sekujur tubuh kita. Rasanya diri dipeluk dan dirangkul oleh kasih sayangNya. Rasakan seluruh otok menjadi relax, tenang, tak ada lagi beban. Karena ada beban apa lagi kalau kita diisi penuh dengan cinta kasih sayanNya yang Maha Besar?
AlhamdulillahiRabbil ‘alamin - segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
Pujilah Allah dengan segala kebesaranNya, dan bayangkan seluruh semesta tunduk padaNya. Saat ini, kita rendahkan diri dan jauhkan ego. Karena hanya Allah yang berhak dipuji dan diagungkan.
Akui bahwa semua adalah milikNya, jadi semua ketentuanNya adalah final, tidak perlu kita perdebatkan, kita keluhkan, atau kita analisa. Ikhlas terima, nikmati dan hargai. Puji segala ketentuanNya termasuk ketentuan mengirimkan pasangan seperti yang ada sekarang, pekerjaan, boss, diagnosa, tumor, kanker, meninggalnya sahabat, atau orang tercinta. Semua punya Allah, terus apa hak kita complain? apa pula hak kita merasa berat melepas atau galau kalau ada yang meninggal? yang punya sudah manggil, kok. Kenapa kita harus merasa berat?
Ikhlas, nikmati, dan puji Allah atas semua keputusanNya atas kita dan atas semua makhlukNya.
Di tahap ini kita buang semua keluhan. Yang ada hanya ikhlas dan penghargaan. Allah yang Maha Besar tak menciptakan kerendahan dan kehinaan. Jadi tak ada lagi minder, merasa tak berharga, merasa didzalimi, dan lain sebagainya. Yang ada hanya penghargaan.
Arrahmaanirrahiim - Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
Salurkan rahman dan rahimNya kepada seluruh sel dalam tubuh kita. Bayangkan seluruh sel dalam tubuh kita menerima kasih sayang yang luar biasa besar dari Sang Maha Kuasa.
Salurkan rahman dan rahimNya kepada seluruh keluarga dan semua orang yang menyayangi dan mencintai kita, dan kita sayangi. Juga kepada semua orang yang membenci, mendzalimi kita atau kita dzalimi dan kita benci.
Di titik ini tak ada lagi benci, tak ada lagi dendam. Yang ada hanyalah sayang.
Maaliki yaumiddiin - yang menguasai di hari Pembalasan.
Bayangkan kita berada hanya berdua dengan Allah di Padang Mahsyar, tempat pembalasan dan pertanggung jawaban. Bayangkan kita bersujud dalam pertemuan sakral bersamaNya. Rasakan damainya berduaan denganNya. Rasakan indahnya pertemuan itu.
Iyyaka nabudu waiyyaaka nastaiin - Â hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan.
Lepaskan diri dari semua ikatan dunia. Tegaskan komitmen kita untuk hanya menyembahNya, bukan menyembah uang, dunia, pekerjaan, status, anak, keluarga, atau apapun selain Allah. Hanya Allah yang kita sembah. Lalu kenapa harus galau kalau kehilangan sesuatu? Kenapa harus sedih kalau ada apa-apa dengan keluarga?
Hanya kepadaNya kita minta tolong, jadi serahkan SEMUA hanya padaNya. Ini saatnya menumpahkan segala isi hati, mengadukan segala keberatan hidup. Kita tidak minta tolong pada makhluk. Minta hanya padaNya. Sehingga kalau ada makhluk yang memberi, sesungguhnya itu adalah dariNya.
Ihdinashirratal mustaqim - Tunjukilah Kami jalan yang lurus.
Saat semua sudah kosong, sudah dilepas dan sudah tumpah ruah hanya padaNya, mintalah petunjuk. Minta dibukakan pintu hikmah, agar kita tahu bagaimana kita harus mengartikan semua ujianNya dan tahu bagaimana harus merespon, sesuai petunjukNya.
Shiratalladzina an’amta alaihim ghairil maghduubi alaihim waladhaalin,  - (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.
Mintalah petunjukNya untuk memutuskan jalan. Penyembuhan jenis apa yang telah disediakanNya untuk kesembuhan kita? Keputusan apa yang akan membawa kebaikan lebih besar dan tidak mencelakakan kita? Jalan A atau jalan B? Minta petunjuk dan hidayahNya karena hanya Ia yang tahu.
Rasulullah pernah berkata bahwa sesungguhnya shalat itu ibarat mencuci kita lahir batin, lima kali sehari. Hal ini hanya akan terjadi kalau semua ayat benar-benar kita hayati dan resapi.
Dengan demikian seluruh jiwa kita tercuci bersih, dan hati pun perlahan-laha akan menjadi suci kembali.
Dan jiwa pun pelan-pelan akan menjadi jiwa yang mutmainah, jiwa yang tenang dan siap kembali kepadaNya.
Karena kita sudah kembali kepadaNya 17x setiap hari, di dalam al fatihah.
Dan setelah kita mampu bertemu denganNya setiap hari setiap kali membaca al fatihah, bawalah al fatihah setiap detik dalam hidup kita. Maka hidup kita pun akan menjadi hidup yang tenang, bebas galau, indah dan insya Allah sehat lahir batin. Kita pun akan menjadi rahmatan lil alamin, pembawa rahmatNya setiap hari, di mana pun kita berada. Bukan tak mungkin Allah sebarkan keberkahan dari kehidupan kita ke segenap penjuru dunia karena energi tak pernah mengenal batas.
Bukan tak mungkin pula apa yang kita lakukan dan katakan dengan jiwa al fatihah dalam setiap kata kita menjadi ilmu dan amal jariah yang menjadi penolong kita di akhirat.
Bukan tak mungkin pula semua itu menjadi kunci pintu surga Al fatihah bagi kita dalam keabadian nanti.
Insya Allah...
Nah, teman-teman, bagaimanakah kita dapat benar-benar mensucikan diri 17x setiap hari bersama Al fatihah?
Apa yang harus kita lakukan lebih baik lagi mulai hari ini agar al fatihah menjadi nyawa kita, perasaan kita, perkataan kita dan kehidupan kita?
Dan kenapa hal itu penting?
Terima kasih untuk Mas Thommy Setiawan, guru NAP Madani, yang telah berbagi ilmu ini hari ini. Semoga menjadi ilmu harian untuk Mas Thommy sekeluarga. Aamiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H