Mohon tunggu...
Indira Abidin
Indira Abidin Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Merasa Sudah Ikhlas Belum Tentu Benar-benar Sudah ikhlas

23 Maret 2017   08:36 Diperbarui: 23 Maret 2017   17:00 3259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi pun kembali berlalu tanpa kata. Hanya sunyi yang membawa renungan akan ikhlas. Ikhlas yang menyaksikan bahwa pikiran belum tentu kompak dengan jiwa dan badan. Bahwa badan selalu mengikuti hati, lebih dari mengikuti pikiran. Bahwa kita seringkali merasa sudah ikhlas, sudah baik-baik saja, tapi ternyata jiwa belum tentu ikhlas. Dan akhirnya badan mengikut saja tanpa berfikir.

Ikhlas juga bersaksi bahwa kadang ia butuh afirmasi berkali-kali untuk menurunkan ikhlas menuju jiwa, untuk bisa berkata pada tubuh. Karena jiwa selalu tahu bagaimana cara Allah menyembuhkan.

Ikhlas yang diminta Sang Penyembuh, sebagai syaratNya mulai turun tangan dan mengambil alih. Karena manusia manapun tak akan mampu menyembuhkan. Hanya Ia yang bisa dan mengizinkan.

Pagi yang sunyi tanpa kata membawa pesanNya masuk ke hati yang ingin disentuhNya, pesan ikhlas bagi hati yang mau mendengar, merasa dan berserah.

Apa lagi yang perlu kita ikhlaskan hari ini agar Allah bisa mulai masuk dan mengambil alih urusan kita? Mengapa hal ini penting?

Akan jadi manusia seperti apa kita kalau ikhlas selalu ada di pikiran, jiwa dan badan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun