Allah juga senang dengan mereka yang rajin bertaubat. Semua manusia punya dosa, jadi kita harus selalu meminta ampun padaNya.
"Barangsiapa yang menunaikan shalat Dhuha ia tergolong sebagai orang yang bertaubat kepada Allah. *"Tidaklah seseorang selalu mengerjakan shalat Dhuha kecuali ia telah tergolong sebagai orang yang bertaubat.” (HR. Hakim).
Tercatat sebagai ahli ibadah
Orang yang menunaikan shalat Dhuha akan dicatat sebagai ahli ibadah dan taat kepada Allah.
"Barangsiapa yang shalat Dhuha dua rakaat, maka dia tidak ditulis sebagai orang yang lalai.
Barangsiapa yang mengerjakannya sebanyak empat rakaat, maka dia ditulis sebagai orang yang ahli ibadah.
Barangsiapa yang mengerjakannya enam rakaat, maka dia diselamatkan di hari itu.
Barangsiapa mengerjakannya delapan rakaat, maka Allah tulis dia sebagai orang yang taat.
Dan barangsiapa yang mengerjakannya dua belas rakaat, maka Allah akan membangun sebuah rumah di surga untuknya." (HR. At-Thabrani).
Allah berjanji mencukupkan rizki mereka yang rajin shalat dhuha
"Wahai anak Adam, janganlah engkau merasa lemah dari empat rakaat dalam mengawali harimu, niscaya Aku (Allah) akan menyukupimu di akhir harimu.” (HR. Abu Darda).
Masuk pintu surga khusus Shalat Dhuha
Hidup di dunia sesungguhnya hanya sementara, dan tujuannya hanya untuk mencari bekal untuk masuk surga. Rutin Shalat Dhuha adalah salah satu bekal yang terbaik.
"Sesungguhnya di dalam surga terdapat sebuah pintu bernama pintu Dhuha. Apabila Kiamat telah tiba maka akan ada suara yang berseru, ‘Di manakah orang-orang yang semasa hidup di dunia selalu mengerjakan shalat Dhuha? Ini adalah pintu buat kalian. Masuklah dengan rahmat Allah Subhanahu Wata’ala.”(HR. At-Thabrani).
Yuk, shalat dhuha yuk. Memang kalau kita lihat banyak orang yang mendapatkan apapun yang kita inginkan, padahal mereka tidak melakukan ibadah apapun. Jangan lupa, Allah memberikan karunia bukan hanya sebagai hadiah tapi juga sebagai ujian. Banyak orang yang dibiarkan terlena di dunia dengan gelimang nikmat, dan akhirnya lupa pada jalanNya. Akhirnya tak akan ada bekal untuk hari akhir. Bukan nikmat seperti ini yang kita inginkan, bukan?