Mohon tunggu...
Indira Abidin
Indira Abidin Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Bagaimana Kita Bisa Menangkan Game Hidup Kita?

16 Januari 2017   23:22 Diperbarui: 18 Januari 2017   16:19 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hidup adalah sebuah game, permainan hebat di mana Sang Pencipta bertindak sebagai Game Master. Game ini punya satu tujuan: menciptakan kebaikan, mencegah keburukan. Setiap kali kita menciptakan kebaikan kita mendapat poin positif dan setiap kali kita melakukan keburukan kita mendapat poin negatif.

Bertambahnya poin membuat kita punya energi lebih banyak untuk meraih hadiah besar di depan: kebahagiaan hakiki. Berkurangnya poin mengurangi energi tersebut, bahkan bisa membuat kita game over lebih cepat.

Sang Pencipta menciptakan poin-poin itu di dalam tubuh kita yang akan berdampak pada seluruh kehidupan kita. Kita kenalan yuk dengan beberapa poin penting dalam tubuh kita.

Setiap kali kita memilih untuk melihat segala sesuatu dengan bahagia dan bisa mentertawakan apapun yang terjadi dalam hidup, kita mendapat Endorphine yang menambah poin kita. Rasa bahagia membuat kita menjadi bersemangat, berenergi dan bisa berlari cepat mencapai tujuan.

  • Serotonin: poin positif perasaan berharga

Setiap kali kita merasa terhormat, berharga, merasa penting, kita akan mendapat poin serotonin. Kekurangan poin serotonin bisa menyebabkan depresi dan mood yang tak terkendali.

Serotonin diproduksi di otak dan di usus, membantu mengelola mood, dan mengatur pergerakan usus. Serotonin juga membantu menutupnya luka dan menyehatkan tulang.

Berdekatan dengan orang lain, berpelukan, berbagi, berhubungan dengan pasangan, membahagiakan orang lain memberikan kita poin Oksitosin dalam game hidup kita.

Oksitosin membantu kita untuk menciptakan rasa percaya, intim dan mampu mengayomi dengan rasa penuh cinta.

Seorang ibu akan kebanjiran oksitosin saat melahirkan dan menyusui. Itulah sebabnya perempuan lebih mampu tampil sebagai sosok yang penuh cinta kasih.

  • Dopamin: poin positif pencapaian dan kesuksesan

Setiap kali kita membuat goal yang memotivasi, menantang dan kita yakin bisa mencapainya, kita akan kebanjiran dopamin. Dopamin juga muncul saat kita mampu mencapai goal-goal tersebut. Kekurangan dopamin membuat kita cenderung menunda, ragu, dan tidak antusias.

Para pemimpin, orang tua, guru perlu banyak mendorong semua yang dipimpin dan dibimbingnya untuk menciptakan goal-goal kecil, dan memberikan penghargaan saat setiap goal kecil dicapai

Setiap kali kita menghadapi (atau merasa menghadapi) bahaya kita akan kebanjiran kortisol. Tubuh siap perang, otot menegang. Pada saat itu energi tidak mengalir karena semua disiapkan untuk menghadapi bahaya.

Kalau bahaya yang muncul adalah ular atau api, kortisol penting karena kita memang harus siap. Tapi seringkali “bahaya” di sini muncul dalam bentuk perasaan tertekan oleh boss atau pasangan, perasaan tidak mampu, takut akan kanker, dan lain-lain “bahaya” yang ada dalam pikiran. “Bahaya” dalam pikiran seperti itu tidak hanya hadir sebentar tapi terus menerus hadir selama hidup kita. Kalau kita terbiasa membenci boss, meskipun kita berganti boss pun pola membenci boss akan terus ada sehingga kita akan terus dihadapkan pada stress ini di manapun kita berada.

Nah ini bahaya karena tubuh akan terus tegang, imunitas turun, energi pun tak mengalir. Tubuh kehilangan kemampuan menyembuhkan diri sendiri. “Boro-boro mau berfikir kesembuhan, kita harus siap perang terus,” kata otak. Hal inilah yang mengurangi poin kita, dan hati-hati, kita bisa cepat game over.

Tugas kita adalah memperbanyak poin-poin 1-4 dan membatasi poin 5. Memperbanyak cara pandang positif dan bahagia yang memunculkan endorfin, perasaan berharga yang memunculkan serotonin, berbagi, mengasih dan menyayangi yang memunculkan oksitosin dan bekerja mengejar goal-goal kecil serta mensyukuri setiap keberhasilan yang dicapai untuk memperbanyak dopamin.

Tugas kita juga untuk selalu ikhlas, menerima semua ketentuanNya, dan mensyukuri karuniaNya yang manapun yang dihadirkan dalam hidup. Hal ini penting agar kita mampu mengelola perasaan marah, takut, sedih, khawatir, galau yang bisa menciptakan stress berkepanjangan sehingga kortisol tidak mengurangi poin kita.

Kita juga perlu membantu orang lain untuk melakukan hal yang sama, terutama kalau kita adalah orang tua, guru dan pemimpin. Membantu orang lain akan memberikan poin ganda bagi kita.

Dalam blog ini saya akan membahas poin-poin ini, yang juga secara ilmiah dikenal sebagai hormone dan neurotransmitter. Dalam blog post berikutnya kita akan melihat apa saja yang perlu kita lakukan untuk bisa memenangkan game kehidupan kita dengan memperbanyak poin positif dan mencegah munculnya poin negative.

Jangan lupa subscribe, berlangganan, agar kita bisa jumpa kembali membahas poin-poin permainan hidup kita.

Nah, bagaimana cara termudah dan terbaik yang bisa kita lakukan sekarang juga untuk bisa menambah poin 1-4 dan membatasi poin 5?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun