Mohon tunggu...
Indira GhinaAndini
Indira GhinaAndini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswi yang minat pada psikologi dan menulis cerita

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kisah Hidup Pria Paruh Baya Setelah Ditinggal Ibu Terkasih

16 Januari 2024   21:37 Diperbarui: 16 Januari 2024   22:09 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pria paruh baya yang di kenal dengan nama Levi, kini hidup jauh dari kata senang. Setelah kehilangan ibunya, dia mengalami gangguan mental, seperti kesulitan berkomunikasi yang mengakibatkan ia tidak memiliki teman. Kondisi ini terjadi setelah ibunya dipanggil oleh sang pencipta pada tahun 2010. Kini Pak Levi hidup sebatang kara di sebuah perumahan yang terletak di Bandung Timur.

Pak Levi berasal dari keluarga keluarga menengah ke atas yang sangat memprioritaskan akademik, hingga Pak Levi pun kini bergelar Drs. Namun semua itu terasa sia-sia setelah apa yang menimpa Pak Levi hingga sampai di titik ini.

Kini segala kebutuhan hidup Pak Levi di bantu oleh saudara kandungnya. Aktifitas Pak Levi sehari-hari adalah membersihkan rumah, mencuci baju, memberi makan kucing liar yang menjadi peliharaannya, dan membeli makanan. Terkadang ia keluar dari rumah menggunakan pakaian yang tidak sopan, seperti kaus dalam dan celana pendek.

Di lingkungan tempat ia tinggal, terkadang warga membantu dengan cara memberi makanan. Setiap sore ia sering berjalan santai sembari membeli camilan. Awalnya, RT setempat membantu Pak Levi dalam segi ekonomi, ia dipekerjakan sebagai petugas bersih-bersih. Namun dengan kekurangan yang ia miliki, tidak berjalan lama akhirnya ia pun di berhentikan.

Pak Levi hidup sebatang kara, tidak punya isteri ataupun anak. Sangat jarang melihat keluarganya berkunjung, mungkin karena kesibukan masing masing. Namun, berkat simpati dari warga sekitar, Pak Levi tidak merasa di kucilkan. Bahkan setiap RT mengadakan acara seperti 17-an, ia tetap di undang dan mengikuti acara tersebut.

Dengan segala cobaan dalam hidupnya, Pak Levi tetap menjalani hari-harinya dengan ketabahan. Meskipun hidup sebatang kara dan mengalami kesulitan, ia tidak pernah kehilangan sikap positif dan kebaikan hatinya. Meskipun terkadang dihadapkan pada keterbatasan ekonomi dan sosial, Pak Levi tetap bersyukur atas setiap kebaikan yang diterimanya dari tetangga dan lingkungan sekitar. Dibalik segala tantangan, Pak Levi tetap menjadi sosok yang baik dan penuh dengan rasa syukur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun