Pola perkembangan yang konsisten menunjukkan bahwa instansi-instansi tersebut memang berpotensi untuk terjadi, sama halnya dengan kasus budaya wibu dan Kpop stans dengan berbagai konvensi, event, eksposur dan bahkan peluang usaha. Peluang yang ditawarkan oleh meluasnya subkultur ini termasuk apresiasi seni, mulai dari art commissions hingga ciri khas yang identik dengan aktivitas Furries; fursuit commissions. Dengan perencanaan dan gerakan komunitas ke arah yang positif, maka Furries dapat menjadi tren subkultur besar selanjutnya.Â
Dari segala rintangan dan kemajuan yang telah dihadapi oleh komunitas Furries sebagai sebuah subkultur yang kian berkembang, pada akhirnya semuanya merupakan aspek yang saling mendorong anggota subkultur ini untuk terus membangun komunitas yang ramah. Layaknya subkultur lainnya, hambatan-hambatan, perdebatan dan pro-kontra akan terus ada tidak terkecuali di komunitas Furries sekalipun. Sebagai generasi pengguna internet yang rajin di era digital, ada baiknya bagi kita untuk bijak-bijak memilih konten yang kita konsumsi dalam komunitas apapun dan afiliasi subkultur manapun. Yang terpenting adalah untuk terus berkarya dan menggunakan kegemaran kita dan fasilitas internet untuk menghasilkan sesuatu yang positif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H