Hen Tecahi Yo Onomi T'Mar Ni Hanased - "Dengan satu hati, kami membangun tanah ini, kalau dua hati bisa membuat perpecahan, keributan, kekacauan karena kerja medua hati, yang tentunya tidak setiap dengan pimpinannya," seperti itulah motto kota Jayapura.
Sentani, 1 Desember 2018 pukul 07.00 WIT tibalah saya di kota dengan julukan "Surga Kecil yang Jatuh ke Bumi". 1 kali transit dengan lama perjalanan +-8jam. Surabaya ke Makassar, lalu dilanjutkan Makassar ke Jayapura.
Destinasi pertama yang saya tuju, adalah
Ini masih Hidden Gem!! belum banyak di publikasikan di media sosial. Masih di kawasan Bandara Sentani, warga sekitar menamainya Kali Bening. karena letaknya dibawah Pegunungan Kapur yang sudah mulai terkikis karena ulah manusia.
Keesokan harinya, saya berkunjung ke tempat fenomenal di Jayapura, IYA!! Bukit Teletubbies di Sentani. Ini adalah kali pertama saya naik bukit. Kesannya, menarik, berkesan, dan ingin naik lagi. Perasaan saya saat masih berada di bawah, "bisa kah saya mencapai puncak?" hahaha karena jujur saja saya tidak ada pengalaman naik gunung dan juga saya termasuk obesitas. Melawan rasa ragu, saya hanya berpegang pada prinsip Arek-Arek Suroboyo! Salam Satu Nyali, Wani Thok!!
TADAAAAA!!! Here I'm. Woyyyy gue udah diatas nihh. Dengan dibantu support melewati tanjakan yang licin, ke-enggan-an untuk naik, berpikir ribuan kali naik-engga-naik-engga. Gak nyangka udah diatas ajaaa. Yaaah seperti turis (domestik) pada umumnya yaah, kita berselfie duluuu jo.
Petjahhhhhh coyyy rasanya!!
Seturun dari Bukit Teletubbies, isi perut dengan makanan sejuta umat, KFC, HAJAR COYYYY!!!
Ditengah perjalanan dari Sentani ke Kota Jayapura, saya menemukan ada acara upacara adat, dan SAYA TERCENGANG!!!
Tenyata begini penampakan warga daerah yang mengenakan baju adat
papua, Koteka. Jujur saja saat itu, saya ingin turun dan mengikuti proses upacara adat. Baru saya ketahui, kalau hari itu merupakan hari kemerdekaan rakyat
Papua.Â
Tapi, saya dihalang-halangi oleh teman saya dengan alasan, itu tidak aman buat saya, karena saya berkulit putih, berwajah chinese, postur tubuh tinggi. Mereka akan mengira saya penyusup yang ingin merusak hari kemerdekaan mereka. Sedih sekali karena saya hanya bisa mengabadikan di dalam mobil saja.Â
Lanjut sore hari, melancong ke Jayapura City, The Highest City View in Jayapura.
And, what you can see is....Â
PORT!!! IYA!! Itu adalah pelabuhan peti kemas di Jayapura. Kenapa saya sangat bahagia? Hehe karena saat itu saya bekerja di salah satu perusahaan pelayaran peti kemas, Mentari Line. Saat itu, memang Mentari Line tidak ada rute ke Jayapura.Â
Tapi saya camkan di benak saya, "one day, I'll working in one of the biggest shipping line in this city". As you can see, saat itu di Jayapura hanya ada Tanto, Spil, Temas. Alhamdulillah 10 bulan sepulang saya dari Jayapura, saya taken kontrak dengan Temas Line.Â
Hahaha, terkadang saya merenung, dan yang selalu saya bilang kepada diri saya adalah, "berbicaralah yang positif, karena ucapan adalah doa".
TERBUKTI!!
Saya pernah berucap, "one day, saya ingin pergi ke Timur Indonesia" checklist done!!
juga saya pernah berucap, "ingin bekerja di salah satu pelayaran peti kemas terbesar di Indonesia" Alhamdulillah sudah pernah terwujud.
ahahahai!!!! lanjut ke wisata selanjutnya!!
Kalibiru!! Termempesona selama saya berada di Papua!! Tuhan terima kasih atas rakhmat dan berkatMu, saya bisa mengunjungi Wilayah Timur Indonesia.
Berfoto ria dulu dengan warga asli Papua yang sedang mengunyah pinang / menyirih. Tuhkan, jangan pada komen perbedaan warna kulit yaahh.
Melompat lebih tinggi di Kalibiru yang dilakukan oleh teman yang saya jadikan adik. Dia yang menjadi Tour Guide selama saya di Jayapura.
narsis nihhh ceritanya yoga ala-ala.
Okelah saatnya kembali ke Laptop. Bukan!! kembali ke realita. Markipul. Mari Kita Pulang.
Until we meet again, Papua.
Ngopi cantikkk dulu.
Singgah sebentar di Sorong. Greetings from Domine Eduard Osok Airport.
Lanjut OTW Makassar. Singgah 1 hari di Makassar.
Ngefoto tiket pesawat tuh walaupun alay, tetep dilakuin hahaha. Penting dan Wajib Tau!!
Sarapan yang Anti-Mainstream, yaitu sarapan di pesawat.
Okay, cukup di sini cerita kita. Mari kita bekerja tuk dapat berwisata kembali.
Sebagai penutup, saya Indira Rachmwati, nim 20131057, STIAMAK Barunawati, menghaturkan Puji Syukur bukan berarti sombong bisa makan enak dan naik pesawat mahal. Cuman agak congkak sedikit. Hehehe bercanda sayang!!Â
Pelajaran yang dapat diambil hikmahnya adalah rajin bersyukur dan jaga ucapan yang baik-baik, sesungguhnya perkataan baik lisan maupun tulisan akan di dengar oleh Allah SWT pada saat yang tepat. Spread Love to all of you who read this. I love you so much, xoxo!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Trip Selengkapnya