Perbedaan masa lalu, masa sekarang, dan masa depan menjadi hal yang tidak mungkin disatukan. Wacana tentang bisa melewati berbagai masa masih menjadi angan-angan semata di dunia nyata. Tapi, pernahkah kamu berpikir kamu bisa melintasi masa yang berbeda hanya dengan menulis surat?
Keigo Higashino memberikan kita sebuah cerita fiksi fantasi yang menggunakan peristiwa "melintasi masa" dengan cara yang unik, yaitu melalui surat dalam novelnya Keajaiban Toko Kelontong Namiya.
Sinopsis Novel Keajaiban Toko Kelontong Namiya
Atsuya, Shota, dan Kohei masuk ke dalam sebuah rumah tua yang digunakan mereka untuk bersembunyi setelah melakukan pencurian. Setelah ditelisik, rumah tua itu merupakan sebuah toko kelontong yang terkenal memberikan konsultasi masalah. Toko Kelontong Namiya.
Niat hati mereka hanya menggunakan rumah itu sebagai tempat persembunyian, malah berakhir membawa mereka dalam suatu kejadian tak masuk diakal. Surat-surat konsultasi masalah datang. Tapi, berasal dari masa yang berbeda.
Dari sinilah, ketiga pemuda itu berkorespondensi dengan para pemilik surat-surat yang berbeda masa itu. Kebingungan, marah, kesal, dan berakhir menjadi bijak. Ketiga pemuda itu menjadi orang yang tidak pernah mereka pikirkan sebelumnya.
Cerita Fantasi yang Menghangatkan Hati
Novel karya Keigo Higashino ini menarik perhatian masyarakat di Indonesia beberapa waktu ini. Banyak orang yang merekomendasikan buku ini bahkan membuat buku ini masuk ke rak best seller di toko buku besar.
Pada awalnya, saya tentu bertanya-tanya sebagus apa cerita ini? Mengapa ulasan tentang buku ini beberapa kali lewat di beranda media sosial saya? Siapa pula Keigo Higashino ini? Mengapa karyanya menjadi karya yang direkomendasikan orang lain?
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Tentu, saya berakhir penasaran dengan karya-karya Higashino-san. Saya telah membaca karyanya yang lain, seperti Kesetiaan Mr.X, Malice, dan Pembunuhan di Nihobashi. Semuanya itu genre misteri kasus pembunuhan.
Itu semua berbeda dengan Keajaiban Toko Kelontong Namiya. Genrenya lebih ke fiksi fantasi. Perlu saya akui, premis ceritanya menarik. Karena bagaimana bisa kamu saling mengirimkan surat di masa yang berbeda? Tetapi, namanya juga fiksi fantasi. Hal tidak mungkin akan menjadi mungkin.
Yang saya soroti adalah ternyata penggambaran cerita ini dieksekusi dengan baik. Ada pembelajaran tentang kehidupan yang bermakna di dalamnya. Kita akan memahami bahwa kita harus melakukan apa yang kita suka dengan sepenuh hati. Itu salah satunya.