Mohon tunggu...
Indi Kusuma Hati
Indi Kusuma Hati Mohon Tunggu... Freelancer - Blog Contributor

Seseorang yang gemar membaca dan belajar untuk menulis dengan baik. Berusaha untuk menjadi manusia yang mau mengembangkan diri, mengeksplor, meriset, dan menulis tentang banyak hal yang bisa berguna bagi banyak orang.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Review Novel Keajaiban Toko Kelontong Namiya Karya Keigo Higashino: Melintasi Masa Melalui Surat

18 November 2024   10:25 Diperbarui: 18 November 2024   10:50 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perbedaan masa lalu, masa sekarang, dan masa depan menjadi hal yang tidak mungkin disatukan. Wacana tentang bisa melewati berbagai masa masih menjadi angan-angan semata di dunia nyata. Tapi, pernahkah kamu berpikir kamu bisa melintasi masa yang berbeda hanya dengan menulis surat?

Keigo Higashino memberikan kita sebuah cerita fiksi fantasi yang menggunakan peristiwa "melintasi masa" dengan cara yang unik, yaitu melalui surat dalam novelnya Keajaiban Toko Kelontong Namiya.

Sinopsis Novel Keajaiban Toko Kelontong Namiya

Atsuya, Shota, dan Kohei masuk ke dalam sebuah rumah tua yang digunakan mereka untuk bersembunyi setelah melakukan pencurian. Setelah ditelisik, rumah tua itu merupakan sebuah toko kelontong yang terkenal memberikan konsultasi masalah. Toko Kelontong Namiya.

Niat hati mereka hanya menggunakan rumah itu sebagai tempat persembunyian, malah berakhir membawa mereka dalam suatu kejadian tak masuk diakal. Surat-surat konsultasi masalah datang. Tapi, berasal dari masa yang berbeda.

Dari sinilah, ketiga pemuda itu berkorespondensi dengan para pemilik surat-surat yang berbeda masa itu. Kebingungan, marah, kesal, dan berakhir menjadi bijak. Ketiga pemuda itu menjadi orang yang tidak pernah mereka pikirkan sebelumnya.

Cerita Fantasi yang Menghangatkan Hati

Novel karya Keigo Higashino ini menarik perhatian masyarakat di Indonesia beberapa waktu ini. Banyak orang yang merekomendasikan buku ini bahkan membuat buku ini masuk ke rak best seller di toko buku besar.

Pada awalnya, saya tentu bertanya-tanya sebagus apa cerita ini? Mengapa ulasan tentang buku ini beberapa kali lewat di beranda media sosial saya? Siapa pula Keigo Higashino ini? Mengapa karyanya menjadi karya yang direkomendasikan orang lain?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Tentu, saya berakhir penasaran dengan karya-karya Higashino-san. Saya telah membaca karyanya yang lain, seperti Kesetiaan Mr.X, Malice, dan Pembunuhan di Nihobashi. Semuanya itu genre misteri kasus pembunuhan.

Itu semua berbeda dengan Keajaiban Toko Kelontong Namiya. Genrenya lebih ke fiksi fantasi. Perlu saya akui, premis ceritanya menarik. Karena bagaimana bisa kamu saling mengirimkan surat di masa yang berbeda? Tetapi, namanya juga fiksi fantasi. Hal tidak mungkin akan menjadi mungkin.

Yang saya soroti adalah ternyata penggambaran cerita ini dieksekusi dengan baik. Ada pembelajaran tentang kehidupan yang bermakna di dalamnya. Kita akan memahami bahwa kita harus melakukan apa yang kita suka dengan sepenuh hati. Itu salah satunya.

Kamu Mungkin Akan Bosan Membacanya

Novel ini termasuk novel yang tebal, sekitar 400 halaman. Bagi orang-orang yang tidak biasa membaca buku tebal, kemungkinan besar akan cepat bosan. Pasti mau cepat-cepat ending saja.

Ditambah nama-nama tokoh Jepang yang sulit untuk diingat, membuat kemungkinan besar ada pembaca yang miss dalam memahami cerita.

Perlu diingat juga bahwa novel ini tidak mempunya konflik utama yang menggemparkan yang harus diselesaikan di akhir. Setiap bagian-bagian ceritanya memang ditujukan untuk menceritakan bagaimana koneksi antara Toko Kelontong Namiya dengan para pengirim surat.

Tapi, saran saya, tetaplah baca sampai akhir. Setidaknya kamu semakin lama semakin sadar apa hubungan di antara para tokohnya.

Benang Merah dalam Toko Kelontong Namiya

Awalnya saya kira buku ini akan fokus kepada tokoh tiga pemuda yang menerima surat-surat yang tiba-tiba datang. Tetapi, ternyata tidak. Ini termasuk spoiler jadi harap kebijaksanaannya.

Tidak hanya fokus pada tiga pemuda penerima surat, tapi juga fokus kepada para pengirim surat. Saya juga sarankan bagi pembaca untuk fokus dengan ceritanya karena alur cerita ini maju mundur.

Kamu juga bakal menarik benang merah yang ada dalam buku ini di bagian-bagian akhir cerita. Ternyata hal ini berhubungan dengan hal itu. Ternyata tokoh ini pernah bertemu dengan tokoh itu. Semuanya saling terkoneksi satu sama lain meski adanya perbedaan masa.

Pada akhirnya, saya merekomendasikan ini bagi pembaca yang suka dengan cerita fantasi tapi juga heartwarming. Buku ini cocok untuk dibaca di tengah kesibukan kerja dan aktivitas yang menggunung sehingga kita bisa lepas dari ikatan waktu yang mencekik.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun